Titik Balik, Suami di-PHK : Aku Jadi Direktur




…
Simak yuk! Ada artikel menarik lainnya di sini:
Titik Balik, Suami di-PHK : Aku Jadi Direktur
…
Simak yuk! Ada artikel menarik lainnya di sini:
Teteh Maryam Aliyya Al Kindi #hijabercilik #kindlyhijab melaksanakan ibadah umroh di usia 10 tahun.
Adakah koneksi atau provider internet super canggih? Kalau kita masih bergantung kepada selain Allah Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri maka kita pasti akan kecewa … kenapa? Ya … Masalah semacam roaming international, hilang sinyal, atau habis kuota atau habis baterai plus power bank pun 0%. Malah aku baru saja mengalami di blokir karena belum registrasi ulang … Jadilah tak bisa masuk maupun keluar. Lucunya lagi pas perlu ketemu seseorang tak bisa dihubungi karena diluar jangkauan ha3 … Begitulah secanggih-canggihnya buatan manusia pastilah ada kekurangannya.
Lalu … Kenapa kita malah lebih tergantung pada alat-alat komunikasi buatan manusia? Bukannya memanfaatkan ke-Maha Canggihan Allah yang telah menurunkan firman-firman-Nya di dalam Al-Qur’an … Berapa lama kita membaca kalimat-kalimat Illahhi Rabbi di dalam kitab suci ini -bila tak memgerti artinya terjemah dalam bahasa seluruh bangsa di dunia telah disusun oleh para ahli tafsir, Masyaallah …
Semua isi Al-Qur’an mengandung hikmah … Janganlah kita sampai hilang sinyal dengan Allah Yang Mahasuci lagi Mahabenar … ketika hendak keluar pintu King Fadh, aku dan Teteh melihat spanduk besar di Masjidil Haram tepat di dekat deretan wadah air zam-zam. Isinya adalah cara men-download aplikasi Al-Qur’an beserta bahasa terjemahannya … Alhamdulillah free alias gratis! Jadi manakah lagi nikmat tuhan-mu yang kamu dustkan? dan jadi alasan bermalas-malasan untuk membaca menghafal memahami serta mempraktekkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an dengan ikhlas … Sungguh aku sering merasa malu kepada Teteh yang semangat sekali berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Jangan lagi karena alasan sibuk kita melupakan berkomunikasi kepada Allah Yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar dengan membaca Al-Qur’an … Kita tentu tidak ingin sampai di blokir oleh-Nya bukan? Apalagi sampai dicabut nomor kita dan tak diakui lagi sebagai hamba-Nya yang taat naudzubillah min dzalik … Bermohonlah selalu dalam hidayah-Nya dalam lindungan-Nya dan menjadi hamba-Nya yang dilimpahi rahmat dan kasihsayang-Nya aamiin.
…
Simak juga artikel menarik berikut ya …
Seusai tawaf 7 kali putaran Teteh Maryam Aliyya Al Kindi #hijabercilik #kindlyhijab melaksanakan shalat 2 rakaat di belakang Maqam Ibrahim, pada rakaat pertama membaca Al-Fatihah dan Al-Kafirun sedang pada rakaat kedua membaca Al-Fatihah dan Al-Ikhlas.
Kemudian minum air zam-zam dengan membaca doa: “allahumma innii asaluka ‘ilmaa naafi’aa wa rizqaan thayyibaa wa ‘amalaa mutaqabbalaa.” Alhamdulillah selama menunaikan ibadah di tanah suci Teteh gemar sekali meminum air zam-zam dan antusias mengisi botol untuk dibawa bekal ke penginapan. Jadi hampir tiada hari tanpa minum tanpa air zam-zam kecuali diselingi minum susu dan teh tarik yang yummy banget ha3 … ;
Suatu senja sambil menanti waktu shalat Maghrib, suasana Masjidil Haram di area perempuan lantai 1 cukup lengang … Aku meminta tolong kepada Teteh untuk mengambil Al-Qur’an dengan terjemah. Teteh membawa satu Al-Qur’an yang disampulnya tertulis ‘Hausa’. Hhmmm … Bahasa negara mana gerangan? Aku belum pernah tahu nih …
Sekali lagi karena sedang puasa internet tak bisa searching deh! Lalu aku ajak Teteh membaca Al-Fatihah dan terjemahan dalam bahasa Hausa dan sambil mengingatkan kembali terjemah Al-Fatihah dalam bahasa Indonesia. Selesai membaca bahasa Hausa yang aku tak mengerti sedikitpun … he3 … Alhamdulillah, waktu shalat Maghrib semakin dekat dan sekeliling kami pun makin padat.
Teteh membasuh wajahnya dengan air zam-zam dari botol agar segar kembali. Qadarullah tepat di belakang Teteh ada 4 kaka beradik, salah satunya bayi lucu sekali rambutnya sangat ikal, hidungnya bulat, dan matanya besar berkedip menatap Teteh … Waaahhh … Masyaallah bayi itu tersenyum. Gemasnya …
Kakak perempuannya ada yang seumur Teteh mengajaknya bermain hingga bayipun tak rewel, walau kudengar sekejap tangisan si bayi reda kembali jika diberi minum air zam-zam dan makanan kecil. Selesai shalat Maghrib dan Isya … Kedua anak perempuan itu mengambil Al-Quran dengan sampul Hausa. Ya Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui mengabulkan keingintahuanku.
Aku tanya kepada anak perempuan seumuran Teteh, “Can you speak english?” anak tertua menjawab, “Yes.”
Senyumku mengembang senang sekali … Aku tanya lagi, “Where are you come from?” Dia menjawab pelan namun tetap terdengar jelas, “Nigeria.”
Barakallah … Ternyata bahasa Hausa adalah bahasa resmi negara Nigeria selain bahasa Inggris karena dahulunya negara Afrika Barat ini di jajah oleh Inggris. Aku salami kedua anak itu dan kuberikan hadiah bros. “It’s gift for you.” Mereka pun menerima sambil tersenyum. “Thank you,” jawab mereka.
Kembali aku dan Teteh menyalami mereka saat akan meninggalkan area shalat. Sambil pamit Teteh berucap, “Nice to meet you … Assalamu’alaikum.”
Sejarah mencatat bahwa Hajar ibunda Nabi Ismail. Beliau adalah istri Nabi Ibrahim yang berjuang sendirian di bumi yang tandus Bakkah. Ya … Hajar berlari 7 kali antara Shafa dan Marwa mencari rahmat Illahi Rabbi dan keluarlah air zam-zam yang hingga kini masih deras saja mencukupi kebutuhan para peziarah tanah suci.
Hajar berkulit hitam sebagaimana nama batu di dinding Ka’bah ‘Hajar Aswad’. Ternyata daerah asal Hajar adalah benua Afrika seperti 4 orang kaka beradik yang kami temui di Masjidil Haram tadi … Allahuakbar …
…
Yuk! Ikuti juga kisah menarik lainnya di link berikut:
Masyaallah … Dimanakah di muka bumi ini sebuah tempat seperti Baitullah?
Ka’bah kiblat shalat wajib 5 waktu yang tiada henti, dijadikan poros tawaf tujuh kali putaran, diiringi dzikir, dan doa kepada Allah yang Maha Suci lagi Maha Besar serta lantunan ayat Al Quran. Tempat yang senantiasa dirindu milyaran umat Islam. Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah memberikan ganjaran shalat di Masjidil Haram pun berlipat 100.000 kali. Barakallah …
Teteh maryam aliyya al kindi #hijabercilik #kindlyhijab saat umroh melakukan tawaf tujuh kali putaran. Seusai ibadah umroh pun bila ada kesempatan teteh melaksanakan tawaf sunnah.
Gedung pencakar langit di latar belakang itu pun tak akan mampu menyaingi … Apalah lagi gedung-gedung atau tempat-tempat lain tak ada yang akan mampu menjemput rindu hingga tiada pernah kata tak ingin kembali … Selalu saja bermohon suatu hari nanti kembali bersujud di sini menangis berurai airmata hingga lidah pun kelu hanya jiwa yang mampu bersuara bersama denyut jantung dan tarikan nafas Ya Allah … Ya Rabbal’alamin …
Tumben nih Teteh mau difoto pose manja sama kesayangannya … Barakallah.
Teringat kisah Rasulullah shalallaahu alaihi wassalaam suatu hari sedang shalat di Masjidil Haram, ketika Nabi shalallaahu alaihi aassalaam sedang sujud seorang kafir menumpahkan kotoran unta di atas punggung beliau di antara dua bahunya, kotoran itu cukup banyak sehingga Beliau tidak mampu bangkit. Fatimah ra mendengar kejadian itu langsung datang menemui ayahandanya tercinta dan membersihkan tubuh ayahnya sambil menangis.
Baru setelah bersih, Beliau bisa mengangkat kepalanya … dan berkata, “Jangan menangis, wahai putriku … Sungguh Allah akan menolong ayahandamu.” Lalu Nabi shalallaahu alaihi aassalaam berdoa, “Ya Allah … Hukumlah orang-orang Quraisy ini.” Kita tahu ketika dalam perang badar orang kafir tersebut menemui ajalnya. Terbayang kisah yang aku baca dalam buku The Great Story of Muhammad SAW … Sedih terasa betapa perjuangan dakwah tidaklah mudah. Fatimah ra anak perempuan kesayangan Rasulullah shalallaahu alaihi aassalaam di pelataran Ka’bah menangis karena ayahanda tercinta didzalimi diteror fisik oleh orang-orang kafir.
Aisyah ra meriwayatkan, “Ketika istri-istri Nabi shalallaahu alaihi aassalaam tengah bersama Beliau, tak ada seorangpun yang beranjak dari tempatnya, tiba-tiba datang Fatimah ra, yang melangkah persis seperti langkah Rasulullah shalallaahu alaihi aassalaam. Ketika melihatnya, Beliau langsung menyambutnya dan berkata, “Selamat datang putriku.” Beliau mendudukkannya di sebelah kanan atau di sebelah kirinya, setelah itu membisikkan suatu rahasia kepada Fatimah ra. Dia menangis tersedu-sedu, ketika Beliau melihat kesedihannya Beliau kembali membisikkan sebuah rahasia, Fatimah ra pun tertawa senang. Aisyah ra juga memuji Fatimah ra, “Aku tidak pernah melihat orang sebaik Fatimah ra setelah ayahnya.”
Aisyah ra menuturkan, “Aku tidak pernah melihat orang yang serupa benar sifat, sikap manjanya, pengorbanannya, serta cara duduk dan berdirinya dengan Rasulullah shalallaahu alaihi aassalaam selain Fatimah ra.” Jika Fatimah ra menghadap Nabi shalallaahu alaihi aassalaam, Beliau langsung berdiri, menciumnya, serta mendudukkannya di tempatnya, dan jika Rasulullah shalallaahu alaihi aassalaam menemui Fatimah ra dia berdiri dari tempatnya, memcium beliau, dan mendudukkan beliau di tempatnya. Kisah ini menggambarkan betapa dekat hubungan kasihsayang antara seorang ayah dengan anak perempuannya …
Dalam kisah sedih wafatnya Khadijah ra pun tersurat dalam sejarah bahwa Fatimah ra yang menjadi pelipur lara Rasulullah shalallaahu alaihi aassalaam hingga dilekatkan gelar “Ibu bagi ayahnya.” Aku sampaikan kisah yang selalu membuatku meneteskan airmata ini kepada Teteh, Masyaallah … Semoga Allah Yang Mahamulia lagi Maha Pemurah melimpahkan hikmah-Nya kepada kita aamiin.
…
Kisah menarik lainnya ada di link berikut:
Berbincang di pelataran Masjid Nabawi seusai shalat subuh ; dua muslimah Libya kaka beradik yang ramah dan sangat antusias membahas topik sekolah dan pendidikan islam, pantas saja ternyata mereka adalah guru di negaranya … Masyaallah mereka tertarik dengan pakaian teteh gamis putih tulang dengan jilbab panjang warna senada.
Alhamdulillah … di Madinah Teteh juga berjumpa muslim asal Baghdad Irak. Tiada disangka kami bisa berbincang dengannya dalam bahasa Inggris (diawal percakapan aku minta maaf tak pandai berbahasa Arab hanya sedikit saja faham kosa kata sederhana). Dia sangat senang ketika tahu Teteh sudah hafal juz amma. “Masyaallah … Masyaallah …” begitu ucapnya sambil tersenyum.
Sebelum berpisah Dia panggil, “Maryam … Maryam … here … gift for you.” Selembar 5 riyal diberikannya kepada Teteh sambil bilang, “You nice girl.” Betapa bahagianya menjadi pencinta Al-Qur’an membacanya menghafalnya memahaminya mengamalkannya semoga Allah yang Mahabaik lagi Maha Pemurah melimpahkan rahmat-Nya bagi para pencinta Al-Qur’an aamiin.
…
Baca juga artikel menarik di sini:
Jabal Uhud saksi perjuangan kaum muslimin, Alhamdulillah Teteh belajar sejarah peperangan yang terjadi di Jabal Uhud 6 km di sebelah Utara Masjid Nabawi. Tinggi gunung ini 1077 m dan panjangnya 7 km, terdiri dari batu-batuan granit, marmer merah dan juga batu-batu mulia.
Teteh Maryam Aliyya Al Kindi #hijabercilik #kindlyhijab sangat antusias turun dari bis menuju lokasi yang diarahkan oleh pemandu ziarah. Dia adalah seorang ustadz yang sedang menempuh pendidikan magister di Universitas Madinah, Masyaallah …
Bila kita memandang dari kejauhan tampaklah sosok merah berwibawa dan kesan khas di hati. Terlebih di sini telah gugur 70 syuhada dan dimakamkan di lapangan tempat terjadinya pertempuran. Kuburan ini dekat dengan Jabal Rumat. Kita di sunnahkan menziarahi makam syuhada Uhud demi mengingat bahwa suatu saat pasti kita akan mengalami kematian … Tiada yang tahu kapan waktunya, namun tiada seorangpun yang dapat menghindarinya innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Ada cerita menarik tentang shalat jenazah di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Awalnya Teteh enggan mengikuti shalat jenazah dengan alasan tidak tahu bacaannya. Namun saat diajak berziarah ke Jabal Uhud dan disampaikan keutamaan shalat jenazah yaitu mendapat pahala sebesar Jabal Uhud … Masyaallah … Teteh menjadi semangat untuk menjalankan shalat jenazah dan lebih utama lagi bila sampai bisa turut mengantar ke pemakaman dan membantu menguburkannya. Namun kegiatan terakhir hanya laki-laki yang diperkenankan.
Subhanallah … Suamiku beberapa kali sempat mengantar jenazah ke pemakaman Baqi dan kebetulan salah satu jenazah yang diantarkannya adalah jamaah umroh asal Indonesia. Kami jadi terkenang famili kami yang wafat saat beribadah haji juga saat umroh … Mereka dimakamkan di pemakaman Baqi di Madinah.
…
Simak juga artkel menarik lainnya ya …
Kisah umroh Teteh Maryam Aliyya Al Kindi #hijabercilik #kindlyhijab
Alhamdulillah … Di Madinah Teteh berjumpa muslim asal Baghdad Irak. Tiada disangka kami bisa berbincang dengannya dalam bahasa Inggris (diawal percakapan aku minta maaf tak pandai berbahasa Arab hanya sedikit saja faham kosa kata sederhana).
Dia sangat senang ketika mengataui Teteh sudah hafal juz amma. “Masyaallah … Masyaallah …” begitu ucapnya sambil tersenyum lebar. Sebelum berpisah Dia panggil Teteh, “Maryam … Maryam … Come Here … Gift for you!” Wow … Supraise! Dia menyerahkan selembar uang 5 riyal. Diberikannya kepada Teteh sambil berkata, “You nice girl …”
Betapa bahagianya menjadi pencinta Al-Qur’an membacanya menghafalnya memahaminya mengamalkannya semoga Allah Yang Mahabaik lagi Maha Pemurah melimpahkan rahmat-Nya bagi para pencinta Al-Qur’an aamiin …
…
Kisah menarik lainnya yang Teteh alami saat menjalankan ibadah Umroh adalah bermain dengan burung merpati. Baik di kota Madinah maupun di kota Makkah.
Burung merpati adalah hewan kesayangan Khadijah ra istri tercinta Muhammad Rasulullah saw. Di kota madinah, setiap kali Teteh pergi menuju Masjid Nabawi akan melewati Masjid Ghamamah. Selain bentuknya yang unik, ternyata di pelataran masjid banyak sekali burung merpati berwarna dominan abu-abu. Ada juga yang hinggap di kubahnya.
Teteh suka menyapa merpati itu. Entah merpati itu mengerti atau tidak? Hhhmmm … Tapi sepertinya merpati itu senang diajak ngobrol deh! Teteh mendekat dan kadang mengejar sambil tertawa riang … Ha3 … Jadilah merpati itu terbang berseliweran di atas kepala kami … Seru sekali.
Di kota Makkah pun Teteh senang melewati kerumunan merpati di jalur utama menuju Masjidil Haram. Kok ya Teteh tahu aja di situ bakal ada kerumunan merpati he3 … Padahal ada jalur sebelahnya yang sejajar tapi Teteh tidak memilih jalur itu karena tidak ada merpatinya. Alhamdulillah jarak 400-500 meter pulang pergi pun tak terasa melelahkan.
Selain berjumpa merpati, Teteh juga seringkali berpapasan dengan kucing. Iya loh! Aku heran kenapa Teteh seringkali tiba-tiba bertemu kucing yang entah dari mana munculnya? Dipanggilnya kucing itu, “Meoooonggg … pus …. meooongggg sini!” Trus ya kucingnya menatap Teteh, bahkan saat mereka berjalanpun sejenak berhenti dan menengok ke arah Teteh.
Ada kejadian lucu pas Teteh menarik tanganku yang siap masuk ke lobi hotel, “Buu … Lihat deh ada anak kucing. Tuh … itu lagi nenen sama induknya.” Aku celingukan mencari mana kucing ada di dekat sini. Eeehhh … Ternyata kucingnya ada di bawah tangga toko sebelah hotel. Waduh aku aja harus jongkok saking penasarannya, lah Teteh dari jauh bisa melihat ada kucing di sana. Beberapa orang memperhatikan kami, mungkin aneh juga ini ibu dan anak bela-belain pingin lihat kucing sampai jongkok begitu ha3 …
Saat di kota Madinah Teteh sengaja membawa roti isi daging buat dikasihkan kucing. Saat bertemu kucing di gate 5 diberikan rotinya, kucingnya malu-malu kucing hi3 … Baru dimakan setelah kami berdua berlalu dan melihat dari kejauhan.
Oya … Ini kisah sebelum Teteh berangkat Umroh. Jadi di halaman luar rumah tiba-tiba saja ada bayi kucing yang mengeong keras sekali. Teteh yang sedang membantu packing koper untuk Umroh lari keluar dan berteriak, “Ibuuuu … Tolong dong! Ada bayi kucing.” Aku ikut keluar dan menemukan bayi kucing masih lengkap dengan ari-arinya. Waaahhhh … Teteh minta ijin boleh mengurusnya. Ya Allah … Gimana atuh ya? Kan mau berangkat Umroh pasti akan ditinggal lebih dari 10 hari. Siapa yang akan mengurus? Jadilah saat Teteh Umroh, bayi kucing itu dititipkan di petshop langganan.
Lanjut ya kisah Teteh menangis waktu ingat babycat yang dititipkan di petshop selama kami Umroh. “Kangen Bu … sama Unicorn.” Hiiiksss … Aku bilang sambil mengusap punggungnya, “Doain aja Unicorn-nya sehat dan cepat besar.” Teteh bertanya, “Nanti dia masih kenal aku gak? Kan gak ketemu 10 hari.” Begitulah Teteh si penyayang binatang.
Aku belajar dari Teteh menjadi penyayang binatang. Asli aku gak terlalu suka pelihara binatang, tapi Teteh pernah waktu umur 4 tahun nangis pingin memelihara ayam yang bisa berkokok buat bangunin shalat Subuh … Sepertinya Teteh terinspirasi cerita gurunya di TK bahwa ayam berkokok tanda ada malaikat Masyaallah …
Teteh juga pernah pelihara kelinci, ikan, burung merpati dan sekarang kucing. Ya Allah Yang Mahasabar lagi Maha Penyantun berkahilah kami dan berilah kami rasa kasihsayang kepada makhluk lain ciptaan-Mu aamiin
…
Baca juga artikel menarik lainnya:
Kurma … Buah kecoklatan nan manis itu biasanya tak begitu istimewa buat Teteh #hijabercilik #kindlyhijab … Disantap saat sahur atau berbuka puasa di bulan Ramadhan.
Menurut Guinness World Records di tahun 2016, kebun kurma terbesar di dunia terletak di Provinsi Al Qasim, Arab Saudi yang merupakan milik Sulaiman Al Rajhi, pendiri Bank Al Rajhi bank Islam terbesar di dunia.
Kebun kurma ini memiliki luas sekitar 5.000 hektar dan ditumbuhi 200.000 pohon kurma dari 45 jenis kurma. Ternyata kebun kurma ini diwakafkan oleh Al Rajhi untuk kepentingan Islam. Hasil panennya dibagikan kepada lembaga-lembaga amal dan Haramain yaitu Masjidil Haram dan Masjid Nabawi setiap Bulan Ramadhan untuk buka bersama. Inilah yang tercatat sebagai wakaf terbesar di dunia.
Bukan hanya kebun kurma, Sulaiman Al Rajhi dikenal sebagai sosok dermawan dan senang menginfakkan hartanya untuk orang yang membutuhkan.
Beliau mendirian universitas dari uangnya sendiri dan memilih untuk hidup miskin dengan memberikan seluruh asetnya senilai 7 miliar dollar. Untuk menghargai jasa-jasanya Al Rajhi dipilih untuk menerima Anugerah Raja Faisal dari Kerajaan Arab Saudi. Beliau adalah legenda hidup bagi kita semua, ia menyadari bahwa harta ini adalah titipan Allah dan tak segan untuk menyerahkannya kembali bagi kepentingan Islam.
Sumber : https://www.rumahzakat.org/wakafkebunkurma/
…
Silakan mampir di link berikut:
Belajar dari kisah Maryam ibunda Nabi Isa as yang dihibur langsung oleh malaikat Jibril saat bersandar pada pangkal pohon kurma merasakan sakit akan melahirkan: “Janganlah engkau bersedih hati -alla tahzanii, sesungguhnya tuhan-mu telah menjadikan anak sungai di bawahmu, dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”
Aku bertanya kepada Teteh, Maryam Aliyya Al Kindi, apakah ingin mendengar kisah Bunda Maryam. bunda Nabi Isa as? Teteh mengangguk semangat sekali he3 …
Mengapa Allah Yang Mahamulia lagi Maha Pemurah memerintahkan Maryam yang sedang kesakitan hendak melahirkan harus menggoyangkan pangkal pohon kurma? Mengapa tidak seketika itu saja berguguran kurma yang masak di hadapan Maryam? Mengapa yang diberikan adalah anak sungai hingga pastinya Maryam harus berusaha mengambil air dengan menimba? Mengapa tidak langsung saja air itu ada dalam bejana di dekat maryam agar langsung bisa meminumnya?
Masyaallah … Sungguh Allah Maha Terpuji lagi Mahabijaksana inilah bentuk kasihsayang-Nya rahmat-Nya dan penghiburan-Nya kepada hamba-Nya yang terpilih Maryam Ibunda Nabi Isa as dengan bergerak dan berikhtiar mengerahkan daya upaya menggapai karunia-Nya. Itulah sejatinya apa yang disebut sabar. Maryam bersabar dalam kesakitan juga dalam mengemban risalah mulia melahirkan bayi yang menjadi tanda kebesaran Illahi Rabbi. Jibril berkata menghibur Maryam, “Makan, minum, dan bersenanghatilah engkau.”
Lalu … Apalah diri ini, rasanya tak patutlah berkeluh kesah -galau bahkan menyalahkan Allah Yang Mahabenar lagi Mahaadil bila hidup dilanda masalah dan diberikan ujian. Insyaallah semua masalah ada jawabannya dan semua ujian ada kelulusannya. Tinggal kembali kepada diri sendiri agar senantiasa memohon pertolongan kepada Allah Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa dengan sabar dan shalat. Sekali lagi … Mari belajar kepada Maryam ibunda Nabi Isa as dengan membaca Al-Qur’an surat Maryam (surat ke-19) ayat 16-40. Barakallah … Teteh senang sekali membaca surat Maryam karena dari sanalah namanya kami sematkan dan satu-satunya nama perempuan yang dijadikan nama surat di dalam Al-Qur’an.
…
Mampir juga yuk! Di sini:
Bulan purnama di atas langit Makkah … Masyaallah.
Hatiku sering tergetar bila memandang purnama … Begitupun kisah Ibrahim as yang pernah berpikir bahwa bulan dan bintang-bintang di langit adalah tuhan, namun saat benda langit ciptaan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaperkasa itu tenggelam dalam cahaya terang benderang matahari Ibrahim as berkesimpulan semua benda langit bukanlah tuhan …
Malam itu aku dan Teteh, Maryam Aliyya Al Kindi #hijabercilik #kindlyhijab melaksanakan shalat Maghrib dan Isya di Masjidil Haram. Selesai shalat kami menyempatkan untuk menuju pelataran Ka’bah.
Sesungguhnya Rabbil’alamin adalah Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Terpuji. Bapa memberi nama belakang bayi perempuannya -purnamasari- intinya sinar rembulan yang menjadi penerang kegelapan malam. Masyaallah … Menurut penuturan Beliau … Aku lahir saat purnama di bulan Ramadhan. Saat kami umroh bulan purnama mengiringi perjalanan sejak miqat hingga akhir ibadah. Karunia Allah Yang Mahamulia lagi Maha Pemurah membuatku tak henti melantunkan dzikir, doa, kalimat tayyibah dan ayat-ayat Al-Qur’an …
Airmatapun menemani dengan setia. Aku genggam tangan Teteh selama 7 kali putaran tawaf. Sesekali kami memandang Ka’bah … dan terus meninggi memandang langit Makkah berhias purnama. Subhanallahi wa bihamdih. Tiada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau-lah yang menciptakan aku.
Doaku melangit … “Aku adalah hamba-Mu, aku (yakin) dengan janji-Mu dan aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat, aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu … ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau … aamiin.” Semoga Allah Yang Mahabaik lagi Maha Penyantun mengabulkan.
Ya Allah … aku terharu sangat ketika selepas umrah – saat duduk menikmati suasana syahdu Masjidil Haram Teteh bertanya, “Ibu … waktu umroh doain Palestina gak?”
Aku balik tanya, “Teteh doain apa buat Palestina?” Teteh menjawab, “Aku doain palestina merdeka, jadi aku bisa ke Masjidil Aqsa dengan aman. Penjajah Israel hancur ya Bu …” Teteh ingin sekali hadir di Masjidil Aqsa Baitul Maqdis. Bismillah … Semoga Allah Yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar kabulkan aamiin …
Alhamdulillah saat di Madinah kami berjumpa muslimah Palestina saling memberi salam dan senyum. Masyaallah saat di Masjidil Haram kami shalat bersebelahan dengan muslimah Palestina. Dia guru Al-Qur’an dan bisa berbahasa Inggris. Teteh sangat senang dan menitipkan hadiah kecil yang dibalaskan dengan doa agar kami bisa mengunjungi Palestina. Kami pun berpelukan erat dan Teteh dicium sayang berulang-ulang sambil disebut namanya Maryam … Maryam … Maryam … Barakallah.
…
Kisah menarik lainnya ada di link berikut: