Isu Kemanusiaan Yang Bikin Baper

Standar

Apakah isu kemanusiaan yang selama ini membuat pikiran dan perasaanku terikat? Keterikatan pikiran dan perasaan ini bisa jadi memang terkait dengan nilai-nilai kemanusiaan yang aku anut.

Sepanjang 2014-2018, konflik, peperangan, dan persekusi tetap menjadi penyebab migrasi paksa dan peningkatan arus pengungsi. UNHCR pada laporannya pada tahun 2017 menyatakan setidaknya terdapat 68,5 juta orang yang lari dari negara asal mereka dengan berbagai macam alasan termasuk persekusi dan konflik. Isu Palestina, penindasan etnis Rohingya, perlindungan HAM pengungsi, dan migran mendominasi isu kemanusian internasional. Konstitusi negara melalui UUD 1945 dan prinsip 1948 Universal Declaration of Human Rights mengenai HAM tentu saja sangat menjunjung tinggi penuntasan isu kemanusiaan tersebut melalui berbagai pintu.

Negara Indonesia memperjuangkan dan mengarusutamakan kemerdekaan dan HAM Palestina melalui berbagai forum seperti Kaukus Palestina, forum bilateral dan multilateral contohnya Parliamentary Union of the OIC member states (PUIC) dan Asian Parliamentary Assembly (APA).

Isu Kemanusiaan adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mewakili ancaman kritis terhadap kesehatan, keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan komunitas atau sekelompok besar orang lainnya yang berada di dalam suatu wilayah yang sangat luas. Penyerangan kepada masyarakat yang berada di Al Aqsa dan penyerangan di Gaza bukanlah isu agama tetapi kejahatan kemanusiaan yang keluar dari nilai-nilai kemanusiaan yang melanggar kedaulatan rakyat Palestina.

Satu dari tiga pengelompokkan krisis kemanusiaan adalah Complex Emergencies atau keadaan darurat yang kompleks. Keadaan ini diakibatkan dari adanya kombinasi elemen alam dan buatan manusia sehingga menyebabkan kerentanan pada masyarakat. Dengan adanya konflik bersenjata yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan kesulitan masyarakat dalam mengakses kebutuhan kehidupan sehari-hari, permasalahan antara Palestina dengan Israel ini bisa dikelompokkan ke dalam Complex Emergencies.

Sejauh mengikuti apa yang terjadi di Palestina ternyata memang mengundang simpati dari berbagai kalangan masyarakat di dunia. Korban jiwa yang berjatuhan tidak hanya sebatas aparat bersenjata, tetapi juga penduduk sipil yang tidak bersalah termasuk anak-anak dan wanita yang tergolong ke dalam kelompok rentan. Dukungan dan bantuan untuk Palestina terus berdatangan dari berbagai negara dalam bentuk bantuan pangan, obat-obatan, dan sumbangan dana mengingat sulitnya warga Palestina untuk mendapatkan hak-hak tersebut akibat konflik yang terjadi.

Bersyukur sekali, negara Indonesia secara konsisten dalam diplomasi baik secara bilateral dan multilateral menggalang komitmen negara- negara sahabat untuk mendukung upaya UN Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) dalam membantu pengungsi Palestina serta perlindungan kelompok rentan seperti perempuan. Anak- anak, dan difabel dari serangan agresi militer Israel. Dalam Sidang Konsultasi PUIC pada Maret 2018, DPR RI menentang keras kebijakan Trump tentang pengurangan dana bantuan ke UNRWA melalui dukungan penuh proposed emergency items yakni respon terhadap kebijakan Trump mengenai pengurangan bantuan kemanusian, status legal kota Yerusalem, dan Hak- hak Palestina berdasarkan Hukum Internasional dan Resolusi PBB.

Konflik Palestina-Israel senantiasa mendapatkan perhatian khusus dalam setiap aktivitas dan politik luar negeri Indonesia, termasuk diplomasi Indonesia pada forum bilateral maupun multilateral. Negara Indonesia konsisten menyuarakan hak-hak rakyat Palestina, termasuk mendorong berdirinya negara Palestina yang merdeka, demokratis, sejahtera, dan hidup berdampingan secara damai dengan Israel dibawah prinsip “two-state solution”, terlebih dalam setiap kesempatan Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB.

Indonesia juga selalu mendorong agar DK PBB mengeluarkan keputusan yang produktif bagi penyelesaian masalah Palestina sebagai cerminan tanggung jawab DK PBB sebagai organ utama PBB yang mengurusi pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.

Aku menyikapi konflik antara Palestina dengan Israel dengan mengutamakan sisi kemanusiaan terlepas dari keberpihakan di setiap negara. Dengan menjadi manusia yang memuliakan manusia lainnya maka setiap manusia akan memiliki hak serta kesetaraan dan keadilan yang sama.

Mengajak Anak Peduli Isu Kemanusiaan di Palestina

Palestina adalah satu-satunya negara peserta Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 yang hingga kini belum merdeka. Pendudukan Israel atas Palestina masih berlangsung dan berbagai pelanggaran terhadap warga Palestina masih dilakukan. Secara bilateral, Palestina terus berupaya untuk menggalang pengakuan dari berbagai negara. Hingga 14 September 2015, tercatat 136 negara dari 193 anggota PBB telah mengakui Palestina sebagai negara.

Sepakat dengan nasihat bahwa belajar di masa kecil bagai mengukir di atas batu. belajar di masa tua bagai mengukir di atas air. Ya … Benar! Usia dini, anak-anak itu daya serap dan daya tangkapnya luar biasa untuk mempelajari sesuatu. Hal ini menjadi acuan bagi orang tua untuk mengenalkan keutamaan berbagai ibadah kepada anak.

Hal tersebut aku sampaikan kepada Teteh pada berbagai kesempatan. Kebetulan juga sekolah Teteh SD Islam PB Soedirman mengadakan penggalangan donasi kemanusiaan bersama lembaga kemanusiaan ‘Sahabat Palestina Memanggil’. Teteh menjadi ketua pengumpulan dana di kelasnya. Alhamdulillah … Kelas Teteh menjadi donatur terbaik.

Teteh juga ikut dalam kegiatan Adara Relief International di JCC Jakarta. Selain itu Teteh pernah ikut program Pesantren Kilat saat liburan sekolah sebanyak 3 (tiga) kali di Daarut Tauhid Bandung. Salah satu yang menarik pada program SanLat tersebut adalah berlatih berbagi dan menolong kepada sesama melalui DT Peduli.

Teteh melanjutkan pendidikan ke pesantren, aku terus memberikan dukungan berupa semangat dan -tentu saja finansial agar dia bisa berpartisipasi dan berempati untuk menolong sesama manusia. Pada saat ada bazar open house di SMP Qur’an Al Ihsan, Teteh membuka stand berjualan pakaian layak. Hasil penjualannya -seluruhnya didonasikan untuk Palestina dan negara lain yang sedang mengalami konflik -perang dan dijajah. Teteh diberi hadiah lukisan Baitul Maqdis oleh ayahnya yang mendapatkan dari Aman Palestin Aid for Freedom.

Dua pekan lalu di SMA Qur’an Asy Syahid tempat Teteh sekarang belajar, mengadakan kegiatan solidaritas Palestina. Teteh turut berpartisipasi dan menyisihkan uang sakunya untuk membantu saudara-saudara di Palestina, terutama anak-anak dan perempuan -rakyat sipil. Lembaga yang dijadikan mitra adalah Kasih Palestina.

Alhamdulillah … Pada hari Ahad 5 November 2023, baru saja Teteh ikut aksi solidaritas Palestina di Monumen Nasional bersama sekolahnya SMA Qur’an Asy Syahid. Aku juga hadir di sana untuk menyuarakan dukungan terhadap Palestina.

Intinya aku ingin Teteh menjalankan ibadah dengan ikhlas dan bahagia. Teteh memahami bahwa menjalankan perintah Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah adalah tanda kita bersyukur sebagai hamba-Nya. Betapa melimpah karunia-Nya kepada kita selama ini. Tak terhitung rahmat dan kasih-sayang-Nya telah diberikan kepada kita.

Aku juga mengajak Teteh untuk suka shadaqah atau bersedekah, terutama di bulan Ramadhan. Sebagaimana Rasulullah shalallaahu alaihi wassalaam telah memberikan teladan. Bila mampir ke masjid, Teteh aku ajak mengisi kotak amal jariyah. Walau uangnya dari aku, tapi Teteh yang memasukkannya ke dalam kotak.

Di lain kesempatan Teteh ikut membuat makanan kecil untuk ifthar jamaah di masjid dekat rumah. Aku ceritakan juga betapa saudara muslim di Palestina sangatlah kuat, sabar, dan tangguh. Mereka berpuasa dalam keadaan yang sangat minim -kekurangan makanan. Saat ini mereka sangat kekurangan air, listrik, dan obat-obatan. Teteh diajak untuk memberikan perhatian kepada anak-anak Palestina agar memiliki empati yang tinggi kepada sesama.

Kenangan di Masjidil Haram : Jumpa Muslimah Palestina

Aku teringat percakapanku dengan Teteh, anakku bungsu di Masjidil Haram. Kala itu Teteh sedang menanti waktu shalat isya selepas shalat maghrib. Aku memintanya untuk mengambilkan Al-Qur’an dari lemari khusus di dekat kolom masjid. Teteh membaca Al-Quran dengan tartil bergantian denganku agar waktu menunggu terisi dengan kebaikan.

“Bu … Apa Ibu sudah mendoakan saudara-saudara kita di Palestina? Terutama anak-anaknya…” Aku sejenak menoleh dan menatap wajah Teteh dengan seksama. Teteh tampak serius dan bertanya ulang, “Sudah belum Bu … Kasihan mereka. Aku sedih kalau membaca ceritanya.” Tampak mata Teteh berkaca-kaca.

“Iya sayang … Ibu sudah dan selalu melangitkan doa terbaik untuk saudara-saudara kita di Palestina.” Aku peluk Teteh erat.

Ternyata kami diperhatikan oleh salah seorang jamaah yang duduk tak begitu jauh. Dia panggil aku untuk mendekat dengan lambaian tangan dan senyumnya. Aku ajak Teteh bergeser ke dekatnya. Aku bersalaman sambil memberi salam, “Assalamu’laikum …” Lalu dia bertanya dalam bahasa Arab yang aku mengerti sedikit-sedikit saja, “Siapa nama anak ini?” Aku berbisik kepada Teteh untuk menjawab. “Maryam.” jawab Teteh sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman. “Masyaallah … Maryam.”

Aku tanya apakah dia bisa berbahasa Inggris? Ternyata alhamdulillah bisa walau tidak lancar. Akhirnya kami mengobrol dalam bahasa campuran. Inggris dan Arab. Muslimah yang baik hati ini adalah warga negara Palestina. Beliau tinggal dipengungsian dan berprofesi sebagai guru. Dia bersyukur mendapat kesempatan untuk beribadah umroh. 

Ada pertanyaan menarik darinya kepada Teteh, “Sudah bisa membaca Al-Qur’an sejak kapan? Hafal berapa juz?” Aku bilang, “Alhamdulillah ini sudah khatam Al-Qur’an dan hafal juz 30.” Kembali dia mengelus kepala Teteh dan berseru riang, “Masyaallah … Barakallah Maryam …” 

Adzan isya berkumandang, obrolan kami terhenti. Selepas shalat dia pamit. Aku berikan beberapa bros rajutan sebagai tanda sayang untuknya. Dia senang sekali. Teteh dipeluk dan dicium sayang. Aku pun berpelukan erat. Dia berkata, “Semoga kalian bisa berkunjung ke Baitul Maqdis, shalat di Masjid Al-Aqsha.” Tak terasa ada embun di mataku … Aku tercekat, akhirnya tak kuasa mengalir juga air mata membasahi jilbabku. Aamiin … Ya Rabbal ’alamin … Semoga Allah Yang Maha Agung lagi Maha Pemberi Karunia mengabulkan doanya.

Dukungan Terhadap Kemerdekaan Palestina

Aku mengoleksi buku berjudul ‘Palestina Yang Terlupakan’ karya ustadz Khalid Basalamah.

Bismillah … Doa terbaik dilangitkan, “Semoga Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa selamatkan Baitul Maqdis. Bebaskan Palestina dari penjajahan Ya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemberi Karunia. Sebagaimana telah Engkau perintahkan untuk berziarah ketiga tempat utama: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsha.”

Kita tentu sudah paham bahwa masjid suci umat Islam di bumi Palestina. Tempat Maryam, ibunda Isa as ruku sujud serta menerima amanah dari Allah Yang Maha Lembut lagi Maha Teliti. Kisah Maryam telah terukir indah dalam Al-Qur’an dan menjadi nama sebuah surat ke-19.

Inilah tempat yang dimuliakan itu juga adalah  tempat Muhammad Rasulullah memulai mi’raj menemui Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Pemurah. Tempat bapak para nabi yaitu Ibrahim as bersama istrinya Sarah berhijrah saat ayahnya (pembuat patung) mengusirnya. Ibrahim harus meninggalkan tanah kelahirannya karena terus berdakwah tauhid Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

Masyaallah … Kami bersama Palestina. Aku ada foto saat membaca koran Republika dengan posisi yang sama dengan Mas Anies Baswedan, tepatnya pada hari Jumat, 8 Desember 2017.

Pada edisi kali ini, Republika menyuguhkan sikap dukungan terhadap Palestina sekaligus kecaman atas putusan Trump. Halaman pertama berisi sikap dukungan untuk Palestina. Sementara halaman 12 berisi kecaman para pemimpin dari seluruh belahan dunia atas putusan Trump tersebut.

“Doa dan dukungan kita bagi perjuangan dan bagi kemerdekaan rakyat Palestina. Doa bagi ibu-ibu di Palestina untuk terus melahirkan pejuang, doa bagi keluarga-keluarga di Palestina utk terus membesarkan pejuang, dan doa untuk dunia agar tetap berdiri tegak di sisi keadilan: Kemerdekaan Palestina!”

Masjid suci umat Islam di bumi Palestina. Tempat Maryam, ibunda Isa as ruku sujud serta menerima amanah dari Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji. Kisah Maryam terukir indah dalam Al-Qur’an dan menjadi nama sebuah surat ke-19.

Tempat Muhammad Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam memulai mi’raj menemui Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Pemurah. Tempat bapak para nabi Ibrahim as bersama istrinya Sarah berhijrah, ketika ayahnya mengusir mereka karena terus berdakwah tauhid Allah Yang Maha Esa lagi Maha Kuasa.

Baitul Maqdis (Masjid Al Aqsha) – Masjid Nabawi – Masjidil Haram adalah tiga masjid yang di dalamnya terdapat kemuliaan. Tiga masjid yang mulia tersebut juga terkait nama ketiga anakku: anak sulung bernama Ibrahim, anak kedua bernama Muhammad, dan anak ketiga bernama Maryam. Semoga kelak mereka dapat shalat di ketiga masjid tersebut, aamiin ..

Kita Semua adalah Maryam

Aku dan Teteh sedang belajar terus bersyukur atas segala ni’mat yang telah dikaruniakan Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemaaf. Kadang kita lupa bahwa semua kejadian dalam kehidupan kita patutlah senantiasa disyukuri, walau itu tertusuk duri, tersandung batu, tersayat sembilu, terluka bahkan terjerembab dalam lumpur. Pastilah di dalamnya ada hikmah tentang kasih sayang Allah yang tiada terkira.

Mengapa kita selalu ingin kesenangan, kekayaan, kesehatan, kemudahan, kesuksesan? Bisa jadi semua itu justru melalaikan kita dari rasa syukur kepada Allah Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana.

Simaklah firman Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemurah dalam Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 1-3, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.”

Aku bersyukur bertemu ayat 261-263 dalam surat Al-Baqarah : “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui. Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun”.

Free … Free … Free … Palestine.

Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu. Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir.

Merpati Kesayangan Khadijah dan Kucing Kesayangan Rasulullah

Belajar kepada Khadijah istri Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam tentang isu kemanusiaan. Aku sudah menulis kisah Khadijah pada artikel berikut ‘Tokoh Kemanusiaan Yang Menginspirasi: Khadijah dan Aisyah

Teteh saat umroh selain berjumpa dengan muslimah Palestina, ternyata berjumpa dengan burung merpati dan kucing di Kota Madinah dan Kota Makkah sebagai bentuk pelajaran terhadap isu kemanusiaan.

Burung merpati adalah hewan kesayangan Khadijah. Ketika berada di Kota Madinah, setiap kali Teteh pergi menuju Masjid Nabawi akan melewati Masjid Ghamamah. Uniknya di pelataran masjid banyak burung merpati berwarna abu-abu dengan kombinasi hitam atau putih. Burung-burung itu ada yang hinggap di kubah masjid. Teteh berkali-kali menyapa burung merpati itu. Entahlah apakah burung itu mengerti atau tidak? Namun, sepertinya burung-burung itu menjadi lebih jinak dan mau mendekat kepada Teteh. Setelah dekat Teteh memberikan remah roti. Jika sedang muncul isengnya, Teteh berlari ke arah kumpulan burung merpati dan mengejar mereka. Ha3 … Jadilah burung merpati itu terbang berseliweran di atas kepala kami … Seru sekali!

Begitu pula ketika Teteh berada di Kota Makkah, senang sekali melewati kerumunan burung merpati di jalur utama menuju Masjidil Haram. Alhamdulillah jarak hampir satu kilometer pulang pergi pun tak terasa melelahkan.

Selain burung merpati, Teteh juga seringkali berpapasan dengan kucing. Teteh akan memanggil kucing itu “Meoooonggg … Pus …. Meooongggg sini!” Kucingnya menatap Teteh seperti mengerti jika disapa. Ada kejadian lucu ketika Teteh tiba-tiba berkata dengan sedikit berteriak, “Bu …! Lihat deh ada anak kucing. Itu tuh lagi nenen sama induknya.” Aku sampai celingukan mencari kucingnya. Eeehhh … Ya ampun, ternyata kucingnya ada di bawah tangga. Waduh aku saja harus jongkok saking penasarannya. Beberapa orang memperhatikan kami, mungkin aneh juga ini ibu dan anak bela-belain pingin lihat kucing ha3 …

Oya … Ketika berada di Kota Madinah, Teteh sengaja membawa roti isi daging untuk diberikan kepada kucing. Saat berjumpa kucing di gate 5, Teteh berikan rotinya. Kucingnya malu-malu kucing hi3 … Roti itu baru dimakan setelah kami berdua berlalu dan melihat dari kejauhan.

Teteh sempat juga tiba-tiba menangis waktu teringat babycat yang dititipkan di petshop selama kami umroh. “Aku kangen sama Unicorn.” Hiiiksss … Aku bilang, “Doain aja unicorn selalu sehat dan cepat besar.” Teteh bertanya lagi sambil menyeka airmatanya, “Nanti dia masih kenal aku gak ya? Kan gak ketemu 10 hari lebih.”

Sungguh aku banyak belajar dari Teteh menjadi penyayang hewan. Aku tentu saja belajar juga dari Teteh betapa rasa empatinya kepada makhluk ciptaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji adalah bentuk dari rasa kemanusiaannya yang tinggi. Masyaallah …

Asli aku bukanlah orang yang terlalu suka pelihara hewan. Namun, Teteh pernah waktu umur 4 tahun menangis ingin memelihara ayam yang bisa berkokok buat membangunkan shalat subuh. Dia bilang seperti cerita gurunya di taman kanak-kanak bahwa ayam berkokok tanda ada malaikat. Teteh juga pernah memelihara kelinci, ikan, merpati dan sekarang kucing. Ya Allah Yang Maha Sabar lagi Maha Penyantun berkahilah kami dan berilah kami rasa kasih sayang kepada makhluk lain ciptaan-Mu, aamiin…

Tinggalkan komentar