Monthly Archives: September 2015

Wukuf Di Arafah Adalah Puncak Ibadah Haji

Standar

Wukuf di Arafah waktunya tertentu. Tempatnya juga tertentu. Hamba-Mu tunduk dan patuh atas segala ketentuan ini. Saat matahari tepat di atas ubun-ubun. Sinar matahari terang benderang. Wajah tengah menatap langit.  Allah SWT menunjukkan kepada seluruh jamaah haji, inilah waktunya pintu-pintu langit dibuka. Doa-doa dipanjatkan, lalu para malaikat menjemputnya dan mengantarkannya menembus lapisan langit sampai di  singgasana-Nya ‘Arsy’ yang agung. Saat inilah dan di sinilah tempatnya : seorang hamba bertemu Tuhannya seolah tanpa hijab. Allahu Akbar …

Perjalanan sejauh 21 km (pp 42km) dapat ditempuh dengan lancar. Jalan kaki loh … bukan naik bis. Rasulullah SAW dan para sahabatnya juga berjalan kaki. Aku berharap dapat menyerap energi ketaqwaan Muhammad SAW dalam jejak langkah ku menuju Arafah.   Senyum terkembang. Hati berbunga-bunga. Di Arafah, telah menanti Allah SWT beserta para malaikat yang akan menyambut dan mengagungkan jamaah haji ketika wukuf. Arafah … tempat pilihan Allah SWT. Ke sanalah aku berjalan kaki dari Makkah. Betapa Allah SWT telah memilih jam super raksasa ‘matahari’ sebagai acuan tak tergoyahkan dalam menentukan waktu ibadah haji. Siapa yang mampu menerbitkan dan menenggelamkan matahari? kecuali Dia, Allah Yang Maha Besar dan Maha Kuasa.

Aku terharu atas perjuangan seorang nenek didorong kursi roda, keluarga dengan balita naik kereta dorong, jamaah menggendong bayinya, atau kakek bertongkat. Semalam di Mina untuk keesokan hari selepas shalat Subuh menuju Arafah. Langkah kaki bergegas menuju rengkuhan Allah SWT. Aku berjalan menuju arah Timur, arah terbitnya matahari. Langit merah jingga biru menjadi latar menakjubkan bagi jutaan manusia berbalut pakaian ihram. Bertalbiyah, bergerak khusyuk menuju Tuhan Rabbil Alamin. Di sinilah … rasa betapa Allah SWT telah menggenggam seluruh jiwa dan raga. Saat berjalan mengejar matahari terbit, udara sejuk, suasana cerah ceria.  Tetapi … secara sunnatullah, ketika matahari semakin tinggi. Terik dan menyilaukan. Tak terasa wajah semakin menunduk. Inilah desain super canggih dari Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ketika hendak bertemu dengan Yang Maha Pencipta, tundukkanlah wajahmu! Arafah nama sebuah tempat berkumpulnya jutaan manusia dan di sinilah puncak ibadah haji. Jamaah yang sakitpun dibawa ke Arafah dengan berkendaraan ambulance, berselang infus bahkan dibantu pernafasan dengan tabung oksigen. Di atas pasir gurun aku bersimpuh, bersujud, dan menengadahkan tangan.

Ya Allah … ampuni segala dosa hamba-Mu ini. Bukakanlah pintu ampunan-Mu dan masukkanlah aku ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih. Ya Allah … kumpulkanlah kelak hamba-Mu ini dengan para kekasih-Mu dan berilah hamba-Mu tempat yang terindah di surga-Mu, amin … Sungguh bukti apalagi yang masih kita ragukan ? Allah SWT nyata keberadaannya. Menjelang maghrib, matahari tenggelam ke arah Barat. Ke sanalah aku bergerak menuju perbatasan Arafah, bersiap menuju Muzdalifah. Kejarlah cahayanya. Semakin di kejar semakin surut tertutup bukit-bukit padang pasir. Luar biasa … berbondong-bondong dalam gerakan yang sangat bergegas (nyaris terburu-buru, dengan langkah kaki yang panjang). Jamaah haji  bergerak berdesakan berburu tempat di Muzdalifah. Gelap menyelimuti diri begitu tiba di Muzdalifah. Hotel bintang seribu menanti ku di sini. Mabit semalam berdinding gunung dan bukit, beralas pasir  dan bebatuan, berselimut udara 5 derajat celsius, juga dibelai angin gurun. Subhanallah … hati dan raga mana yang tak tersungkur, bersujud, memohon ampunan kepada Pemilik alam semesta. Pemilik diri ini. Apalah arti diri ini ? Kecil …  hanya debu di luasnya padang pasir …

Selepas Muzdalifah perjalanan dilanjutkan ke Mina untuk melempar jumrah selama tiga hari dan kembali ke Makkah untuk tawaf, sa’i, dan tahalul. Alhamdulillah … perjalanan Makkah-Mina-Arafah-Muzdalifah-Mina-Makkah akhirnya selesai aku jalani dalam keadaan sehat.

Bersiap menuju Arafah dari Mina selepas shalat Subuh.

Mari ikuti perjalanan menarik lainnya di link berikut:

Berlindung Dari Perilaku Menyimpang Dan Segala Dampak Negatifnya

Standar

Bismillahirrahmanirrahim

Hati dan pikiran ini terusik dengan makin maraknya aktifitas kampanye perilaku meyimpang serupa homoseksual dan lesbian. Aku sungguh prihatin dengan keadaan ini. Secara pribadi aku tidak benci kepada orangnya, namun aku sungguh ingin agar para pelaku kampanye yang berusaha mengarahkan bahwa homoseksual dan lesbian harus diterima ‘atas nama cinta tanpa syarat’ dapat tersadarkan.

Cinta itu adalah memberi dan menyelamatkan, jika benar cinta maka berilah bimbingan menuju jalan yang lurus ; selamatkanlah diri dan keluarga dari segala marabahaya. Aku berpendapat perilaku homoseksual dan lesbian penyakit berbahaya. Penyakit berbahaya haruslah dicarikan obatkan untuk kembali sembuh, kembali sehat, dan kembali normal. tak ada penyakit kecuali telah Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pemurah sediakan obatnya. Masalahnya … Apakah para pelaku juga para pendukungnya berusaha mencari obatnya?! Atau … Membiarkan bahkan menyebarluaskan penyakit berbahaya ini dan makin banyak orang lain yang terpapar.

Sekali lagi aku katakan tidak membenci orangnya … Malah aku sungguh kasihan dan ingin membantu : minimal membantu dengan mengungkapkan sikapku. mendorong orangtua yang memiliki anak-anak untuk mendiskusikan hal ini terutama dengan remaja sehingga mereka tahu dan mengerti untuk tidak berperilaku menyimpang dengan orientasi seksual sesama jenis, menjadi orangtua yang amanah dan memberikan teladan perilaku positif kepada anak-anaknya dengan menunjukkan jalan hidup yang lurus bahwa cinta itu harus sesuai dengan ajaran Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.

Pengalamanku semasa remaja dengan ayahku yang dokter spesialis kulit dan kelamin. Buku-buku penyakit kelamin sudah dibolehkan dibaca sejak aku duduk di bangku SMA. Diskusi tentang penyakit berbahaya yang dijelaskan ayahku diantaranya adalah penyakit akibat hubungan seksual yang menyimpang : berganti-ganti pasangan atau seks bebas dan orientasi seksual sesama jenis. Ayahku mengatakan perilaku menyimpang itu bisa disembuhkan. Terbukti banyak pelaku yang menyadari dan kemudian bisa berubah dengan meninggalkan orientasi seksual sesama jenis.

Semoga tulisan sederhana ini memberikan kekuatan kepadaku untuk terus istiqamah membimbing anak-anak senantiasa berjalan di atas Dinul Islam, aamiin …

Ya Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pengampun lindungilah anak-anakku dan keturunanku dari segala macam perilaku menyimpang … selalu tunjukkan kepada kami jalan yang lurus, dan  berikanlah selalu kekuatan untuk terus berada di atas jalan kebenaran, aamiin …

Alhamdulillah … Pernah Menjadi Cover Majalah Noor Tahun 2006

Standar

Tak terkira senangnya ketika redaksi majalah noor menelponku. Kalau tidak salah bulan Mei tahun 2006. Aku diminta untuk menjalankan sesi pemotretan dan wawancara untuk sampul majalah. Alhamdulillah … Tak disangka-sangka loh!

Ceritanya pada bulan Maret 2006 aku ikut dalam kegiatan hari perempuan sedunia bersama Ibu Jetti Rosilla Hadi atau akrab disapa bu Tila, pemimpin redaksi Majalah Noor. Saat rehat aku sempat berbincang dan ternyata kami sama-sama alumni ITB. Bu Tila alumni Teknik Planologi ITB. Aku sungguh tertarik dengan kiprah beliau memimpin majalah muslimah dengan desain yang berkelas. Seminggu kemudian aku kirimkan portofolio. Tak berselang lama kabar baikpun datang.

Majalah Noor adalah salah satu majalah yang memuat pesan-pesan dakwah Islam. Majalah muslimah Indonesia ini memiliki semboyan “Yakin Cerdas Bergaya”. Majalah terbit perdana pada tahun 2003 atas prakarsa tiga perempuan, yakni Ratih Sanggarwati, ibu Sri Artaria Alisjahbana dan ibu Jetti Rosilla Hadi.  

Inilah arsip yang kusimpan baik-baik

dewilpnoorjuni2006dewilpnoor3

dewilpnoor1dewilpnoor2

Isi wawancara yang ditayangkan dalam majalah diberi judul Ibu Profesional. Ceritanya sih wartawannya bertanya terkait aktifitasku sebagai dosen sekaligus direktur sebuah akademi, juga aktivis sebuah partai hingga menjadi calon anggota DPRI dan balon Walikota Cirebon. Dikaitkan dengan pandangan terhadap peran perempuan di ranah publik dan domestik. Bagaimana dukungan keluarga, suami dan anak-anak terhadap aktivitas sosial kemasyarakatan ibunya ini ? He3 … Begitulah hasil wawancaranya menjadi 2 halaman artikel dilengkapi fotoku yang dijepret fotografer profesional.