Mengapa Namaku Al Kindi?

Standar

Teteh pernah bertanya tentang arti nama yang diberikan oleh Ibu dan Bapa. Mengapa namaku Al Kindi? Aku pernah ceritakan kisah pemberian nama Maryam pada artikel ini: Amazing Maryam : Women of Heaven Teteh senang sekali mendengar kisah tentang namanya.

Teteh membaca buku berjudul ‘Cita-citaku Dokter’

Baiklah … Kali ini aku akan ceritakan kisah tentang Al Kindi.

Al Kindi lahir dan besar di Kufah (Syria) sekitar tahun 800 Masehi atau awal abad ke-9. Gubernur Kufah di masa Khalifah al-Mahdi (775 – 785 M) dan Harun al-Rasyid (786 – 809 M) adalah ayah Al Kindi. Di negara-negara Barat beliau lebih dikenal dengan nama Al Kindus. Beliau lahir dari sebuah keluarga kaya dan terhormat yang banyak memiliki kesempatan untuk mempelajari kebudayaan dan pengetahuan seluas-luasnya.

Al Kindi adalah seorang filsuf (ahli pikir), ahli matematika, ahli fisika, ahli astronomi, ahli kedokteran, ahli geografi, dan bahkan seorang ahli musik. Sumbangan beliau sangat besar di semua bidang tersebut. Hasil kerja beliau menjadikannya seorang filsuf terkemuka dari Arab. Al Kindi menuntut ilmu di kota Basra yang merupakan pusat ilmu pengetahuan dan pendidikan. Beliau menunjukkan kepandaian dan minat yang besar akan ilmu pengetahuan. Tak puas di kota Basra, setelah menyelaikan pendidikannya beliau pindah ke kota Bagdad untuk memenuhi undangan Khalifah Al Makmun yang sedang mendirikan rumah kebijaksanaan (House of Wisdom). 

Rumah kebijaksanaan adalah sebuat pusat pendidikan untuk memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Di tempat inilah filsafat Yunani dan hasil kerja ilmiah para ilmuwan diterjemahkan. Al Kindi dan Al Khawarizmi bekerja di House of Wisdom. Selain itu Khalifah juga membangun perpustakaan pertama dan terbesar di Iskandariah Mesir. Perpustakaan berisi naskah-naskah ilmu pengetahuan dan naskah-naskah penting dari Byzantium Turki. Al Makmun juga membangun sebuah observatorium di mana ahli-ahli astronomi muslim mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah mereka dapat dari ilmuwan-ilmuwan sebelumnya.

Al Kindi pun membangun perpustakaan pribadi karena kecintaannya kepada ilmu pengetahuan. Namun dalam perjalanannya perpustakaan Al Kindi pernah disita oleh Khalifah Al Mutawakkil dan diberikan kepada Bani Musa tapi dikembalikan lagi kepada Al Kindi. Karya-karya Al Kindi diantaranya adalah: Suatu Pengantar Ilmu Hitung; Jumlah Relatif; Mengukur Perbandingan-perbandingan dan Masa; Perhitungan Teori Archimedes; Susunan Bentuk Garis-garis Tengah; Revisi Buku Euclides; Besarnya Jarak antara Tujuh Iklim.

Buku lainnya berjudul: Perhitungan Jarak antara Pusat Bulan dan Bumi; Menghitung Jarak antara Seorang Pengamat dan Puncak Gunung serta Menghitung Ketinggian Gunung; Susunan Sebuah Instrumen untuk Menentukan Besarnya Objek-objek yang Diamati; Batuk Darah dari Saluran Pernafasan; Obat Penawar Racun; Penyakit Lepra dan Pengobatannya; Rabies; Sebab Munculnya Igauan dalam Penyakit-penyakit Akut; Kitab Kimia Parfum dan Distilasi.

Aku ceritakan kepada Teteh bahwa Aki Oom adalah seorang dokter spesialis kulit dan kelamin yang mendalami bidang penyakit lepra atau kusta. Artikel lengkapnya ada di sini: Kisah Secangkir Kopi dan Bapa Dokter Kusta

Ada kisah mengharukan yang selalu aku kenang hingga kini. Bapa mengambil tema karya tulis untuk program spesialisnya adalah penyakit kusta atau lepra. Tahukah teman-teman pembaca apa itu penyakit kusta?

Leprosy atau kusta adalah salah satu masalah kulit yang dapat menyerang jaringan kulit, saraf tepi, hingga saluran pernapasan. Berbeda dengan cacar air dan herpes yang disebabkan oleh virus, kusta terjadi karena adanya infeksi bakteri, yaitu Mycobacterium leprae. Kusta adalah kondisi yang dapat menular melalui percikan ludah penderitanya, misal saat terbatuk atau bersin. Lantas, bagaimana cara mengenali kusta, dan bagaimana gejalanya? Nah, artikel di bawah ini akan menjawab semuanya!

Oya … Bapa pernah bertugas di Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Sitanala sebagai dokter umum. Ketertarikan beliau terhadap penyakit kusta berawal dari sana. Begitu banyak pasien kusta yang terlambat ditangani, bahkan hingga stadium lanjut yang parah sekali. 

Terlebih masih berkembang mitos tentang kusta yang dianggap penyakit kutukan. Penderita kusta sampai diasingkan bagai orang berdosa yang tak boleh disentuh. Kadang dipasung atau ‘dibuang’ di lokasi yang jauh dari pemukiman. Tidak dibawa berobat ke fasilitas kesehatan karena malu.

Seperti penjelasan Bapa saat aku menemaninya mengetik laporan ternyata bakteri kusta memerlukan waktu lama untuk berkembang biak. Gejala yang ditimbulkan biasanya tidak tampak jelas di awal dan akan terlihat secara perlahan.  Bahkan, dalam beberapa kasus, gejala kusta baru akan muncul setelah bakteri berkembang biak dalam tubuh pengidapnya selama bertahun-tahun. 

Aku diperlihatkan beberapa gambar hasil observasi Bapa terhadap pasiennya. Adapun gejala kusta adalah sebagai berikut:

  • Anhidrosis, yaitu kulit tidak mengeluarkan keringat
  • Luka pada telapak kaki tidak terasa nyeri
  • Kulit menjadi mati rasa, termasuk kehilangan kemampuan untuk merasakan sentuhan, tekanan, suhu, bahkan rasa nyeri
  • Kulit terasa kering dan kaku
  • Saraf membesar, umumnya pada lutut dan siku
  • Alis dan bulu mata rontok permanen
  • Mengalami mimisan
  • Muncul bercak dengan warna lebih terang daripada kulit sekitarnya
  • Terdapat benjolan atau bengkak pada telinga dan wajah
  • Otot kaki dan tangan melemah
  • Mata jarang mengedip dan menjadi kering

Bapa mengembangkan pengobatan kusta yang kini diterapkan di Indonesia secara  umum.  Metode Multidrug Therapy (MDT) menjadi pilihan terapi. MDT adalah prosedur pengobatan yang mengkombinasikan dua antibiotik atau lebih. Apabila dibutuhkan penanganan lanjutan, biasanya akan dilakukan operasi dengan tujuan:

  • Mengembalikan fungsi anggota tubuh
  • Menormalkan kembali saraf yang rusak
  • Memperbaiki bentuk tubuh yang mengalami kecacatan

“Nah … Bisa jadi Aki Oom terinspirasi oleh Al Kindi saat memilih mendalami ilmu tentang penyakit kusta atau lepra”, kataku kepada Teteh.

    Buku-buku Al Kindi tersebut banyak memberikan pengaruh dan inspirasi bagi para ilmuwan Barat. Karya-karya tersebut hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak (sekitar 265) karya ilmiah Al Kindi. Masyaallah … Begitu kaya karya ilmuwan muslim ini.

    Al Kindi juga menaruh minat pada bidang musik. Beliau melakukan penelitian dan menghasilkan teori bahwa berbagai macam nada yang bergabung untuk menghasilkan harmoni memiliki kunci nada tertentu. Beliau juga membuktikan bahwa ketika sebuah suara dihasilkan maka akan menghasilkan gelombang bunyi di udara yang menggetarkan gendang telinga. Beliau pula yang menulis tentang pemberian tanda pada masing-masing kunci nada, barakallah …

    Baca juga artikel menarik lainnya di link berikut:

    Petualangan Seru di Dieng Plateau

    Standar

    Sudah empat kali aku mengunjungi kawasan dataran tinggi Dieng atau Dieng Plateu. Tapi kali ini aku akan ceritakan tiga kunjungan saja ya … Kunjungan keempat akan ditulis dalam artikel tersendiri.

    Pertama kali menikmati indahnya Dieng Plateu saat mengikuti kegiatan Perkemahan Wirakarya Nasional di Purbalingga tahun 1990. Ada salah satu agenda tour bagi peserta, tapi aku kan panitia he3 … Jadilah pergi ke sana dengan menggunakan kendaraan mobil Kwarnas. Waktu itu aku masih kuliah semester dua di ITB. Aku mengunjungi Telaga Warna dan menyusuri area hutan di sekitarnya. Nama Telaga Warna sendiri diberikan karena keunikan fenomena alam yang terjadi di tempat ini, yaitu warna air dari telaga tersebut yang sering berubah-ubah 

    Kunjungan kedua pada bulan Oktober tahun 2006 bersama suami dan dua anakku, Kaka dan Mas. Ini kunjungan yang tidak direncanakan he3 … Jadi setelah shalat Ied di Cirebon dan sungkeman kepada Mamah, kami harus mudik ke Solo untuk sungkeman kepada Ibunya suami. Aku memilih jalur Selatan melewati Purwokerto untuk berkunjung ke rumah adikku. Nah … Tiba-tiba saja ada ide mampir dulu ke Dieng Plateau via Wonosobo. Jadilah piknik dadakan ha3 …

    Sejenak merenungkan ayat-ayat kauniah sambil memandang gunung-gunung yang menjadi pasak bumi.

    Aku mengunjungi Telaga Warna dan menyusuri area hutan di sekitarnya. Nama Telaga Warna sendiri diberikan karena keunikan fenomena alam yang terjadi di tempat ini, yaitu warna air dari telaga tersebut yang sering berubah-ubah 

    Kunjungan kedua pada bulan Oktober tahun 2006 bersama suami dan 2 anakku, Kaka dan Mas. Ini kunjungan yang tidak direncanakan he3 … Jadi setelah shalat Ied di Cirebon dan sungkeman kepada Mamah, kami harus mudik ke Solo untuk sungkeman kepada Ibunya suami. 

    Aku memilih jalur Selatan melewati Purwokerto untuk berkunjung ke rumah adikku. Nah … Tiba-tiba saja ada ide mampir dulu ke Dieng Plateau via Wonosobo. Jadilah piknik dadakan ha3 …

    Tempat yang dikunjungi hanya Telaga Warna karena sudah siang menuju sore, aku lanjutkan perjalanan mencari penginapan ke arah Magelang. Inipun dadakan lagi … 

    Mie Ongklok kuliner khas Dieng Plateau yang gurih. Nikmat sekali disantap saat udara dingin menggigit.

    Ada keinginan besok harinya berkunjung ke Borobudur. Jadilah perjalanan penuh liku, gerimis, dan sempat kesulitan mendapat hotel di Magelang yang penuh suasana lebaran sih … Alhamdulilah akhirnya dapat juga hotel yang cukup nyaman dan bersih.

    Tahun lalu di bulan Agustus kebetulan suami bisa ambil cuti (walau sebenarnya sebagian masih WFH), anakku kedua Mas juga masih libur kuliahnya dan anakku bungsu Teteh masih SFH. Jadilah liburan ke Cirebon, Dieng Plateau dan Solo pun dijalankan. 

    Kami menginap di sebuah home stay dekat Candi Arjuna. Sayang sekali karena masa pandemi, kami tidak bisa masuk ke dalam komplek candi terluas di kawasan Dieng Plateau tersebut. 

    Pagi hari sekitar jam 6 aku sempat keluar dari home stay untuk mencari sarapan ternyata udara begitu dingin dan berangin cukup kencang. Waaahhh … Ternyata belum ada satupun penjual makanan yang buka. Untunglah aku membaca roti dan kue yang bisa mengganjal perut he3 …

    Sekitar pukul 10 barulah ada warung Mie Ongklok yang buka. Senangnya kami bisa mengisi perut dengan kuliner khas Wonosobo ini. Unik rasanya … Mie yang dicampur dengan kuah kental yang dinamakan ‘Loh’ terbuat dari tepung kanji dengan rasa gurih asin. Ada sayur kol dan daun kucai yang menambah segar sajian ini. Rasa hangat pun menjalar di tubuh kami, hingga tak kedinginan lagi ..

    Teringat ayat-ayat di awal surah Al-Mulk, manusia diingatkan hendaknya tidak membatasi pandangannya sebatas fisik sebuah keindahan pemandangan. Semisal saat aku menikmati indahnya pemandangan gunung, bukit, danau, sungai, air terjun, laut, pantai, pepohonan, bunga, dan sebagainya. Indahnya langit biru cerah yang berhias awan putih di siang hari. Cantiknya langit diwarnai semburat warna jingga berpadu dengan hijaunya hamparan sawah dan siluet gunung. Atau kala langit gelap gulita yang ditemani kerlip bintang dan sinar rembulan. Tidak melulu melahirkan rasa kagum.

    Cobalah untuk menatapnya dengan landasan keimanan sehingga di samping perasaan takjub, juga bisa mempertebal keyakinan akan kekuasaan Allah yang lalu diikuti dengan bertambahnya semangat ketaatan kepada aturan-aturan Allah. 

    Bintang hanya akan terlihat menghiasi langit apabila gelap. Semakin gelap semakin indah bukan? Demikian pula amalan seseorang, semakin gelap dari mata makhluk meski dikerjakan dalam terang, maka semakin indah dan tampak terang sinarnya. Itulah mengapa? Allah sangat menyukai seseorang yang melaksanakan shalat tahajud di sepertiga malam saat sebagian besar orang terlelap, nyenyak tidur.

    Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemaaf adalah pemilik tunggal segala macam kekuasaan di alam raya. Manusia yang berkuasa di muka bumi, apakah kekuasaan berupa jabatan, harta, maupun ilmu pengetahuan, atau lainnya sifatnya hanyalah sementara dan terbatas. Semua kekuasaan manusia tersebut tunduk kepada qudrah dan iradah Allah. Dia menciptakan semua makhluk-Nya dengan sebaik-baiknya, dan masing-masing mempunyai kadar (potensi) yang berbeda.

    Teteh mendaki Bukit Sikunir selepas subuh. Indahnya pemandangan langit dan gunung tampak dari sini, masyaallah

    Itulah sebabnya, aku berusaha mengajak anak-anakku untuk sering melakukan perjalanan di alam bebas. Mereka bisa menyaksikan dengan mata dan hati betapa Allah sungguh-sungguh benar firman-Nya dalam ayat-ayat kauniah yang terbentang nyata. 

    Allah menjelaskan bahwa hikmah dan tujuan dari adanya penciptaan lalu dibangkitkan (setelah dimatikan) adalah pemberian ganjaran pahala bagi orang yang berbuat kebajikan dan balasan siksa terhadap orang yang berbuat keburukan. “Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).” (QS. An-Najm:31).

    Seringkali soal kekuasaan identik dengan hal-hal kotor dan zalim, padahal sebenarnya, kekuasaan hanya bisa dikendalikan dengan kesucian. Hal-hal duniawi, harta dan tahta, hanya akan memberikan kebahagiaan dan kebijaksanaan kepada manusia apabila tampak di tangan, bukan di hati. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Mulk ayat 1-2, “Maha Suci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia  Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.”

    Aku mengajak Teteh dan sepupunya untuk mempelajari kenampakan alam di Kawah Sikidang terkait energi hydrothermal.

    Kisah perjalananku di Dataran Tinggi Dieng. Tidak sekadar jalan-jalan. Namun penuh hikmah yang patut menjadi bahan renungan.

    Pagi yang cerah di kawasan Dieng Plateau. Sinar mentari memupus selimut kabut. Segera aku bersiap menuju ke sebuah lokasi yang unik yaitu Kawah Sikidang. Tak melewatkan pengalaman seru dengan menyewa kendaraan beroda besar dengan double gardan. Pengemudinya adalah warga lokal yang sudah hafal seluk-beluk jalanan meliuk-liuk di dataran tinggi ini.

    Tidak begitu mahal harga sewanya 300ribu untuk waktu sekitar 2 jam. Ada tambahan blusukan juga di hutan pinus dan jalan setapaknya tanah merah. Tentu saja rute ini tidak mungkin dilalui oleh Mobilio kesayanganku. Ternyata sebelum sampai ke Kawah Sikidang, cuaca kembali redup. Gerimis kecil menemani penjelajahanku bersama Teteh, si bungsu di kawah terbesar di Dieng Plateau yang masih aktif ini.

    Mengapa namanya Sikidang? Apakah ada kaitannya dengan kijang? He3 … Aku bertanya kepada Teteh, “Coba deh nanti searching google. Benar gak tebakan Ibu?” Teteh hanya tertawa geli sambil berjalan cepat menuju pusat kawah yang dikelilingi oleh pagar kayu. Kawah ini memiliki satu telaga air panas kecil dengan air yang selalu mendidih. Ada lapangan celah gas dengan titik-titik yang selalu berpindah-pindah di dalam lapangan seluas 4 hektar ini. Nah … Ternyata karakter inilah yang menjadi asal muasal penduduk sekitar melihatnya bagaikan kijang. Dalam bahasa Jawa kijang disebut kidang yang melompat-lompat. Sedangkan dari sisi geologi, kawah ini masih tergolong muda. Letusan freatik terjadi pada tahun 1981.

    Aku teringat di dalam  Al-Qur’an ada banyak ayat yang menyebutkan tentang bumi, gunung, air, sungai, dan kenampakan alam lainnya. Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji berfirman, “Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.” (QS. Al-Hasyr: 21). Lalu, mengapa manusia kadang tidak merasa tunduk ketika melihat dan menyaksikan ayat-ayat kauniah yang jelas menunjukkan bahwa Allah Maha Besar lagi Maha Perkasa.

    Allah menciptakan bumi dan segala isinya. Saat aku berada di dataran tinggi Dieng tentu saja bukan semata ingin menikmati keindahan alamnya. Bukan juga hanya ingin mengetahui apa saja yang ada dalam kandungan Kawah Sikidang. Walau itu juga penting untuk dipelajari. Hasil bacaanku di antaranya adalah produk dari kawah ini berupa lava jenis andesit, endapan piroklastik dan breksi vulkanik. Ada juga kenampakan sulfur dan mineral lempung. 

    Dieng Plateau merupakan komplek gunung berapi dengan panjang 14 km dan lebar 6 km yang berasal dari gunung api tua yaitu Gunung Prau yang mengalami dislokasi oleh patahan. Terdapat potensi lapangan panas bumi atau hydrothermal yang dapat digunakan untuk energi alternatif, selain energi fosil. Air kawah Sileri, Sikidang, dan Candradimuka tersusun oleh anion utama SO4, sehingga dapat dikategorikan sebagai tipe air panas sulfat. Menurut penelitian bahwa air kawah yang mengandung sulfat dengan menambah batu kapur (CaCO3) dapat menghasilkan gipsum sintetis. Masyaallah …

    Mari kita baca surah Al-Mulk ayat 15, Allah berfirman, “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan, hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” Jadi mengajak anak-anakku untuk menjelajah bumi Allah ini adalah bagian dari menjalankan perintah-Nya di dalam Al-Qur’an.

    Pengamatan atau penelitian penting dilakukan oleh kita agar potensi alam yang telah dikaruniakan oleh Allah Yang Maha Adil lagi Maha Pemurah ini dapat digunakan sebaik-baiknya. Coba perhatikan ayat berikut, “Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 74).

    Orang yang takut kepada Tuhannya dan hal ghaib adalah kita yang menyadari hak  Allah atas diri ini, maka Allah senantiasa mengawasi, kita juga merasa diawasi dan menyadari bahwa Allah mengetahui apa yang disembunyikan dan apa yang dirahasiakan. Tentu saja hal ini akan membuat kita tidak akan melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. Seperti merusak alam misalnya.

    Satu lagi renunganku saat berada di Kawah Sikidang. Betapa tampak panasnya air yang mendidik di bawah sana. Ada bagian yang digunakan untuk uji coba memasak telur hingga matang loh! Waaahhh … Aku bergidik juga saat itu. Bagaimana akibatnya jika kita terjerumus ke dalam kawah itu? Bagaimana akibatnya kelak bagi orang yang dimasukkan ke dalam neraka? Pastinya lebih panas dari air mendidih di Kawah Sikidang. Subhanallah …

    Perhatikan ayat-ayat penuh hikmah ini, “Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya, akan mendapatkan adzab Jahanam. Dan, itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang  mengerikan, sedang neraka itu membara. Hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, ‘Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?'” (QS. Al-Mulk: 6-8).

    Selepas menikmati Kawah Sikidang, aku menuju sebuah lokasi berupa menara pandang yang keren  banget. Dari posisi duduk santai ini, kita bisa memandang gunung-gunung yang mengelilingi kawasan dataran tinggi Dieng. Jika cuaca cerah, kita bisa melihat tujuh gunung yaitu, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, Gunung Lawu. Gunung Sumbing, Gunung Slamet, Gunung Merapi dan Gunung Prau. Sambil menikmati wedang uwuh hangat, aku berbincang santai tentang bagaimana menjadi manusia yang selamat. Tidak masuk ke dalam neraka yang pasti panasnya lebih dari panas kawah di gunung-gunung berapi itu.

    Apa yang harus kita lakukan? Ya! Benar … Kita harus mau mengakui kesalahan. Hal ini sangat penting agar kita bisa memperbaikinya dan tidak mengulangi lagi. Ketika menyadari kesalahan, kita harus segera bertobat tanpa mengulur-ulur waktu hingga datangnya maut. Kita juga harus yakin bahwa Rasulullah dan Al-Qur’an adalah sumber kebahagiaan dan pedoman kehidupan agar selamat di dunia dan akhirat.

    Allah telah mengingatkan bahwa nikmat besar berupa bumi yang dijadikan mudah bagi manusia. Bumi yang berputar mengitari dirinya sendiri (rotasi) dan mengitari matahari (revolusi) dengan kecepatan ribuan mil per jam, tetapi bumi ini tetap tenang, aman,, dan nyaman bagi manusia. Bumi juga memberikan tanahnya, airnya, udaranya, simpanan di dalamnya, kekuatannya, dan rezeki semuanya untuk dimanfaatkan oleh manusia. Lalu manusia melupakan nikmat Allah tersebut. Allah pun mengingatkan bahwa manusia bukanlah penghuni kekal di bumi tetapi pasti dikembalikan kepada-Nya.

    Aku bersama suami berpose di tepian Telaga Warna Dieng Plateau.

    Kisah perjalananku di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Bukan sekadar jalan-jalan loh! Aku menemukan berbagai hikmah yang dapat menjadi bahan renungan.

    Kali ini aku ingin menikmati Telaga Warna dari atas puncak Batu Pandang Ratapan Angin yang dingin. Tidak mudah juga meniti jalan setapak hingga sampai di posisi yang lebih datar dan bisa memandang leluasa hamparan Telaga Warna. Lihatlah dengan seksama! Sekelilingnya bagai dipeluk bukit dan gunung. Warnanya yang selalu berubah-ubah -bagai mood kita sebagai manusia, menambah keindahannya dan rasa penasaran. Karena setiap kali mengunjunginya akan mendapatkan latar warna yang berbeda.

    Tak pernah bosan berkisah tentang Dieng Plateau. Sebuah kawasan bekas gunung vulkanik purba yang sudah tidak aktif lagi. Nah … Dalam sebuah bekas letusan gunung tentu saja akan ada jejak sisa patahan alam berupa bukit-bukit, bebatuan yang menonjol tak beraturan, dan tebing-tebing yang artistik. Maka tak heran bila kita bisa berjumpa dengan Batu Ratapan Angin yang merupakan batuan khas hasil dari letusan gunung.

    Beredar legenda tentang batu yang berdampingan ini. Konon, ada seorang Pangeran yang dikhianati oleh istrinya. Ketika Pangeran mengetahui dengan mata kepala sendiri, istrinya meminta maaf. Namun pasangan gelap si istri malah ingin membunuh Pangeran. Posisi mereka berada di bukit yang aku datangi ini. Tetiba angin bertiup sangat kencang, hingga akar pohon pun tercerabut. Istri dan pasangan gelapnya dikutuk menjadi batu.

    Hingga kini masih sering terjadi angin kencang di bukit ini. Kadang terdengar suara dari sela-sela kedua batu tersebut, bagai ratapan. Begitulah asal muasal dinamakan Batu Pandang Ratapan Angin. 

    Legenda lain terkait Telaga Warna di antaranya adalah pakaian putri dan ratu yang terbang ke telaga, cincin bangsawan, hingga kalung putri raja. Memiliki warna pantulan yang cukup banyak, mulai dari kuning, hijau, biru, terkadang tampak seperti pelangi. Sebenarnya fenomena alam ini akibat dari kandungan sulfur yang ada di telaga. Selain warnanya yang indah, di dekat Telaga Warna juga ada gua-gua bersejarah yang bisa dikunjungi.

    Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pemberi Karunia telah menyiapkan segala kebutuhan hidup bagi setiap makhluk-Nya. Lihatlah matahari yang setia menyinari bumi, menghangatkan, sekaligus memberi manfaat bagi kehidupan. Begitu pula dengan oksigen yang tersedia melimpah -tak berbayar, di sekitar permukaan bumi. Demikian pula dengan air, -H2O hidrogen dan oksigen yang berpadu menjadi molekul yang berkumpul berlimpah. Air tersedia di bumi, di laut, danau, sungai, di dalam tanah dan di atmosfer  berupa uap air yang biasa tampak sebagai awan. Semua telah disediakan oleh Allah untuk menunjang kebutuhan mendasar makhluk hidup ciptaan-Nya yang berada di bumi.

    Telaga warna dan keindahan pemandangan terlihat jelas dari ketinggian bukit.

    Alhamdulillah … Aku bersyukur bisa datang lagi berkunjung ke Telaga Warna Dieng dan kali ini berada di tepiannya. Air berwarna kehijauan bagai cermin memantulkan panorama alam di sekitarnya. Sungguh menawan hati. Masyaallah … Pengelola telah membuat beberapa spot foto yang keren. Seperti dermaga kayu yang dicat dengan motif teratai ini indah sekali. Aku mencoba berdiri di tepi telaga bersama suami dan meminta Teteh, anakku bungsu untuk mengabadikannya.

    Sambil menikmati udara sejuk, semilir angin, dan pemandangan yang memanjakan mata, aku berbincang santai dengan Teteh. Aku sampaikan bahwa keberadaan air di bumi adalah sebuah keistimewaan. Allah Yang Maha Baik lagi Maha Agung tentu tidak sia-sia menciptakan sesuatu. Secara teoritis, kemungkinan keberadaan air di tempat lain, di alam semesta ini sangatlah kecil sekali. Pada daerah tata surya kita, air banyak didapati di luar bumi, tetapi pada umumnya dalam bentuk gas atau es. Sedangkan dalam bentuk yang cair, praktis hanya dijumpai di bumi.

    Bila kita mempelajari Al-Qur’an dapat dilihat penyebutan kata air dengan istilah ma’. Kata-kata lain yang terkait dengan makna air dan disebut di dalam Al-Qur’an adalah mathar (hujan), ‘ain (mata air, dan kata jamaknya ‘uyun), yanbu’ (sumber air, dan jamaknya yanabi’), nahr (sungai, dan kata jamaknya anhar), dan bahr (laut, dan kata ganda serta kata jamaknya bahran/bahrain dan bihar/abhur).

    “Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.” (QS. Al-A’raf: 10)

    Fungsi selanjutnya dari air di bumi adalah sebagai bagian dari kelestarian alam. Konservasi (pemeliharaan dan perlindungan) alam tentu membutuhkan air. Tanah juga sangat membutuhkan air. Kualitas tanah dapat meningkat dari kering atau tandus menjadi subur, sehingga bermanfaat bagi kehidupan manusia melalui tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang dihasilkannya. dalam surah Al-Baqarah ayat 164, Allah berfirman, “Apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering) …”

    Air berfungsi sebagai sarana penyucian dan kesehatan (sanitasi). Hal ini seperti dinyatakan Allah dalam surah Al-Anfal ayat 11, “… dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan hujan itu…” Selain itu, air dijadikan simbol. Ya… Benar. Air adalah simbol untuk surga, ketakwaan, dan rahmat Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji. Surga selalu digambarkan sebagai tempat yang dijanjikan bagi orang bertakwa, penuh rahmat Allah karena mengalir di dalamnya aneka ragam sungai dengan air susu, air arak, dan air madu. Subhanallah …

    Aku teringat saat menunaikan ibadah haji dan umroh sebagai jamaah sangat antusias untuk meminum air zamzam. Rasulullah SAW menyampaikan keutamaan air zamzam yang terkait erat dengan sejarah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS bersama ibunda Hajar. Air zamzam yang penuh keberkahan merupakan air terbaik dari semua air yang berada di bumi.

    Sumur air zamzam juga sangat unik, tidak pernah kering dan tidak pernah luber. Air ini mengandung banyak mineral yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Air zamzam bisa mengenyangkan dan menyembuhkan penyakit, masyaallah … Tanpa dimasak, air zamzam telah bebas kuman dan bakteri, sehingga menjadi air murni terbaik di dunia.

    Doa saat meminum air zamzam, “Allahumma innii as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan waasi’an wasyifaa an min kulli daa in wasaqamin birahmatika yaa arhamarraahimiin.” Artinya: “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rezeki yang luas, dan sembuh dari segala sakit dan penyakit pikun dengan rahmat-Mu Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

    Sila mampir di artikel menarik lainnya di sini:

    Mencari Tahu, Berapa Banyak Pembaca Blog Kita

    Standar

    Seorang blogger tentu ingin artikelnya dibaca oleh banyak orang. Terlebih bila mendapatkan komentar positif akan membuat tambah semangat untuk menulis lagi. Nah … Bagaimana kita mencari tahu berapa jumlah pembaca tulisan di blog?

    Pertama, aku biasanya melihat di data statistik seperti di WordPress seperti ini :

    Statistik yang ditampilkan oleh WordPress dapat dipilih untuk harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.

    Blog dewilailypurnamasari.wordpress.com sampai tahun 2021 sekitar ribuan saja pembacanya.

    Oya … Kalau di WordPress (aku masih ambil yang gratisan sejak 2013) ada statistiknya seperti ini : contoh tahun 2023 ada pengunjung membaca tulisanku 10.227 dan tampilannya ada 16.259.

    Aku bersyukur setelah mengikut komunitas blogger di Mamah Gajah Ngeblog (MGN) ITBMotherhood yang beranggotakan alumni perempuan ITB dari berbagai program studi dan lintas angkatan, artikel yang aku tulis semakin banyak dan pembacanya meningkat. Apa itu MGN ITBMh? Yuk! Baca saja artikelnya di sini: ITBMotherhood Komunitas Alumi ITB Terkeren Versi Mamah Gajah

    Selain itu, aku juga mengikuti komunitas KLIP yang menyemangati untuk menulis setiap hari. Cerita lengkapnya ada di link ini: Aliran Rasa KLIP

    Kita juga bisa melihat tampilan setiap judul secara urut dari yang paling banyak dibaca. Contoh tulisan berjudul ‘Puisi Untuk Anak Palestina’ ada 2.207 pembaca pada tahun 2023. Pada sisi kanan ada data negara asal pembaca. Walau tak bisa diketahui mereka membaca artikel yang mana? Aku sepertinya bisa menandai beberapa teman di komunitas memang tinggal di luar negeri, seperti ada Alfi di Perancis, Risna di Thailand, Dea di Belanda, Yovita di Australia, Uril di Kazakhstan, Santi dan Sinta di Singapura, Yusi di Denmark, Tia di Amerika, Marina dan Muti di Brunei, Lenny di Jerman, Ega dan Sandia di Jepang, Seny di Inggris, May dan Melur di Malaysia. Ada juga yang tinggal di Swedia dan Norwegia.

    Kerabat dekat seperti Pakde, sepupu dan keponakan yang tinggal di luar negeri adalah Tina dan Juliens di Perancis, Tiyas dan Dhani di Malaysia, Lina dan Keisha di Australia, Salma di Jepang, Pakde Nur Adnan di Amerika, dan Alia di Mesir mereka kadang membaca artikelku. Jadi deh ada data pembaca dari negara-negara tersebut.

    Seru juga sih melihat data statistik ini ternyata ketika malas mengisi tulisan di blog ya jadi sepi juga pembacanya … Atau ketika temannya memang tidak menarik ya tidak dikunjungi.

    Tapi aku sih yakin tulisan itu punya nasib dan jalannya sendiri. Kadang tidak terduga oleh bahkan penulisnya he3 … Selalu semaangaaattt ya menulis itu … ya menulis saja. Tidak usah terpengaruh akan dibaca oleh orang lain atau tidak, Tapi berani menulis di dunia maya serupa blog memang butuh ketangguhan. Kita bisa mendapat pembaca yang kritis dan tidak sepakat dengan tulisan kita. Aku punya pengalaman ketika nulis buku dan artikel tentang politik, asli na mah … dag … dig … dug … Malah pernah dianjurkan berhenti menulis oleh suami ha3 … Takut dibui cenah.

    Terlihat jumlah pembaca disetiap artikel dan asal negara pembaca.

    Terkait perbincangan takut dibui itu ya karena aku terlanjur cinta juga sama tulisan bertema politik dan perempuan. Terutama saat jadi peneliti di sebuah LSM. Aku menerbitkan terbit buku bersama tiga orang teman dan rutin mengisi kolom opini Buletin Blakasuta. Seru! Ngeri-ngeri sedap lah … Suatu pengalaman berharga yang tak terlupakan.

    Aku ikut di blog keroyokan juga di Kompasiana. Bersyukur sudah ada 616.395 viewers per tanggal 8 Mei 2024 dengan 903 artikel. Pada platform Kompasiana ada info setiap tulisan itu sudah dibaca oleh berapa orang? Jadi tahu deh tulisan mana yang pembacanya banyak sekali atau malah sedikit sekali he3 …

    Secara kenyamanan aku sih merasa lebih asyik Kompasiana yang jadul. Sekarang kalau tanpa iklan harus pilih premium dan berbayar. Namun secara konten aku tetap suka dengan Kompasiana. Banyak kategori dan bisa bersilaturahmi dengan para penulis lainnya melalui tombol nilai dan kolom komentar.

    Aku member of Kompasiana. Sebuat platform blog keroyokan grup Kompas.

    Saranku jika mau ikut gabung di Kompasiana, mulai saja dulu dengan blogwalking. Intip-intip tulisan pada kategori yang sesuai, misalnya tidak suka politik jangan klik kategori itu ya … Kalau suka travel dan kuliner nah … Mampirlah ke artikel kategori wisata. Banyak tulisan keren dan tentu menarik disertai foto-foto lokasi yang ciamik. Jika suka menulis fiksi, boleh juga mampir sejenak di kanal fiksiana. Aku termasuk yang suka politik tapi tak begitu suka fiksi. Aku suka wisata tapi tak begitu suka teknologi. Begitulah setiap orang adalah unik.

    Pilihan rumah untuk menulis itu tergantung penulis itu sendiri. Memang akan makin banyak drama jika modelnya keroyokan. Apalagi genrenya sangat luas. Terutama kalau main di artikel politik dan pemerintahan. Waaaahhhh … Kudu adem kepala walau hati kadang panas. Tidak semua orang tahan he3 …

    Pembaca dan penulis pun beragam karakter dengan interaksi yang luas pastilah banyak gesekan. Kalau yang ingin main -menulis dengan aman disarankan tidak ikutan Kompasiana. Bisa nightmare dan insomnia ha3 … Di rumah yang gemes kalau aku lagi nulis politik buat Kompasiana malah suamiku. Dia bilang, “Ibu … Buat apa sih nulis-nulis kayak gitu?” Aku nyengir aja. Beda komentarnya saat aku menulis artikel wisata. Suamiku senang karena foto-foto karyanya ikut tampil he3 …

    Pengalaman pribadi sih ini mah. Banyak uji nyali loh! Sebaiknya siap lahir batin. Mirip sih sama media massa offline kalau tulisan gak sesuai sama dewan redaksi kan gak terbit. Aku pernah satu tulisan dihapus admin karena mengulang tulisan lama, padahal tulisan sendiri dan hanya satu paragraf. Ternyata dalam etika jurnalistik ala kompas itu aib banget copas meng-copas itu. Beberapa kali aku ditegur admin lewat notif, karena menampilkan foto tanpa keterangan. Padahal itu foto karya pribadi hanya karena pernah diupload di facebook ternyata terlacak juga. Pastinya kalau foto yang ambil dari google tanpa menyebutkan sumbernya langsung dihapus admin fotonya. Gak ada ampun. Jadi aku tuh belajar juga ternyata ‘keras jenderal’, kalau mau beneran menulis ala jurnalis.

    Ini salah satu artikel yang terpilih menjadi headline atau artikel utama Kompasiana, Lebaran di Makkah Bagaimana Suasananya?

    Pengalaman lain ada artikel untuk blog competition tentang memilih kampus. Bodor deh! Admin yang kece namun kadang geje itu mengganti judulnya. Ada tambahan kata ‘ke-3’ : Iiihhh … Aslinya aku tuh buat judulnya kampus terbaik di Indonesia. Namun, ya sudahlah. Tak mengapa … Begitulah yang harus diterima karena untuk naik menjadi artikel pilihan atau artikel utama harus disortir dulu oleh admin. Maksud baiknya adalah agar tak muncul hoax atau salah data, atau ujaran kebencian, dan berjualan (tanpa mengikuti aturan iklan resmi berbayar) di Kompasiana.

    Jika merasa artikel kita tidak mengandung hal-hal yang melanggar, tapi tetap gagal tayang masih bisa kok berkomunikasi dengan admin. Beberapa teman penulis pernah melakukannya dan berhasil. Bisa menjelaskan maksud dan tujuan tulisannya ke admin, dan akhirnya bisa terbit.

    Aku pikir ini pentingnya apa yang disebut menulis dengan bertanggung jawab. Aku malah pernah mau diperkara hukumkan karena menulis buku dan opini di koran, yang dianggap mencemarkan nama baik anggota dewan. Padahal tak ada nama sesebapak itu dihasil penelitianku yang dipublikasi. Artikel berisi tentang bagaimana menerapkan transparansi keuangan daerah ? Ujungnya ada terciduk anggota dewan dan masuk bui karena korupsi.

    Sungguh pengalaman sangat mengesankan. Jadi bukan karena tulisanku juga secara langsung menjadikan terkuaknya korupsi di DPRD itu. Namun semangat anti korupsinya kan harus digaungkan agar uang rakyat tidak masuk kantong pejabat tanpa hak.

    Oya … Sedikit pesan cinta buat teman-teman yang berkumpul dalam sebuah WAG Blogger atau Komunitas Blogger atau apalah itu yang berkaitan dengan tulis menulis. WAG atau komunitas itu kan berisi para penulis dengan latar belakang, minat, dan cara pandang yang beragam. Mau gak mau harus sedikit tahan dan tangguh untuk berkunjung dan membaca tulisan di blog teman kita. Mungkin saja teman kita menulis satu tema dari perspektif yang berbeda bahkan kontra dengan pandangan kita. It’s oke … Menurutku itu baik dan sehat. Memperkaya wawasan.

    Pantang hate speach atau bully itu sepakat 100%. Tapi kritis boleh. gunakan kata yang terpilih untuk mengkritisi tulisan termasuk kontennya. Misal ada tulisan tentang tidak mau di vaksin. Maka kita yang setuju di vaksin bisa mengemukakan pendapat dengan menyertakan alasannya. Tapi tetap hormati teman yang tidak mau divaksin. Menghormati itu bukan berarti ikut-ikutan, hanya ya sudahlah … Dia memang beda.

    Atau ada lagi tulisan tentang pendapat perempuan tak perlu sekolah tinggi karena akan balik ke 3R juga. Jika kita punya pendapat bahwa perempuan harus berpendidikan baik, maka buat tulisan dengan argumen yang kuat, contoh-contoh kebaikan dari pendidikan perempuan, dan masukkan juga kritik terhadap akibat rendahnya pendidikan perempuan bagi kemajuan sebuah masyarakat.

    Sejauh ini memang di media sosial masih ada banyak hate speach, bully, dan hoax yang sangat mengganggu kesehatan dunia tulis menulis dan informasi. Memilih dan memilah berita itu sangat … sangat … sangat … penting. Jangan langsung share, apalagi screen shoot percakapan dari WAG, atau mengambil caption yang tidak akurat sumbernya. Berbahaya sekali.

    Walau sekali lagi kita sebagai penulis ada rasa ingin memiliki sebanyak-banyaknya pembaca, follower, atau fans. Tak elok bila menggunakan cara yang salah.

    Orange Juice for Integrity : Koruptor Versus Orang Jujur

    Standar

    Percakapan di Telegram Group MGN, pada akhir April dan awal Mei tentang koruptor menggelitik sekali. Ada infografis yang berisi fakta sidang aliran dana Kementerian Pertanian ke SYL dan keluarga. Aku berusaha membongkar file lama di blog dan google drive tentang korupsi. Miris … Sekaligus tertantang untuk menaklukkan Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Mei yang bertema perbandingan (versus)’.

    Belajar Anti Korupsi

    Korupsi kian menjadi dan seolah berakar sangat dalam. Begitulah kesan yang aku tangkap saat membaca dan mempelajari berita kerugian negara di bidang ekologis sebesar 271 triliun rupiah dari kasus korupsi pertambangan timah ilegal di Pulau Belitung. Aku teringat buku karya Andrea Hirata yang berjudul ‘Laskar Pelangi’. Kisahnya membuatku jadi melek bagaimana ketimpangan terjadi di sana. Pegawai dan petinggi perusahaan timah versus rakyat biasa sangat jomplang baik di bidang ekonomi, sosial, maupun pendidikan.

    Sekarang masih saja berlangsung praktik eksploitasi alam yang merugikan rakyat dan membuat kaya raya segelintir pejabat bersama kroninya. Hal itu menimbulkan pertanyaan, adakah korupsi ini merupakan budaya yang diwariskan para pendahulu kita? Apakah korupsi adalah warisan sejarah? Apakah kita memang anak cucu koruptor?

    Aku berpendapat, korupsi bukanlah warisan. Kita juga bisa memilih untuk tidak menjadi koruptor. Mencari teladan, dalam hal apa pun, bukan perkara gampang. Dalam urusan melawan korupsi pun begitu.

    Apa sajakah sembilan nilai anti korupsi yang juga dikenal dengan sembilan nilai integritas. Kesembilan nilai itulah yang bisa dijadikan tolak ukur oleh kita dalam menilai seorang tokoh, apakah bisa dijadikan teladan dalam melawan korupsi atau tidak. Semakin banyak nilai integritas seseorang dan semakin pantas untuk dijadikan teladan dalam pemberantasan korupsi.

    Nilai-nilai tersebut adalah:

    • Jujur : Lurus hati, tidak berbohong, tidak curang.
    • Peduli : Mengindahkan, memperhatikan atau menghiraukan orang lain.
    • Mandiri : Tidak bergantung kepada orang lain.
    • Disiplin : Taat terhadap peraturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
    • Tanggung jawab : Siap menanggung akibat dari perbuatan yang dilakukan, tidak buang badan.
    • Kerja keras : Gigih dan fokus dalam melakukan sesuatu, tidak asal-asalan.
    • Sederhana : Bersahaja, tidak berlebih-lebihan.
    • Berani : Mantap hati dan percaya diri, tidak gentar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya.
    • Adil : Berlaku sepatutnya, tidak sewenang-wenang.

    Belajar Jujur dari Tokoh di Buku Orange Juice for Integrity

    Sore yang panas dan lembab di Jakarta tidak menyurutkan semangatku untuk mencari buku berjudul ‘Orange Juice for Integrity’ yang berada di perpustakaan keluarga. Aku pernah membuat vlog tentang buku yang diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk setoran KBK KLIP tahun lalu. Entah nyempil di mana ya? Duh … Bukunya tipis saja bersampul putih dengan tulisan berwarna jingga dan selusin foto tokoh bangsa sebagai inspirasi untuk kita belajar tentang integritas. Belajar tentang jujur. Mereka bukan tak mampu, tapi tak mau.

    Akhirnya … Buku setebal 88 halaman yang dicetak pada tahun 2016 ini ditemukan juga. Waaahhh … Lega rasanya. Adapun tokoh yang ditulis dalam buku ini adalah: H. Agus Salim, Baharuddin Lopa, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Hoegeng Iman Santoso, Ki Hajar Dewantara, Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Saifuddin Zuhri, Sjafruddin Prawiranegara, R. Soeprapto. Ir. Soekarno, dan Widodo Budidarmo.

    Melihat infografis di atas apa yang teman-teman pembaca rasakan? Marah! Ya … Betapa uang rakyat dikorupsi oleh pejabat. Koruptor adalah penjahat yang sudah seharusnya mendapatkan hukuman berat.

    Haji Agus Salim mengatakan, “Leiden is lijden, memimpin adalah menderita.” Mana bisa pemimpin bersenang-senang di atas penderitaan rakyat. Pastinya Agus Salim akan sedih melihat kelakuan SYL yang membuat rakyat menderita.

    Willem Schermerhorn, seorang pejabat Belanda, dalam Het dagboek van Schermerhorn (Buku Harian) mengomentari, “Orang tua yang sangat pandai ini adalah seorang yang genius. Ia mampu berbicara dan menulis secara sempurna sedikitnya dalam sembilan bahasa. Kelemahannya hanya satu: ia hidup melarat.” Berbeda 180 derajat dengan para pejabat yang hidup bergelimang kekayaan dari hasil korupsi. Agus Salim yang bersahaja dan rela menderita dalam kepahitan hidup sebagai diplomat ulung yang jasnya berhias beberapa jahitan di sana-sini. Keberadaannya sangat mudah dibedakan dan kontras dari para diplomat lain yang berdandan necis.

    Konon, menjadi polisi sudah menjadi cita-cita masa Hoegeng Iman Santoso. Kisah menarik ketika Hoegeng mendapat kejutan besar berupa barang-barang mewah di rumah dinas yang akan ditempatinya sebagai Kepala Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Sumatera Utara pada tahun 1956. Dia tidak mau menerima dan bersikeras untuk tetap tinggal di hotel jika barang-barang mewah itu masih ada di sana. Hoegeng dan keluarga baru mau pindah jika rumah hanya diisi barang-barang inventaris kantor. Pada akhirnya, Hoegeng mengeluarkan semua barang mewah itu ke tepi jalan.

    Bagi Hoegeng, keberadaan barang-barang mewah itu sangat mencurigakan. Pasalnya mereka tidak mengenal siapa pun di tempat baru tersebut. Belakangan diketahui, barang-barang itu berasal dari bandar judi yang hendak menyuapnya.

    Barang mewah yang menjadi bukti saat operasi tangkap tangan kepada EP seperti jam tangan Rolex, tas Tumi, tas Luis Vuitton, dan baju Old Navy menjadi penegas bahwa koruptor itu dekat dengan gaya hidup hedonis.

    Seharusnya para pejabat belajar dari Mohammad Hatta. Jujur, sederhana, dan teguh memegang prinsip. Begitulah kepribadian Hatta. Ada kisah menarik yang diceritakan oleh Mahar Mardjono, “Pada tahun 1970-an, Hatta berobat ke luar negeri. Waktu singgah di Bangkok dalam perjalanan pulang ke Jakarta, Hatta bertanya kepada sekretarisnya, jumlah sisa uang yang diberikan pemerintah untuk berobat. Ternyata sebagian uang masih utuh karena ongkos pengobatan tak sebesar dari dugaan. Segera Hatta memerintahkan mengembalikan uang sisa itu kepada pemerintah via Kedubes RI di Bangkok.”

    Hatta melakukan itu karena tak ingin meracuni diri dan mengotori jiwanya dengan rezeki yang bukan haknya. Dia selalu teringat pepatah Jerman, Der Mensch ist, war es iszt, sikap manusia sepadan dengan cara mendapat makan.

    Demikian halnya dengan Baharuddin Lopa yang sangat berhati-hati dan cermat. Bagi dia, tak ada urusan sepele. Tak terkecuali soal bensin di mobil yang dipakainya. Suatu ketika, Lopa mengadakan kunjungan ke sebuah kabupaten di wilayah kerjanya. Dalam perjalanan pulang, Lopa tiba-tiba bertanya kepada ajudannya, “Siapa yang mengisi bensin?” Si ajudan berkata jujur, “Pak Jaksa, Pak!” Lopa langsung menyuruh ajudannya memutar mobil dan kembali ke tempat semula untuk meminta jaksa tersebut menyedot kembali bensinnya sesuai dengan jumlah yang diisikannya.

    Segala sesuatu harus sesuai peruntukannya. Mobil dinas hanya untuk keperluan dinas, tak boleh untuk kepentingan pribadi. Lopa dan istri pernah datang ke sebuah acara dengan menggunakan pete-pete, angkutan kota khas Makassar karena hari minggu yang bukan hari dinas dan bukan pula acara dinas jadi tidak boleh menggunakan mobil kantor.

    Penutup

    Saat ini, negara Indonesia sedang sakit akibat terjangkit virus korupsi. Virus ganas yang telah menular inilah yang menyebabkan pembangunan terhambat karena dana dicuri para pejabat dan kroninya yang korupsi. Para koruptor membuat cita-cita kemerdekaan untuk mewujudkan rakyat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur semakin jauh dari harapan.

    Semoga dengan belajar dari para tokoh yang memiliki integritas terutama tentang sikap jujur, kita bisa menjadi orang yang tidak akan pernah korupsi. Kita juga berani untuk mencegah terjadinya korupsi di manapun kita berada.

    Sebagai Mamah Gajah alumni ITB tentu kita ingin berperan aktif dalam gerakan anti korupsi.

    Rektor ITB, Reini Wirahadikusumah pada saat Wisuda April 2024 di Gedung Sabuga mengingatkan bahwa gelar akademik adalah sebuah bentuk tanggung jawab yang tinggi untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan, semangat terus belajar, dan berkontribusi kepada masyarakat, bangsa Indonesia, peradaban dunia, dan kemanusiaan. Karakter itu penting bukan hanya bagi profesi scientist, melainkan bagi semua profesi. Kita harus menjadi ‘agent of knowledge‘ sekaligus menjadi ‘agent of morality endowed with character‘. 

    Sebagai orang tua, aku berusaha menjadi teladan bagi Kaka, Mas, dan Teteh agar kita menjadi orang jujur.

    Artikel lengkapnya ada di sini: Ajarkan Kejujuran Kepada Anak

    Mudik Jalan Silaturahmi

    Standar

    Adakah teman pembaca yang memiliki anak pemalu? Tak mau bersalaman dengan orang yang baru dikenal? Bahkan dengan sepupu tak mau bermain bersama, padahal seumuran.

    Belajar Silsilah Keluarga Saat Mudik Lebaran dan HBH

    Kaka dan Mas bersama Ibu Sirriyah, eyang mereka di Solo berkumpul dengan cucu-cucunya di hari idul fitri sangat membahagiakan.

    Aku membaca informasi bahwa kecerdasan sosial (SQ)  pada diri anak-anak yang tinggal di kota besar cenderung rendah. Ternyata, hal ini terbukti dari skor kecerdasan majemuk Kaka, Mas, dan Teteh. Tentu hal ini bukan berita buruk, tapi sebuah trigger atau pemicu semangat bagiku untuk meningkatkan kecerdasan sosial mereka.

    Apa yang harus aku lakukan sebagai orangtua? Aku dan suami memilih sebuah jalan yaitu silaturahmi. Mudik lebaran sambil merayakan idul fitri aku ajak anak-anak untuk berkunjung ke tempat yang membutuhkan komunikasi antar personal, seperti mengunjungi rumah kerabat atau sahabat.

    Sebagai orangtua, aku ingin memberi teladan dengan berusaha terlebih dahulu memberikan senyum, menyapa, memberi salam, berjabat tangan, bila dengan keluarga yang mahram aku berpelukan, lalu mengobrol. Biasanya bila bertemu orang yang baru saja dikenal mereka cenderung malu-malu.

    Teteh seringkali tak mau menyambut tangan orang yang mengajaknya bersalaman. Pengalaman heboh sering terjadi, ia terlihat resah dan gelisah, rewel, atau marah minta segera pulang. Namun, lama kelamaan sejalan makin intensif program ini berjalan, Alhamdulillah mereka makin enjoy bila di ajak silaturahmi.

    Agar suasana lebih sesuai dengan usia mereka, aku sempatkan berkumpul bersama sepupu di rumah Mamah Tuti di Cirebon atau di rumah Ibu Sirriyah di Solo saat mudik. Senang sekali mereka bila diajak berjalan-jalan mengunjungi tempat wisata. Sepanjang perjalanan mereka bisa bercanda dan saling bertukar cerita. Cerita lucu mengalir deras, tawa ceria pun terdengar tiada henti. Aku pikir satu-dua digit skor SQ mereka pasti meningkat.

    Ketika mereka sudah semakin besar, mudik adalah momen yang dinantikan. Ada rasa bahagia ketika berkumpul bersama sepupu yang sudah dikenal sejak kecil. Kaka dan Mas bersama sepupunya sedang tracking di kawasan Kota Batu Malang. Silaturahmi plus merawat sehat dan meningkatkan kebugaran di sela kegiatan belajar dan kuliah yang padat. Mereka semua pernah sekolah di pesantren tentu sedikit punya waktu dengan keluarga. Nah … kegiatan silaturahmi ini sebagai ajang melepas kangen juga. Barakallah …

    Teteh dan sepupu jalan-jalan keliling Keraton Kasunanan Surakarta dan memberi makan kebo bule, asyik sekali ya … Sempat juga mampir ke Kebun Binatang Jurug Solo. Kami menginap di Musafir Guest House (MGH) Solo yang semula adalah rumah keluarga Ibu Sirriyah. Mereka aku ajak untuk berkunjung ke toko buku Gramedia di jalan Slamet Riyadi dan membeli buku. Nah … Selesai jalan-jalan Teteh melanjutkan kumpul di kamar MGH. mengobrol, dan membaca bersama. Seru sekali! Kadang diselingi juga main petak umpet dan tebak-tebakan kata.

    Pade Nur Adnan (berdiri posisi keempat dari arah kiri) adalah sepupu Ibu Sirriyah cucu dari Eyang Bani Tafsir Anom. Kaka dan Mas berkenalan dengan sesama canggah dari Eyang Bani Tafsir Anom V.

    Keluarga besar dari Ibu Sirriyah mengadakan acara silaturahmi Bani Tafsir Anom V. Pada kegiatan ini Kaka dan Mas bisa mengenal silsilah keluarga dan berkenalan dengan sepupu eyangnya.

    Silsilah Keluarga Eyang Tafsir Anom V

    Kalau diturut silsilahnya maka Kanjeng Raden Penghulu Tafsir Anom V atau Eyang Tafsir Anom V akan sampai pada Sultan Syah Alam Akbar III (R. Trenggono), sultan Demak terakhir. Adapun putra dan putri Eyang Tafsir Anom V berjumlah 10 orang yaitu:

    1. Raden Ngabei Diprodipuro alias Muhammad Qomar.
    2. Raden Ngabei Tondhodipuro (Raden Ketib Cendhono), alias Muhammad Ridwan.
    3. Raden Nganten Mursoko alias Mardiyah.
    4. Prof. Kyai Haji Raden Muhammad Adnan, alias Shauman.
    5. Kyai Kanjeng Raden Tumenggung Pengulu Tafsir Anom VI. Sebelum bergelar Raden Ketib Winong, dan nama kecilnya Sahlan.
    6. Raden Ngabei Darmosuroto alias Muhammad Thohar, nama kecilnya Muhammad Ishom.
    7. Raden Nganten Maknawi.
    8. Raden Nganten Sumodiharjo, alias Siti Maryam.
    9. Raden Nganten Projowiyoto alias Marfu’ah.
    10. Raden Nganten Condrodiprojo alias Marhamah.

    Ibu Sirriyah adalah anak dari Raden Nganten Condrodiprojo atau Eyang Marhamah. Sedangkan Pade Nur Adnan adalah anak dari Kiai Haji Raden Muhammad Adnan atau Eyang Adnan.

    Sejarah Kerajaan Demak

    Sultan Syah Alam Akbar III atau Raden Trenggono adalah Sultan Demak terakhir. Kerajaan Demak adalah Kerajaan Islam yang berpusat di Jawa Tengah. Demak menjadikan dirinya sebagai tonggak perjuangan untuk menyebarkan agama Islam pada dasawarsa pertama abad ke-16.

    Bangunan penting bersejarah yang menjadi pusat kegiatan kerajaan Islam pertama di Jawa Tengah ini adalah Masjid Demak. Tidak hanya menjadi tempat ibadah seperti shalat wajib dan shalat Jumat, Masjid Demak menjadi markas para wali untuk bermusyawarah.

    Keturunan ke-13 dari Sultan Demak terakhir adalah Kanjeng Raden Penghulu Tafsir Anom V (KRP Tafsir Anom V). Beliau wafat pada Kamis malam tanggal 30 Jumadil Awal 1864 atau tanggal 22 September 1933. Salah satu peranan KRP. Tafsir Anom V semasa hidupnya adalah ikut mendirikan dan mengembangkan Mambaul ’ulum, yaitu pendidikan yang diselenggarakan berdasarkan agama di Keraton Kasunanan Surakarta pada tanggal 20 Juli 1905. Madrasah ini mempelopori diberikannya pelajaran ‘Barat’ dalam sistem pendidikan Islam di Indonesia. 

    Bentuk lain kepedulian Beliau terhadap pendidikan adalah membuka sekolah di pendopo rumahnya serta sekolah di sebelah Timur rumahnya (sekarang menjadi TK. MDN Kauman). Salah satu putra beliau yang terkenal sebagai cendekiawan muslim adalah Prof. KH. R. Muhammad Adnan. Karya besar beliau adalah Tafsir Al-Qur’an berbahasa Jawa pada tahun 1977. Beliau yang juga menantu KH. Ahmad Shofawi menjadi takmir masjid Tegalsari di Surakarta. Setelah diberi izin oleh pihak Keraton Kasunanan Surakarta, masjid Tegalsari mulai menyelenggarakan shalat Jumat.

    Eyang Adnan duduk di tengah dekat anak kecil yang berdiri di belakang tulisan Halal Bi Halal Kelurga Tafsir Anak 1384 H / 1965 M.

    Kisah Saat Tak Bisa Mudik di Masa Pandemi

    Aku ingin berbagi pengalaman tetap terhubung dengan keluarga walau tidak bisa mudik saat lebaran. Sedih pastinya ketika Kaka dan Mas yang tinggal di Bandung tak bisa pulang ke Jakarta. Selama bulan Ramadhan hingga lebaran pada tahun 2020 dan 2021 mereka tetap berada di Bandung. Untunglah setelah pembatasan berakhir mereka bisa mudik ke Jakarta. Aku bersyukur masih bisa berkunjung ke Bandung pada waktu yang lain untuk berkumpul bersama mereka.

    Mas tertahan di Jatihandap Bandung –home alone– karena ITB baru saja selesai UAS. Masih ada sepekan lagi masa remedial dan pengumuman IPK. Hari Kamis siang Kaka yang tinggal di Jatinangor, mampir ke rumah Jatihandap, tempat Mas tinggal selama kuliah online. Kaka selesai mengantar pesanan ayam kampung umbaran. Hari itu ada tujuh konsumen, Kebetulan konsumen kedelapan adalah Mas he3 …

    Kaka dan Mas memang hobi memasak. Mereka ketemuan sambil asyik memasak di dapur. Alhamdulillah opor ala Cirebon dan Solo saat mudik pun tersaji untuk buka puasa berdua. Aku bersyukur sebagai ibu punya anak laki-laki yang bisa mandiri dan bersabar di saat wabah pandemi covid-19. Kaka dan Mas jauh dari orangtua. Aku senantiasa berdoa, semoga Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Penjaga melindungi anak-anakku di manapun mereka berada, aamiin.

    Pengalaman menarik pada saat di rumah saja, aku jadi lebih sering melakukan video call dengan Kaka dan Mas. Selepas tarawih dan waktu sahur dipilih agar terasa tetap berkumpul walau berada di kota yang berbeda. Begitupun dengan Mamah Tuti dan keluarga besar di berbagai kota bahkan berbeda negara, aku melakukan hal yang sama.

    Kami juga memanfaatkan WhatsApp Group untuk saling berkirim kabar kepada keluarga besar. Sepupuku yang tinggal di Paris Perancis dan Perth Australia juga bisa ikut dalam acara bukber virtual. Saat lebaran kami mengadakan silaturahmi menggunakan aplikasi Zoom. Senang bisa melepas rindu, walau tak bisa berpelukan dan hanya menatap wajah serta mendengar suara mereka.

    Oya … Ada satu grup WA yang baru dibuat pada saat pandemi, yaitu grup tahsin Al-Qur’an khusus akhwat beranggotakan keponakan, sepupu, kakak dan adikku. Masyaallah … Teknologi bisa menghubungkan kami yang tinggal berjauhan, ada yang tinggal di Gresik, Jakarta, Depok, Yogyakarta, Tangerang, Palangkaraya, bahkan Brisbane Australia untuk silaturahmi setiap hari ahad sore.

    Tak kalah unik dan menarik adalah grup WhatsApp komunitas Mamah Gajah Bercerita dan Mamah Gajah Ngeblog yang aku ikuti. Senang rasanya masih bisa terhubung dalam komunitas yang memiliki hobi sama. Barakallah … Semoga jalinan silaturahmi ini bisa langgeng dan penuh manfaat, aamiin.

    Silaturahmi terdiri dari dua kata, yakni shilat yang artinya adalah hubungan, menyambung; dan rahim yang artinya kasih sayang. Sehingga, silaturahmi dapat diartikan sebagai menyambung hubungan kasih sayang. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menghubungkan silaturahmi.

    Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka hendaklah dia memuliakan tamunya, siapa yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, hendaklah dia menghubungkan silaturahmi, siapa yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, hendaklah dia berkata baik atau diam.” (HR Bukhari Muslim).

    Ketika Punya Uang 100 Juta Rupiah, Bagaimana Mengelolanya?

    Standar

    Kelola Uang dengan Investasi Logam Mulia

    Aku ingin bercerita kisah selusin tahun yang lalu yaitu tahun 2012.

    Sejak bulan Mei 2012,  Emak Happy (sebut saja begitu, seorang perempuan paruh baya) menyimpan uang sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) di rekening tabungannya. Bulan Agustus, Dia mengalihkan tabungannya menjadi deposito dalam pecahan lima puluh juta rupiah sebanyak satu lembar, dan dua lembar pecahan dua puluh lima juta rupiah. Saat jatuh tempo di bulan Oktober, Emak Happy mendapat bagi hasil dari deposito lima puluh juta rupiahnya sebesar Rp. 360.000,-. (kurang lebih bagi hasil sebesar 4,3% setahun). Total bagi hasil dari uang sebesar seratus juta rupiah selama lima bulan sekitar Rp. 1.800.000,-.

    Emak Royal (sebut saja begitu, seorang perempuan paruh baya) memiliki uang seratus juta rupiah pada bulan Juli 2012 dan langsung dibelikan logam mulia (LM) sebanyak dua lempeng masing-masing 100 gram dan satu lempeng 25 gram, dan satu lempeng 10 gram. Logam mulia di bulan Juli dijual seharga Rp.420.000,-/gram ditambah ongkos untuk lempeng di bawah 100 gram. Bulan Oktober, Dia menjual LM-nya dan diterima seharga Rp. 116.000.000,- (harga beli per gram LM sekitar Rp. 495.000,- sedangkan harga jual Rp. 505.000,-). Bila dihitung kenaikan harga emas selama lima bulan adalah sebesar 16% atau 38% setahun.

    Melihat fenomena di atas dapat dipelajari bahwa bagi hasil tabungan atau deposito selama satu tahun berkisar antara 4% – 5%. Sedangkan kenaikan harga emas / LM selama satu tahun di atas 30%. Harga emas yang naik pesat di tahun 2012 tentu sebuah kekhususan yang harus dipelajari juga penyebabnya. Bila harga stabil maka kenaikan harga emas berkisar 20% setahun.

    Belanja Emas Untuk Apa?

    Sejak sebelum menikah, tepatnya ketika masih kuliah di ITB tahun 90-an, aku sempat diskusi dengan Bapa tentang bagaimana mengelola keuangan pribadi nanti kalau sudah lulus kuliah dan bekerja. Bapa sepertinya sangat mengerti akan karakter anak sulungnya yang tidak begitu suka menyimpan uang tunai di dompet. Tidak suka belanja fashion juga. Kebutuhan sekali makan cukup nasi 1/3 centong dengan lauk tempe goreng plus sayur bening. Tidak suka ngemil. Dunia belanjaku blusukan di pasar tradisional. Irit dong hidupnya he3 … Barakallah.

    Jadi Bapa menyarankan agar aku belanjakan saja uang yang ada -setelah dikurangi kebutuhan hidup tentunya untuk membeli emas. Selain saran beliau kalau nanti menikah ajak suami segera mencicil rumah, bukan mobil. Aku tentu saja menggali sampai dalam mengapa Bapa menyarankan agar aku belanja emas?

    Menurut beliau, bila ingin berinvestasi dengan risiko lebih rendah, emas bisa jadi solusinya. Meski minim risiko, kita mesti tahu kapan waktu paling tepat untuk menjual aset emas yang dimilikiHarga emas cenderung bergerak lebih stabil dibanding pergerakan harga saham. Makanya, emas lebih disukai oleh orang-orang yang ingin berinvestasi dengan minim risiko. Selain itu, emas juga mudah untuk dimiliki. Mulai dari emas batangan bisa dibeli secara langsung, hingga emas digital, dan tabungan yang memudahkan kamu untuk bisa memiliki aset investasi tersebut. Bisa juga belanja perhiasan emas untuk mempercantik diri tapi tetap memiliki nilai investasi. Tak lekang dan pudar dimakan waktu.

    Bapa mengingatkan setelah memiliki emas, selain memperhatikan pajak emas, penting juga mengetahui waktu yang tepat untuk menjual emas. Pada dasarnya, apapun investasi yang ingin kamu lakukan, penting untuk membuat tujuan investasi terlebih dahulu. Misalnya, membeli emas untuk investasi 5-10 tahun ke depan guna menambah modal atau keperluan lainnya. Belanja emas itu memang lebih cocok untuk investasi dan keperluan jangka panjang. “Jangan lupa zakat maal juga ya Teh!” begitu pesan penutup Bapa kepadaku.

    Hhhmmm … Pantas saja Mamah senang mengajakku belanja di toko perhiasan emas dan kadang membelikan untuk anak-anak perempuannya. Ada gelang, kalung, dan cincin. Aku juga pernah beberapa kali menemani Eni -nenekku belanja perhiasan emas setelah mengambil uang pensiun di Kantor Pos. Tak kalah menariknya adalah foto Uyut -ibunya nenekku yang menggunakan perhiasan emas berupa bros panjang di kebayanya dan dan gelang besar di tangan kanan dan kirinya.

    Rupanya sudah turun temurun para perempuan di keluargaku itu memiliki kebiasaan belanja emas. Sebagai bagian dari tindakan cerdas yang menjadikan fungsi emas sebagai Hedging (Aset Lindung Nilai). Tujuannya adalah semata-mata untuk melindungi (proteksi) nilai kekayaan yang mereka miliki sebagai bentuk antisipasi kebutuhan di masa depan. Uyut, Eni, dan Mamah dapat dikatakan mereka telah melakukan tindakan lindung nilai (hedging) secara sederhana.

    Berdasarkan saran tersebut, aku mulai membelanjakan sebagian uangku untuk membeli perhiasan emas. Ketika menikah aku meminta mahar emas kepada calon suami. Dan setelah menikah, bila ada kelebihan dari uang belanja aku belanjakan perhiasan emas atau koin dinar. Seingatku ketika tahun 1995, uang sebesar Rp. 650.000,- (ini besaran gaji di konsultan Arsitektur) dapat dibelikan perhiasan emas 18 karat (75%) seberat 23 gram. Harga emas per-gram sekitar Rp. 30.000,-.

    Aku pernah membeli 100 gram logam mulia (LM) pada tahun 2013 dengan harga sekitar Rp.49.000.000,-. Belanja emas batangan saat itu untuk berjaga-jaga saat anak-anak membutuhkan dana kuliah. Alhamdulillah … Sampai saat ini LM tersebut belum digunakan untuk apapun. Awal tahun 2023 ternyata harga LM ada dikisaran Rp. 97.000.000,- untuk ukuran 100 gram.

    Bila ada rezeki lebih aku menyempatkan belanja emas. Sesekali mengajak Kaka, Mas, dan Teteh untuk menemaniku ke toko emas agar mereka juga belajar sejak dini untuk belanja cerdas. Bahkan mereka sudah mulai mengalokasikan uang tabungannya untuk belanja emas juga, ada LM dan perhiasan emas.

    Dari pengalaman tersebut, aku jadi tahu bahwa emas termasuk ke dalam jenis investasi yang rendah risiko (low risk). Pasalnya, pergerakan harga emas yang cenderung mengikuti laju inflasi. Semakin tinggi laju inflasi, biasanya harga emas akan mengalami kenaikan. Menilik bagaimana keluargaku menjadikan belanja emas sebagai pilihan ketika ekonomi sedang tidak menentu. Alasan mereka karena nilai emas tetap terjaga meski terjadi inflasi atau deflasi. Nilai emas juga tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang. Selain itu, permintaan akan emas tidak berkurang meski ketersediaan emas terbatas.

    Teringat percakapan seorang teman tentang belanja emas. “Kepingin banget beli LM. Tapi nggak bisa dipakai. Bingung juga disimpannya di mana” Ada yang berpikiran sama? Jangan khawatir. Menabung dalam rupa perhiasan emas juga sama baiknya. Prinsipnya, lebih baik menabung daripada tidak menabung. Betul apa betul?

    “Nanti kalau dijual rugi dong, kan ada ongkosnya? Pasti harganya lebih murah.” Ya tidak apa-apa juga, toh kita tetap mendapatkan keuntungan lainnya, seperti bisa dipakai sebagai perhiasan. Perempuan kan memang suka berhias. Kalau kita beli perhiasan imitasi, uang kita juga hangus karena tak bisa dijual kembali. Begitu juga jika belanja fashion seperti tas, sepatu, baju, kerudung, atau lainnya. Misalnya kita membeli perhiasan emas seberat lima gram. Lalu saat dijual harganya berkurang seratus ribu. Nah, yang seratus ribu itu anggap aja biaya fashion. Ya kan? Kalau kita beli perhiasan yang lebih murah seharga Rp.150.000,- tapi tidak bisa dijual lagi. Tetap aja kita keluar uang sebesar Rp. 150.000,-.

    Asyiknya, kalau kita baru menjual perhiasan ini beberapa tahun kemudian, kemungkinan besar harganya pun sudah naik. Jadi meski ada potongan ongkos, tetap saja harga jualnya lebih tinggi dari harga belinya. Nah untung kan? Perhiasannya bisa kita pakai, uangnya utuh malah bertambah.Teh Yuria Cleopatra : ITBMotherhood

    Bila ingin berinvestasi dengan risiko yang lebih rendah, emas mungkin bisa jadi solusinya. Meski minim risiko, kita mesti tahu kapan waktu yang tepat untuk menjual aset emas yang dimilikiHarga emas cenderung bergerak lebih stabil dibanding pergerakan harga saham atau aset kripto. Makanya, emas lebih disukai oleh orang-orang yang ingin berinvestasi dengan minim risiko. Selain itu, emas juga mudah untuk dimiliki. Mulai dari emas batangan yang bisa dibeli secara langsung, hingga emas digital, dan tabungan yang memudahkan kamu untuk bisa memiliki aset investasi tersebut.

    Setelah memiliki emas, selain memperhatikan pajak emas, penting juga mengetahui waktu yang tepat untuk menjual emas. Pada dasarnya, apapun investasi yang ingin kamu lakukan, penting untuk membuat tujuan investasi terlebih dahulu. Misalnya, membeli emas untuk investasi 5-10 tahun ke depan guna menambah modal atau keperluan lainnya. Investasi emas itu memang lebih cocok untuk keperluan jangka panjang.

    Saat mengambil opsi membeli LM memang aku punya rencana sebagai dana pendidikan Kaka, Mas, atau Teteh pada jenjang pendidikan tinggi atau kuliah. Alhamdulillah … Bersyukur, LM tersebut ternyata belum dibutuhkan untuk dijual kembali saat Kaka dan Mas kuliah. Masih ada dana cair lainnya yang dapat digunakan. Semoga nanti Teteh juga demikian, tapi setidaknya aku sudah punya dana untuk kuliahnya.

    Sedekah dan Zakat sebagai Bagian Penting Pengelolaan Keuangan

    Terkait mengelola keuangan keluarga ada hal yang sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan, yaitu sedekah dan zakat. Tak kalah pentingnya juga bagaimana kita terhindar dari harta haram.

    Definis harta haram adalah setiap harta yang didapatkan dari jalan yang dilarang syariat. Memakan harta haram adalah perbuatan mendurhakai Allah dan mengikuti langkah syaitan. Allah memerintahkan semua manusia agar mencari harta dengan cara yang halal. Ancaman bagi pemakan harta haram adalah neraka dan doa tidak akan dikabulkan.

    Mari kita berusaha untuk menggali kembali tentang ilmu muamalat ini. Mengatur keuangan sejatinya membersihkan harta kita dari hal-hal yang dilarang oleh agama. Harta itu akan ditanya dari mana didapat dan digunakan untuk apa saja?

    Harta haram yang utama adalah ketika zakat tidak ditunaikan. Sebagaimana Allah telah berfirman, “Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak meminta)”. (QS. Al Maarij : 24-25).

    Ayat lain berisi perintah zakat, “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka”. (QS. At Taubah : 103). Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang telah menunaikan zakatnya, niscaya hilang kotoran dari hartanya”. (HR. Thabrani, sanad hasan).

    Ingat yuk! Hitung kembali harta kita, apakah sudah waktunya dikeluarkan zakat maal?

    Tidak ada seorang muslim pun yang menyangkal haramnya hukum riba. Teks Al Quran begitu jelas menyatakan bahwa Allah telah mengharamkan riba. “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS. Al Baqarah : 275). 

    Perintah menghentikan riba ada dalam surah Al Baqarah ayat 278, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”.

    Saat seorang muslim tahu bahwa di antara hartanya terdapat harta haram, hendaklah ia bertaubat dan membersihkannya secepat mungkin.

    Jangan Lupa Zakat Maal

    Islam menganjurkan umatnya untuk bijaksana mengelola harta, tidak boros, dan harus mampu menyimpan sebagian kelebihan untuk masa sulit. Islam juga sangat menganjurkan untuk menggerakkan harta, melarang harta idle (diam) yang tidak bermanfaat bahkan mewajibkan zakat atas harta yang diam tersebut.

    Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Pemberi Karunia berfirman di dalam Al-Qur’an, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra : 26-27). “dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan pula engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu akan menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al-Isra : 29).

    Begitu pula Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Rasulullah menyimpan makanan untuk kebutuhan keluarga selama setahun.” (HR Bukhari no 2904 dan Muslim no 1757). “Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya.” (HR Muslim & Ahmad).

    Apa itu zakat mal? Maal berasal dari kata bahasa Arab artinya harta atau kekayaan (al-amwal, jamak dari kata maal) adalah “segala hal yang diinginkan manusia untuk disimpan dan dimiliki” (Lisan ul-Arab). Menurut Islam sendiri, harta merupakan sesuatu yang boleh atau dapat dimiliki dan digunakan (dimanfaatkan) sesuai kebutuhannya. Oleh karena itu dalam pengertiannya, zakat maal berarti zakat yang dikenakan atas segala jenis harta, yang secara zat maupun substansi perolehannya tidak bertentangan dengan ketentuan agama.

    Sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam kitabnya Fiqh uz-Zakah, zakat maal meliputi:

    1. Zakat simpanan emas, perak, dan barang berharga lainnya;
    2. Zakat atas aset perdagangan;
    3. Zakat atas hewan ternak;
    4. Zakat atas hasil pertanian;
    5. Zakat atas hasil olahan tanaman dan hewan;
    6. Zakat atas hasil tambang dan tangkapan laut;
    7. Zakat atas hasil penyewaan asset;
    8. Zakat atas hasil jasa profesi;
    9. Zakat atas hasil saham dan obligasi.

    Begitupun dengan yang dijelaskan di dalam UU No. 23 Tahun 2011, zakat maal meliputi;

    1. Emas, perak, dan logam mulia lainnya;
    2. Uang dan surat berharga lainnya;
    3. Perniagaan;
    4. Pertanian, perkebunan, dan kehutanan;
    5. Peternakan dan perikanan;
    6. Pertambangan;
    7. Perindustrian;
    8. Pendapatan dan jasa; dan
    9. Rikaz.

    Adapun syarat harta yang terkena kewajiban zakat maal yaitu sebagai berikut:

    1. Kepemilikan penuh;
    2. Harta halal dan diperoleh secara halal;
    3. Harta yang dapat berkembang atau diproduktifkan (dimanfaatkan);
    4. Mencukupi nishab;
    5. Bebas dari hutang;
    6. Mencapai haul;
    7. Atau dapat ditunaikan saat panen.

    Zakat emas wajib dikenakan zakat jika emas yang tersimpan telah mencapai atau melebihi nisabnya. Nisab zakat emas adalah 85 gram (mengikuti harga buy back emas pada hari ketika zakat akan ditunaikan). Terkait hal ini, ketentuan mengenai kadar zakat emas dan perak adalah berbeda. Kadar zakat emas adalah 2,5 persen.https://baznas.go.id/zakatmaal

    Zakat emas, perak, atau logam mulia adalah zakat yang dikenakan atas emas, perak dan logam mulia lainnya yang telah mencapai nisab dan haul. Dalil mengenai kewajiban zakat atas emas atau perak ini ada dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah Ayat 34 yang berbunyi, “… Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”

    Kewajiban zakat emas dan perak juga didasari dari beberapa hadits lainnya, salah satunya adalah hadits riwayat Abu Dawud rahimahullah, “Jika engkau memiliki perak 200 dirham dan telah mencapai haul (satu tahun), maka darinya wajib zakat 5 dirham. Dan untuk emas, anda tidak wajib menzakatinya kecuali telah mencapai 20 dinar, maka darinya wajib zakat setengah dinar, lalu dalam setiap kelebihannya wajib dizakati sesuai prosentasenya.” (HR. Abu Dawud).

    Ada berbagai cara untuk menunaikan zakat emas dan perak. Pertama bisa menunaikan zakatnya berupa emas secara langsung atau bisa dikonversikan terlebih dahulu ke dalam nilai rupiah.

    Motivation in Organization Behavior

    Standar

    Penelitian yang telah dilakukan oleh dosen dan mahasiswa UCIC terkait motivasi di antaranya adalah

    Pengaruh Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Empal Gentong H. Apud Tengah Tani Cirebon

    Sitta Nur Hajijah, Andwina Firmani, Kholilah Azkiyah Asyfia

    Abstract

    Human resources (HR) is a very important factor that cannot even be separated from an organization. In addition, HR is also an influencing factor. So it can be said that a company can develop very rapidly if it has many competent human resources in their fields, on the other hand if the human resources working in a company are not qualified then the development of the company will also be hampered. Factors that can affect employee performance are the work environment and work motivation. The purpose and objective of this study was to determine the effect of work motivation and environment on employee performance at Empal Gentong H.Apud Tengah Tani Cirebon. This research was conducted at Empal Gentong H.Apud Tengah Tani Cirebon. The data collection method used is the sampling method with the research sample totaling 45 peopleThe analytical method used is multiple regression. The results of the study found that all variables Motivation, Work Environment had a positive and significant effect on the managerial performance variable. We recommend that Empal Gentong H.Apud Tengah Tani Cirebon further improve all aspects of the company so that managerial performance within the company will be more effective and efficient in carrying out each task and responsibility within the company.

    Silakan klik link berikut: https://jurnal.cic.ac.id/index.php/ebi/article/view/81

    Pengaruh Kompensasi, Kompetensi, Dan Motivasi Pada Produktivitas Kerja Pegawai Pt. Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Palikanci

    NWFA Lestari, IR Dewi, A Kanivia

    Abstract

    There is job dissatisfaction that some employees at PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. The Palikanci branch resulted in low work productivity. This study took a sample of 58 employee respondents. The technique of taking using purposive sampling was collected through a questionnaire instrument aimed to determine the effect of compensation, competence, and motivation on work productivity. The analysis technique uses multiple regression analysis. It was found that there was a positive and significant influence between the variables of compensation, competence, motivation on work productivity at PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Palikanci branch either partially or simultaneously. So it is necessary to pay attention to the company so that it can pay more attention to the amount of compensation given and appreciation of employee competence to increase work productivity. Likewise, high motivation must be evaluated to increase work productivity which will help the company achieve its goals.

    Silakan klik link berikut: https://journal.stiejayakarta.ac.id/index.php/JMBJayakarta/article/view/79

    IMPLEMENTATION OF CULTURE ORGANIZATION FOR INCREASING CUSTOMER SATISFACTION AT PT BANK RAKYAT INDONESIA UNIT PLUMBON

    Ni Wayan Fitriana Ayu Lestari, Isti Riana Dewi

    Abstract

    The BRI Unit Plumbon Branch Office is a branch office that has a branch office service function in Cirebon. BRI branch offices are branch offices that carry out the function of collecting funds from the public in the form of savings and distributing them to the public in the form of credit or other means to improve people’s lives. This study aims to identify and analyze the organizational culture model and the application of organizational cultural values at PT. Bank Rakyat Indonesia Cirebon Plumbon Unit so that they know what needs to be repaired and maintained. Organizational culture models and the application of organizational cultural values were identified and analyzed from organizational structure, human resource management policies, integrity, professionalism, customer satisfaction, exemplary and respect for human resources. This researcher used a purposive sampling technique. Data collection methods in-depth interviews and documentation. The results show that the organizational culture model and the application of organizational cultural values tend to show problems in terms of integrity and professionalism. The value of integrity tends to be lacking because the tenure is too short for contract workers, so organizational culture is not well understood, especially those at the forefront of service. Professionalism shows that most of the frontline services are contract workers who are given short training, so that knowledge of BRI products is lacking.

    Silakan klik link berikut: https://jurnal.cic.ac.id/index.php/ebi/article/view/169

    Business Relationship in Business Process Management and Management with the Literature Review Method

    Sudadi Pranata, Katno Hadi, Mochamad Heru Riza Chakim, Yamato Shino, Ihsan Nuril Hikam

    Abstract

    In an increasingly globalized and digitized environment, businesses face various challenges. Rising costs, intense competition, rapidly evolving technology, increasingly demanding and privileged consumers, and the demands of a socially changing society. In this respect, the effectiveness and efficiency of the operation of the business organization are realized. This article addresses the following fundamental scientific questions at a theoretical level: How important is Business Process Management (BPM) concerning Quality Management (QM)? Is BPM the QM axis? The relationship between business process management and quality management needs to be studied more interdisciplinary. This study aims to build this relationship. The research methods used are literature review and critical analysis of scientific sources. Academic papers and other sources published within two years (2021–2022) were analyzed to look for research findings on the relationship between BPM and QM. The results show confusion and overlap between different QM and BPM paradigms. The BPM paradigm can be considered an integral part of almost every primary quality management paradigm. BPM is like a horizontal domain that encompasses different quality management paradigms. The conclusions drawn are helpful for organizations implementing quality systems. Integrating BPM into quality management systems and tools creates the conditions for an organization to develop effectively and efficiently. A limitation of this study is the paucity of quantitative studies on scholarly sources. In the future, it may be helpful to conduct systematic literature reviews that include quantitative analyzes of scientific studies.

    Silakan klik link berikut: https://www.adi-journal.org/index.php/ajri/article/view/912

    Belajar dari Sahabat Rasulullah : Abu Bakar, Ali, dan Utsman

    Standar

    Keadilan Seorang Khalifah

    Teringat ceramah seorang ustadz yang menceritakan kisah Ali bin Abi Thalib beberapa bulan lalu. Di bulan Ramadhan hari ketiga kisah ini ingin aku bagikan sebagai bagian dari usaha untuk menebar manfaat. Semoga Allah Yang Maha Adil lagi Maha Melihat memberikan hikmah atas kisah ini kepada kita semua, aamiin …

    Khalifah Ali bin Abi Thalib sepulang berperang meletakkan baju perang di samping rumah. Baju besi itu akan dibersihkannya sebelum disimpan. Hasan pun ingin membantu ayahnya, namun Ali bin Abi Thalib melakukannya sendiri. Namun, apa yang terjadi? Baju besi itu lenyap. Tak seorang anggota keluarganya tahu kemana baju besi itu? Merekapun merasa heran.

    Beberapa hari kemudian Ali bin Abi Thalib melihat baju besinya di pasar di tangan seorang Yahudi. Pemegang baju besi bersikeras itu miliknya. Sementara Ali bin Abi Thalib sangat yakin itu adalah baju besi miliknya. Diadukan masalah ini kepada qadhi. Duduklah sebagai terdakwa Yahudi dan Khalifah sebagai penuntut. Si Yahudi hadir di pengadilan dengan perasaan was-was, mana mungkin ia akan memenangkan perkara di pengadilan ini. 

    Ketika qadhi bertanya kepada Khalifah siapa saksi yang dapat membuktikan kalau baju besi itu adalah miliknya? Ali bin Abi Thalib tersentak, kaget! Ali bin Abi Thalib menjawab anakku Hasan saksinya. Namun, qhadi tidak menerima kesaksian anggota keluarga. Keputusan pengadilan adalah baju besi itu milik Yahudi bukan milik Khalifah. Ganti sekarang yang tersentak kaget adalah Yahudi. Bagaimana keadilan ditegakkan di pengadilan Islam. Qadhi yang adil memberikan keputusan walau ia seorang Yahudi bukan Muslim. Walaupun yang menuntutnya adalah seorang Khalifah.

    Justru dengan kejadian ini, ketika keadilan benar-benar ditegakkan Yahudi merasa bersalah. Ia pun mendekati Ali bin Abi Thalib dan berkata bahwa baju besi itu adalah milik Khalifah. Yahudipun menyatakan keislamannya. Subhanallah … Allah Maha Suci lagi Maha Mulia.

    Kesetiaan Seorang Sahabat

    Al-Qur’an mengabadikan kisah sahabat sejati Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam yang sangat setia dan rela mengorbankan dirinya demi sahabat yang dicintainya. Kalimat ‘la tahzan innallaha ma’ana’ … jangan sedih wahai sahabatku, Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Kuasa bersama kita. Indahnya kalimat pelipur lara dari Nabi Muhammad kepada Abu Bakar Ash Shidiq diucapkan di dalam gua gelap di tengah padang pasir yang tandus dalam keadaan bahaya luar biasa.

    Perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah menorehkan sejarah persahabatan yang agung. Kesetiaan dan kecintaan karena Allah. Perjuangan melindungi sahabat dari marabahaya karena Allah. Abu Bakar bersembunyi bersama Nabi Muhammad selama beberapa hari untuk mengecoh kafir Quraisy. Suatu saat, Rasulullah tertidur karena kelelahan, kepalanya bersandar ke badan Abu Bakar yang tetap siaga berjaga. Di tengah keheningan, Abu Bakar melihat ada ular keluar dari lubang kecil. Segera ditutupnya lubang itu dengan kakinya. Tak lama muncul lagi seekor kalajengking hendak keluar dari lubangnya, maka satu kaki lagi digunakan menutup lubang itu.

    Masyaallah … Dua hewan berbisa itu tak ayal menggigit kaki Abu Bakar. Sakit tiada terkira. Namun, Abu Bakar tak berani bersuara dan bergerak. Khawatir Nabi Muhammad akan terbangun. Menahan sakit yang luar biasa, Abu Bakar meneteskan air matanya. Butiran air mata mengenai Rasulullah hingga terbangun. Subhanallah … Betapa terharunya Beliau menyaksikan keadaan sahabatnya. Diobatinya Abu Bakar dan Allah Yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar menurunkan firman-Nya atas kesetiaan sabahat Abu Bakar.

    Bagaimana dengan kita?

    Mari bersahabat karena Allah, mencintai karena Allah, dan rela berkorban bagi sahabat kita karena Allah.

    Pada bulan Syawal 1445 H mari kita memulai dengan memuliakan sahabat kita, memberi salam, menyapa, menolong dan membantu bila mereka dalam kesulitan, serta mendoakan agar senantiasa dilimpahkan karunia dan rahmat dari Allah Yang Maha Baik lagi Maha Bijaksana, aamiin …

    Kedermawanan Seorang Pengusaha

    Sebuah sumur di Madinah dikenal sebagai sumur yang diwakafkan Utsman bin Affan semasa ia masih hidup. Sumur ini telah berumur lebih dari 1.400 tahun dan masih beroperasi serta menghasilkan air hingga sekarang. Utsman bin Affan termasuk salah satu sahabat Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam yang dikenal sebagai seorang pengusaha yang dermawan. Ia tidak pernah ragu mengeluarkan hartanya di jalan Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Pemurah.

    Madinah dilanda musim paceklik. Masyarakat sulit mendapatkan air bersih, baik untuk minum maupun berwudhu serta untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Keadaan ini tentu saja sangat menyulitkan, apalagi kaum Muhajirin terbiasa hidup dengan air zam-zam melimpah di kota Makkah.

    Tak jauh dari Masjid Nabawi, tinggallah seorang Yahudi yang terkenal dengan sifat serakahnya. Dia memiliki sumur yang cukup besar, dengan hasil air yang berlimpah dan jernih.

    Meskipun air dari sumur ini berlimpah jumlahnya namun dia tidak mau berbagi air kepada penduduk Madinah meskipun hanya setetes. Dia menjadikan sumurnya sebagai ladang bisnis, dengan menjual air pada orang-orang Madinah.

    Sumur penghasil air tersebut diberi nama Bir Rumah (sumur Rumah).

    Setiap hari, orang Yahudi tersebut menjual satu ember air dengan harga satu mudd (setengah rantang) biji padi. Tentunya, harga itu cukup memberatkan. Namun, penduduk Madinah tak punya pilihan lain.

    Penduduk terpaksa harus antre dan membeli air bersih dari Yahudi yang harganya tidaklah murah.

    Melihat kejadian ini, para sahabat kemudian menyampaikan kepada Rasulullah. Beliau kemudian mengharapkan di antara para sahabatnya ada yang bersedia membeli mata air itu, hingga airnya dapat dialirkan kepada penduduk Madinah tanpa memungut biaya.

    “Wahai sahabatku, siapa saja di antara kalian yang membeli sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka kelak dia di surga,” Rasulullah menyerukan tawaran.

    Mendengar itu, berdirilah Utsman. Tanpa pikir panjang, Utsman bergegas ingin mendapatkan surga. Maka, dia segera mendatangi Yahudi pemilik sumur dan memberikan penawaran untuk membeli sumur dengan harga yang tinggi.

    Ternyata, meskipun sudah diberi penawaran yang tertinggi, orang Yahudi pemilik sumur tetap menolak menjualnya.

    Akhirnya si Yahudi setuju dengan penawaran ini dan sepakat menjual ‘setengah’ bagian sumur miliknya. Utsman membeli separuh dari mata air itu dengan harga 12.000 dirham.

    Kemudian, cara pemanfaatannya ialah dengan bergiliran. Untuk si Yahudi satu hari dan untuk Utsman satu hari pula.

    Setelah memiliki setengah bagian sumur, Utsman bin Affan kemudian mulai melakukan sedekah air. Ia mengumumkan kepada seluruh penduduk Madinah yang membutuhkan air bisa mengambil air untuk kebutuhan mereka gratis (tidak dipungut biaya), karena hari ini sumur adalah miliknya.

    Utsman mengingatkan agar penduduk Madinah mengambil air dalam jumlah yang cukup untuk 2 hari, karena esok hari sumur itu bukan lagi milik Utsman.

    Keesokan hari, Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli, karena penduduk Madinah masih memiliki persedian air di rumah. Yahudi merasa terpukul karena dengan demikian dia kehilangan pendapatannya. Setelah itu, Yahudi itupun mendatangi Utsman dan berkata, “Wahai Utsman belilah setengah lagi sumurku ini dengan harga sama seperti engkau membeli setengahnya kemarin.”

    Utsman setuju, lalu dibelilah setengah bagian sumur itu olehnya. Dengan demikian sumur itu pun menjadi milik Utsman sepenuhnya.

    Utsman bin Affan mewakafkan sumur tersebut sehingga bisa dimanfaatkan siapa saja yang membutuhkan air. Bahkan Yahudi pemilik sumur sebelumnya juga dipersilahkan untuk memanfaatkan air ini secara gratis.

    Tolong Menolong Dalam Kebaikan dan Taqwa

    Standar

    Apakah kita bisa hidup benar-benar sendiri? Tanpa bantuan dari orang lain? Alangkah sombongnya bila kita merasa demikian! Begitupun aku, bila tak diingatkan tentu akan sering merasa tak membutuhkan orang lain.

    Kenyataannya sejak lahir ke dunia ini, begitu banyak bahkan tak terhingga pertolongan oranglain datang kepada diri ini. Orangtua yang begitu tulus merawat dan menemani tumbuh kembang hingga dewasa. Bahkan setelah berumahtangga dan memiliki anak pun, orangtua tak pernah hilang rasa kasih dan sayangnya.

    Suami terkasih adalah teman seperjalanan mengarungi kehidupan bersama anak-anak. Suka duka berbagi bersama. Tawa tangis menghiasi indahnya rumah tangga. Saling menghormati, memuliakan, dan tolong menolong dalam kebaikan.

    Aku merasa betapa para pengasuh begitu baik hati. Mereka memasak, mencuci baju, juga menemani bermain. Saat inipun asisten rumah tangga benar-benar membantu dan membuat aku punya waktu serta kesempatan beraktifitas di luar rumah. Guru-guru di sekolah tiada terhingga jasanya mengembangkan potensi diri. Sahabat dan famili tentu tak luput dari interaksi dengan diri ini dan membantu menjadikan aku lebih baik dari hari kehari.

    Lihat lebih dalam lagi. Semenjak bangun pagi, ketika hendak menanak nasi. Ingatlah aku pada kerja keras para petani. Berpeluh berpanas terik agar padi tumbuh subur dan menghasilkan beras berkualitas. Begitupun lauk pauk datang dari para nelayan, pembuat tahu tempe, peternak, dan pedagang kecil di pasar tradisional. Mereka semua berpayah lelah menyediakan bahan pangan tentu bukan semata mencari penghasilan. Namun, ada panggilan hati untuk membantu sesama mendapatkan kebutuhan pokok hidupnya.

    Ketika aku sakit, anak dan suami harus dirawat di rumah sakit. Pertolongan dokter dan para perawat sangatlah terasa. Mereka menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Mereka telah berjanji di hadapan Tuhan untuk berbuat kebaikan, membantu menolong orang yang membutuhkan. Sebisa mungkin upaya dilakukan untuk menyelamatkan nyawa yang terancam. Aku tak bisa melupakan pemijat yang setia melurukan urat dan mengendurkan ototku saat pegal dan capek berdinas di luar kota. Dia menolongku karena memang ingin menolong. Upah pun tak ditetapkan, terserah saja kepadaku.

    Duh … Malu rasanya bila telah terbentang betapa sangat melimpah pertolongan oranglain kepada diri ini. Aku hanya berdiam diri saja! Sungguh keterlaluan, bukan? Apa guna Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung memberikan tangan dan kaki kepadaku? Apakah aku telah memanfaatkan mata, mulut, pendengaran, akal pikiran, dan hati untuk kebaikan? Sudahkah jiwa ini dipenuhi dengan rasa ingin menolong sesama?

    Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemberi Karunia berfirman “Dan janganlah memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman : 18). Ingat pula isi surat Ali Imran ayat 134 yang berbunyi “Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.”

    Tak banyak kebaikan yang telah aku kerjakan. Ya … Allah Yang Maha Benar lagi Maha Pengampun berilah aku kekuatan untuk dapat menjadi teman duduk yang baik untuk sesama. Sebagaimana Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam telah bersabda “Sesungguhnya perumpamaan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jahat adalah seperti pembawa minyak kesturi dan orang yang meniup api (tukang besi). Orang yang membawa minyak kesturi itu mungkin akan memberi sesuatu kepadamu atau kamu membeli darinya atau mungkin kamu mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan orang-orang yang meniup api itu mungkin dia akan membakar kainmu atau mungkin kamu akan mendapatkan bau busuk darinya.” (al Bukhari VI/660).

    Betapa agung perintah Allah Yang Maha Suci lagi Maha Pemurah “Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa.” (QS Al-Maaidah : 2). Terutama selagi muda, selagi sehat, dan selagi berpunya harta.

    Pergelangan kakiku terkilir dan lututku memar. Aku terjatuh di depan sebuah kampus tempat tim ID-Kita Kompasiana dan Kementrian Kominfo mengadakan sosialisasi internet sehat dan aman. Agak tertatih aku masuk ke dalam mobil. Entah bagaimana mulanya, kejadian itu sekejab saja.

    Sebelum kembali ke hotel, rombongan menuju sebuah lokasi bernama ayam ndelik. Duh … Sulit juga aku melafalkan kata ndelik itu. Supir kami, Pa Anto yang asli Yogyakarta menjelaskan keunikan tempat makan malam kali ini. Aku tanya apakah ndelik sama dengan mendelik? Ha3 … Tawa Pa Anto terdengar sambil berkata bahwa ndelik ini artinya tersembunyi atau nyempil. Wah … Aku kira ayamnya waktu disembelih mendelikkan matanya. Ternyata salah!

    Lokasinya terpencil di sudut perumahan. Seandainya harus mencari sendiri, sepertinya aku menyerah. Mobil masuk ke pekarangan sebuah restoran yang di desain dengan suasana jadul. Bangku dan meja kayu yang alami tanpa cat atau plitur. Ruang pertama ada dua meja besar dengan bangku panjang berdekatan dengan sebuah lemari berisi barang kuno koleksi pemiliknya. Alunan lagu Koes Plus terdengar dari pemutar piringan hitam yang juga lawas. Ada radio tua yang masih berfungsi dengan tombol pemutar untuk mencari frekuensi. Wuih … Ini era digital, tapi di sini masih memakai alat elektronik era manual. Sungguh luar biasa.

    Kami menuju ruang di belakang dapur. Di balik ruangan masih berupa tanah luas yang ditanami pepohonan tinggi. Di langit malam terlihat bulan hendak purnama mengintip dari balik awan. Cahaya lembutnya menerobos dedaunan sungguh tampak sangat romantis. Hi3 … Mungkin suatu kali nanti aku akan rayu suami untuk mampir ke tempat ini lagi.

    Kembali ke kakiku yang terkilir dan memar.

    Aku berucap istighfar dan innalillahi wa inna ilaihi rojiun untuk ujian dari Allah Yang Maha Adil lagi Yang Maha Penyayang. Tak lupa aku bersyukur mendapat hikmah dari kejadian ini. Betapa nikmat atas kaki yang telah dilimpahkan Allah Yang Maha Pemurah. Banyak tempat yang bisa aku datangi. Langkahku ringan saja ketika kakiku tak sakit seperti ini. Namun, kala sehat seringkali aku lupa bersyukur. Ya … Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Penyayang, ampunilah segala khilafku ini.

    Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    “(Allah) Yang Maha Pengasih. Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tuntuk (kepada-Nya). Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu. Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya), di dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang, dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.” (QS. Ar-Rahman 55 : 1-12).

    Ketika sampai di kamar hotel dan melaksanakan shalat terasa sakitnya lutut saat sujud dan pergelangan kaki linu saat duduk antara dua sujud. Masyaallah … Allah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa telah memberikan karunia tak terhingga berupa kesehatan kepadaku selama ini. Sudah seharusnya sebagai rasa syukur, aku berbuat banyak kebajikan kepada sesama. Tak perlu ingin dipuji atau pamrih dari manusia. Hanya kepada Allah Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi sajalah segalanya diserahkan.

    Nak … Yuk Kita Berhijab

    Standar

    Hijab artinya penutup atau penghalang, yaitu penutup aurat bagi wanita muslimah. Hijab adalah outfit bagi Muslimah. Banyak ayat Al-Qur’an tentang hijab, dan diungkapkan demikian jelas. Pemakaian hijab diwujudkan dalam bentuk menutupkan kain ke seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki.

    Hijab merupakan bagian penting dari syariat islam. ia bukan sekedar identitas atau menjadi fashion semata. Tetapi lebih dari itu hijab merupakan kewajiban bagi setiap wanita muslim yang telah ditetapkan oleh syariat islam. Hijab bagi wanita muslimah merupakan bentuk ketaatannya terhadap aturan syariat yang ditetapkan oleh Allah. Ia adalah pakaian kemuliaan yang akan mengangkat harkat dan martabat wanita.

    Anak belajar dari ajakan dan teladan. Bukan dari paksaan apalagi ancaman. Siapa teladan anak yang utama? Tentu orangtua adalah contoh pertama bagi mereka. Ketika aku ingin mengajak anak bungsu, Teteh untuk berhijab tentu tidak dimulai dari dalil-dalil Al-Qur’an. Namun, aku berusaha menjadi ibu yang menjalankan perintah Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah dalam keseharian. Berhijab ketika keluar rumah yang aku lakukan sehari-hari menarik hati Teteh.

    Suatu hari Kindi bertanya, “Bu … Kenapa harus pakai jilbab dan baju panjang sih kalau keluar rumah?” Aku bilang, “Ibu malu … Kalau aurat terlihat orang lain selain keluarga kita, Bapa, Kaka dan Mas.” “Oh … Ibu malu ya? Aku juga malu kalau lagi mandi telanjang gak mau kelihatan orang lain.” He3 … Ya … menutup aurat itu memang naluri kita yang sebagai manusia yang memiliki rasa malu. Lain waktu aku ajak Teteh membeli jilbab kecil dari bahan kaos yang nyaman. Teteh senang sekali … Dipilihnya warna merah muda, putih dan biru laut kesukaannya. Aku ajak juga Teteh memilih kaos tangan panjang dengan gambar lucu dan jaket untuk melapis kaos pendeknya. Teteh masih senang memakai celana berbahan jeans karena bisa di padu padan dengan kaos-kaosnya. Aku tak memaksakannya untuk terus menerus memakai jilbabnya. Karena proses itu jauh lebih penting. Harapannya adalah suatu saat ketika Teteh sudah baligh, dengan kesadarannya sendiri ia akan memakai jilbab dengan istiqamah.

    Oya … Ada kejadian lucu loh! Teteh kadang iseng-iseng memakai jilbab panjangku sebatas siku, jadinya hampir sepaha Teteh deh! Ini sekedar foto parade saat Teteh memakai jilbabnya dalam berbagai kesempatan. Semoga menginspirasi Teteh mengenakan kaos putih bergambar lucu keluaran Dagadu Yogyakarta dengan jilbab putih dan celana jeans. Kostum ini dipakai saat berlibur di hutan buatan salah satu hotel di daerah Purwakarta Jawa Barat. Kostum kesukaan kaos panjang putih dari Dagadu Yogyakarta dengan jilbab putihnya dan celana jeans menemani Kindi berpetualang di Batu Raden Purwokerto Jawa Tengah.

    Gamis berbunga-bunga dengan jilbab putih dipilih Teteh untuk shalat tarawih di masjid At-Tin Jakarta. Jilbabku yang kelonggaran dipakai Teteh menengok Mas di Al-Binaa Islamic Boarding School. He3 … Seusai shalat ia malah tertidur dengan nyenyak walau hanya beralas sajadah, Jilbab pertama Teteh dipakai saat shalat Idulfitri di lapangan dekat rumah eyangnya di Solo Jawa Tengah. Kala itu Teteh belum genap berumur satu tahun. Jaket dan celana jeans dengan jilbab ungu digunakan Teteh  saat berkuda menyusuri jalan setapak dari penginapan menuju bumi perkemahan di Tawangmangu Jawa Tengah. Teteh senang sekali bisa shalat di masjid yang indah ini. Menikmati kereta kelinci di Taman Bermain Purwokerto pada sore hari. Teteh senang memakai kaos ungu dengan jilbab ungu berbordir bunga.

    Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Hijab

    Dalil-dalil memakai hijab bagi perempuan muslim sudah banyak termaktub dalam Al-Qur’an. Salah satunya dalam surah Al-Ahzab ayat 59 Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi berfirman, “Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

    “Wahai anak cucu Adam, sungguh Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan bulu (sebagai bahan pakaian untuk menghias diri). (Akan tetapi,) pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu merupakan sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Allah agar mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf : 26).

    Firman Allah dalam surat An-Nur ayat 31, “Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”

    Definisi Hijab Syar’i dalam Pandangan Islam

    Kriteria jilbab syari yang pertama yaitu menutupi seluruh tubuh kecuali yang diperbolehkan. Menutupi di sini berarti tidak terlihat lagi lekuk tubuhnya. Untuk sebesar apa ukuran baju, bisa disesuaikan dengan ukuran badan masing-masing. Sementara bagian wajah dan telapak tangan diperbolehkan tidak ditutupi.

    Jillbab harus tidak hanya menutupi kepala, tapi juga bahu, dada sampai seluruh tubuh. Adapun yang dikecualikan di sini yaitu muka dan telapak tangan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu, penting juga diperhatikan untuk menutup mata kaki. “Wajib menutup kedua mata kaki, baik dengan kain tambahan (yang menutup mata kaki) atau dengan menggunakan kaus kaki.” (HR. Imam Tarmizi)

    Kain yang digunakan cukup tebal menjadi salah satu kriteria jilbab syari. Dalam suatu hadis riwayat Muslim, dikatakan bahwa di akhir zaman akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun pada hakikatnya bertelanjang. “Akan ada kelak pada umatku wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang…” (HR Malik dan Muslim).

    Wanita-wanita ini tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan tercium aroma surga baginya. Maksudnya wanita berpakaian tetapi telanjang disini adalah wanita-wanita yang menggunakan pakaian tipis yang membentuk lekuk tubuhnya serta tidak bisa menyembunyikan bentuk tubuh yang sebenarnya. Berpakaian tapi telanjang adalah mengenakan pakaian berbahan tipis, transparan, atau ketat membentuk lekukan tubuh. Pakaian tipis dan transparan tetap menampakkan kulit seperti telanjang, walaupun kamu berpakaian. Sementara lekuk tubuh yang terbentuk jelas tetap akan mengundang syahwat, tak ubahnya kamu tidak berpakaian.

    Kain dari jilbab harus longgar dan tidak sempit. Sudah dijelaskan di atas bahwa pakaian yang digunakan wanita sebaiknya longgar dan tidak sempit, sehingga bisa menutupi seluruh bagian tubuhnya dari bentuk yang sebenarnya.