Monthly Archives: Juli 2023

Secangkir Kopi di Meja Makan

Standar
Artikel dari kerabat Bani Tafsir Anom V

Penulis: Adam Fauzi Akbar

Aku adalah putra pertama dari Pak Abu Bakar Akbar. Cucu dari Ibu Sirriyah Roosdi.

Secangkir kopi. Ini adalah sebuah minuman yang hampir setiap hari di hidangkan oleh mamaku kepada bapakku setiap pagi dan sore hari setelah pulang kerja. Minuman ini selalu disajikan di meja makan, tempat kami sekeluarga berkumpul dan berbincang bersama selain di ruang keluarga. Tetapi di bandingkan ruang keluarga, meja makanlah tempat yang paling asyik untuk ngobrol bersama.

Cerita paling seru adalah saat adik–adiknya bapakku kumpul liburan di rumah eyangku, biasanya mereka bercerita di ruang keluarga lalu saat makanan sudah siap disajikan mereka pun melanjutkan ceritanya di ruang makan. Mereka bercerita seperti sahabat lama yang telah lama tak bartemu. Kadang juga tante – tanteku juga berkumpul saling sharing atau bercerita, tak jarang juga anak–anak mereka pun alias saudara–saudaraku juga berkumpul di suatu ruangan saling ngobrol dan lain sebagainya. Kopi yang biasanya di buat oleh mamaku untuk bapakku adalah Kopi Cappucino.

Aku dan para sepupu saat silaturahim keluarga. Senangnya bisa bertemu dan berbagi cerita dengan saudara.

Kopi ini biasanya disajikan pada saat sarapan dan pulang kerja. Biasanya pada saat sarapan atau makan malam dan minum kopi kami bercerita tentang kehidupan sehari yang telah dilewati tadi kadang juga bapakku bercerita tentang kehidupan masa lalunya. Tak jarang juga aku atau adikku atau bahkan mamaku juga meminta nasihat atau bertukar pikiran bersama bapakku. Banyak cerita yang aku ingat. Mulai dari yang lucu, sedih, bernostalgia, hingga berdiskusi tentang masa-masa yang insyallah akanku lalui hingga akhir hayatku nanti. Secangkir kopi ini lah yang membuat kami bercerita tentang kejadian yang pernah dialami bersama maupun sendiri, kadang kala secangkir kopi inilah yang mencairkan suasana saat salah satu diantara kami ada yang emosi atau mungkin sedih dan lain sebagainya.

Salah satu cerita yang aku ingat adalah saat bapakku bercerita saat ia mengisi salah satu kultum malam Jumat di salah satu masjid dekat rumahku. Bapakku waktu itu bertugas menggantikan penceramah yang harusnya mengisi waktu itu tetapi berhalangan sehingga harus diganti oleh bapakku. Saat itu sebelum maghrib aku lihat bapakku sedang mempersiapkan materi yang akan ia sampaikan pada saat ceramah nanti, begitu pula waktu ba’da maghrib, ia juga mempersiapkannya dengan matang, mulai dari membaca buku dan mencari refrensi. Sebelum Isya’ pun kulihat bapakku juga sudah siap untuk mengisin ceramah nanti. Tibalah waku Sholat Isya’. Beberapa puluh menit setelah selesai Sholat Isya’ ceramah pun dimulai. Karena faktor usia wajar kalau sudah agak tua penglihatannya sudah mulai terganggu jadi wajarlah kalau menggunakan kacamata. Saat awal mulai ceramah masih biasa tetapi saat akan membacakan apa yang ada di buku saat ia baca tadi ternyata cahayanya tidak terlalu terang, sehingga bapakku tidak biasa membaca apa yang ada di buku. Akhirnya pun ia terpaksa mengatakan apa yang ada dipikirannya. Beruntung yang mengikuti kajian itu sedikit. Hahaha. Seruangan pun ketawa.

Ada juga cerita lain. Kali ini aku yang bercerita. Masih tentang ceramah. Waktu itu aku bercerita saat mamaku pulang dari luar kota. Biasalah namanya dah lama nggak ketemu pengen cerita terus. Pas itu aku kultum karena  jadwal dari sekolah. Sebenarnya materi yan akan kusampaikan sudah lama kupikirkan, yaitu ciri–ciri orang munafik. Aku mengambil hadist ini karena sebelumnya aku sudah hafal, dan mungkin juga mereka pun juga sudah hafal, tetapi aku ingin mereka mengerti apa yang dimaksud oleh hadist ini. Kebetulan, aku kan absen pertama di kelasku dan aku pun juga pemimpin sebuah Pasus (Pasukan Khusus), jadi aku ingin membuat suatu yang berbeda. Karena aku insyallah sudah sangat menguasai materinya aku pun mempersiapkannya ba’da Sholat Shubuh. karena kebetulan iu aku harus beda dari yang lain, kalau biasanya mereka kultumnya membaca dan ngomong sendiri, aku harus kebalikan dari mereka.

Aku berencana setiap ciri–ciri itu ku tambahkan contoh dalam kehidupan sehari–hari. Seperti biasa, sebelum seseorang maju di depan umum pasti ada rasa grogi / nervous / deg-degan, tinggal bagaimana menyikapinya. Ba’da shalat pun tiba, aku berdoa agar tidak grogi dan lancar–lancar saja. Akhirnya aku pun maju ke depan dan naik ke atas mimbar. Seperti biasa, aku mulai dengan mengucapkan salam dan shalawat, mungkin dari kultum–kultum yang lain berbeda sedikit. Lalu ku buka dengan bahasa Indonesia dan ku lanjutkan dengan memhafalkan hadistnya dengan bahasa Arab. Saat aku hafalkan hadist itu mulai dari perawinya, masih belum ada masalah, mulai ada masalah saat masuk ke hadistnya. Aku ragu–ragu pada bunyi awalnya. Aku tak bisa berkata apa–apa, hanya ku ingat–ingat kembali apa awal hadistnya sambil melihat sekeliling dan berkata “Apa ya…?” tanyaku. Semua pandangan tertuju ke arahku. Mereka bingung awalnya dah kenceng lah malah berhenti di tengah–tengah. Alhamdulillah, aku ingat kembali awal hadistnya dan aku lanjutkan kembali ceramahnya. Orang tuaku ketawa mendengar ceritaku ini. Lalu kulanjutkan dengan ciri–ciri yang pertama, yaitu “Apabila ia berkata ia berdusta”. Aku mengambil contohnya kalau menurut mereka adalah cerita Upin Ipin yang penggembala yang bohong dombanya dimakan serigala. Jadi pas di kelas pun pada bercerita yang itu tapi pake bahasa Melayu. Aku lanjutkan 2 ciri–ciri berikutnya dengan cerita pula, dan beberapa dari mereka pun juga ada yang masih ingat. Hahaha.

Tak jarang secangkir kopi ini lah yang menemaniku saat tidur larut untuk mengerjakan tugas yang harus segera dikumpulkan. Jika ada mamaku ia pun juga membersamaiku untuk menyelesaikan tugasku itu. Meskipun ia sudah terngantuk–ngantuk tetap juga menunggu aku sampai hampir selesai. Tapi setelah aku mahasiswa dan ngekost di sebuah rumah dekat universitasku menuntut ilmu, aku ngopi hanya saat lembur mengerjakan paper atau tugas lain yang harus segela diselesaikan dan ditemani oleh lampu yang tak terlalu terang di kamar kostku. Kadang kala ketika kuliah malam, setelah selesai kuliah aku bersama teman dekatku juga sering mampir ke hik yang dekat kostku untuk menghilangkan lapar dan haus sejenak sambil ngobrol–ngobrol ringan membahas kuliah atau diri pribadi. Kadang kala saat aku sendiri tak ada kerjaan, aku juga ngopi sambil melakukan muhasabah diri tentang apa yang telah terjadi.

Kadang juga aku berfikir tentang keadaan bangsa Indonesia saat ini. Entah itu pendidikannya, kesehatan, kesejahteraan, berbagai masalah, sampai bagaimana solusinya. Entah kenapa aku tiba–tiba berfikir seperti itu. Menemukan sebuah pertanyaan, mencari asal masalahnya dan menjawabnya sendiri.

Tapi dulu saat aku masih bersama keluargaku, pernah suatu ketika kebiasaan minum kopi itu diganti dengan minum teh. Kurang lebih satu minggu lebih kebiassan itu diubah dengan minum teh. Tak ada bedanya. Hanya rasa yang berbeda karena memang terbuat dari bahan yang beda. Namun dengan teh semua keluarga bisa meminumnya. Dan sekarang pun sudah ada model teh celup yang memudahkan pembuatannya, oleh karena itu bisa dibuat dengan cepat di teko dan segera dinikmati bersama. Sekarang pun juga sudah ada kopi yang berbentuk sachet kecil sehingga memudahkan pembuatan.

Kalau dulu kami masih membeli kopi yang bersachet besar, jadi harus menggunakan takaran dan juga sulit ditemukan, karena jalur kendaraan yang masih mahal. Tetapi tak jarang juga aku minum di warung kopi yang terletak tak jauh dari gubug kecil tempat tinggal aku dan keluargaku bernaung dari tetesan air hujan dan sinaran matahari. Sambil berbincang bersama teman atau keluarga, menyeduh secangkir kopi yang panas yang dibuat secara langsung oleh karyawan warung ditemani gorengan pada pagi hari yang masih berkabut tak kalah nikmatnya juga yang disuguhi dengan pemandangan yang tak kalah nikmatnya tuk dipandang. Biasanya aku minum kopi di warung sambil memakan gorengan–gorengan, meskipun tidak sering karena dapat membuat suara serak.

Namun kebiasaan minum kopi juga tergantung dari kondisi cuaca dan selera. Kadang saat penjual berangkat pagi–pagi saat masih dingin, enaknya minum kopi hangat. Tak langka pula saat cuaca panas dihidangkan dalam kondisi dingin. Setiap orang memiliki cara sendiri–sendiri untuk menikmati kopi, dengan berbagai rasa, tempat, dan suasana. Entah saat dalam keadaan senang, sedih, bahagia, galau, marah, atau suasana lainnya. Minum kopi dengan rasa mocca, capucino, kopi hitam, luak, dan sebagainya. Terpenting, bagaimanapun perbedaan dan selera yang berbeda, minum kpi tetap sama seperti wajarnya yang bisa menghilangkan kantuk dan lebih enak minum sambil nongkrong bersama teman–teman sambil bercerita besama.

Kadang kala saatku sendiri, aku memikirkan keluargaku yang ada di tempat asalku sana. Merindukan kebersamaan yang mungkin belumku rasakan sekarang. Tapi ini memang sebuah perjalanan hidup yang harus aku lalui. Untuk menjadi seorang pribadi yang memiliki nilai lebih. Yang akan mendapatkan sebuah kebersamaan dalam secangkir kopi dengan istri dan keluargaku kelak nanti. Tapi dengan kopi ini aku mendapat pengalaman yang tak terlupakan, yang kadang–kadang aku ingat kembali dengan secangkir kopi ini. Meskipun disetiap generasi memiliki kisah yang selalu berbeda. Tetapi kopi tetaplah kopi.

Silaturahim keluarga Ibu Sirriyah. Lengkap … Alhamdulillah.

Simak juga artikel menarik lainnya di link berikut:

https://dewilailypurnamasari.wordpress.com/2021/05/19/kalimantan-sejuta-kenangan/

Mas Bercita-Cita Lanjut Kuliah dan Kerja di Jepang

Standar

Obrolan santai dengan anak keduaku, Mas yang sekarang sedang menempuh tugas akhir di PWK Institut Teknologi Bandung. Sambil membahas apa tema tugas akhirnya? Mengapa tertarik dengan kawasan ramah lansia? Bagaimana schedule atau rencana tahapan tugas akhirnya bersama pembimbing?

Tetiba Mas bilang, “Bu … Kayaknya ada yang belum aku ceritakan ke Ibu tapi malah sudah diobrolin ke Kaka dan mas Adam.” “Oya … Waaahhh … Ibu ketinggalan berita dong!” jawabku sambil tersenyum. Hhhmmm … Cerita apa nih?

Ternyata Mas punya cita-cita after lulus S1 di ITB kepingin kerja dan kuliah pascasarjana di Jepang. Masyaallah … Aku serius mendengarkan segala paparannya.

Jadi waktu Mas sekolah di SMAN 14 Jakarta ada mata pelajaran bahasa Jepang. Lebih tepatnya sih budaya Jepang. Sensei atau gurunya itu menurut Mas sangat menginspirasi dirinya. Cara mengajarnya seru dan mengasyikkan. Ternyata Mas masih menyimpan memori terkait all about Japan itu dan membuatnya sangat ingin berkunjung ke sana. Di ITB ada program summer school ke Jepang, tapi Mas tidak bisa ikut karena satu dan lain hal. Cita-citanya masih terus dipupuk semoga tercapai … Aamiin ya Allah semoga dikabulkan.

Obrolan bersama Mas ternyata berkelanjutan dengan tiba-tiba saja aku lihat IG teh Ega yang mukim di Jepang sedang mudik ke Indonesia. Masyaallah … Anak sulungnya sedang ikut semacam summer school di Asy Syahid tempat Teteh sekarang sekolah.

Kami janjian meet up di pelataran masjid yang sejuk dan mengobrol dengan seru. Aku dan teh Ega pernah berkolaborasi dalam sebuah webinar terkait Climate Change di kampus Universitas Insan Cendikia (UCIC) Cirebon. Ketika bisa kopi darat rasanya senang sekali. Apalagi bonus dapat oleh-oleh kopi kesukaanku. Aku juga kasih hadiah buku buat teh Ega.

Buku berjudul Fitrah Based Education karya ustadz Harry Santoso ini semoga bermanfaat dalam pengasuhan Musa dan Noah.

Belajar Budaya Jepang

Gambar sumber: koran-jakarta.com

Bendera yang secara resmi disebut Nisshoki dengan arti “bendera simbol matahari” itu dikenal luas sebagai bendera nasional Negeri Sakura sejak diresmikan pada 13 Agustus 1999. Namun, jauh sebelum itu, bendera yang lebih umum dikenal sebagai Hinomaru yang berarti “lingkaran matahari” awalnya hanya digunakan sebagai panji nasional oleh beberapa kapal dagang sejak 27 Februari 1870 melalui Proklamasi No. 57 tahun 3 Meiji.

Pada tahun 1868 bendera lingkaran merah dengan latar belakang putih diakui sebagai lambang nasional Jepang walaupun tidak resmi. Hinomaru pertama kali digunakan pada gedung-gedung pemerintah pada tahun 1872,

Mengenal Budaya Kerja Jepang

Aku pernah mengajak Mas berkunjung ke gua Jepang di Tahura Dago. Di sana kami melakukan rihlah, tafakur alam, refresing sambil belajar sejarah.

Setidaknya ada delapan budaya kerja Jepang yang utama, yaitu:

1. Team work.
2. Life time employment system.
3. Senior dan junior.
4. Prinsip Samurai dan Bushido.
5. Kaizen.
6. Tamu adalah raja, atasan adalah dewa.
7. Malu jika pulang cepat.
8. Pembagian waktu.

Budaya kerja Jepang memiliki beberapa ciri khas yang berbeda dengan budaya kerja di negara lain. Beberapa ciri khas tersebut antara lain:

  1. Dedikasi dan komitmen: Orang Jepang sangat mementingkan dedikasi dan komitmen terhadap pekerjaan. Mereka cenderung bekerja lebih lama dari jam kerja yang telah ditetapkan dan jarang mengambil cuti.
  2. Hierarki yang kuat: Hierarki yang kuat terlihat jelas di perusahaan Jepang. Atasan dihormati dan dianggap sebagai figur otoritas yang harus dihormati.
  3. Etika kerja yang tinggi: Etika kerja Jepang sangatlah tinggi. Mereka cenderung bekerja keras dan serius dalam menyelesaikan tugas, menghindari konflik, dan berusaha mencapai hasil terbaik.
  4. Konsep “Ganbaru”: Ganbaru adalah konsep Jepang yang berarti “berjuang sampai selesai” atau “berusaha sekuat tenaga”. Orang Jepang sering menggunakan konsep ini sebagai motivasi untuk bekerja lebih keras dan mencapai tujuan.
  5. Konsensus dan kerjasama: Budaya kerja Jepang sangat memperhatikan konsensus dan kerjasama. Setiap keputusan diambil dengan melibatkan semua anggota tim dan perusahaan mendorong kolaborasi dan kerjasama antar karyawan.
  6. Ketaatan terhadap peraturan: Orang Jepang sangat ketaatan terhadap peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan. Mereka cenderung menghindari improvisasi dan mengikuti aturan yang telah ada.
  7. Menghargai waktu: Orang Jepang sangat menghargai waktu dan tepat waktu dianggap sebagai hal yang penting. Keterlambatan dianggap tidak sopan dan dapat merusak hubungan sosial.
  8. Pemilihan kata yang tepat: Orang Jepang sangat memperhatikan pemilihan kata yang tepat dalam berkomunikasi, terutama dalam situasi formal atau profesional. Kepolosan dalam ucapan atau terlalu banyak bicara dianggap tidak sopan.

Dalam budaya kerja Jepang, karyawan diharapkan untuk bekerja keras dan memiliki etika kerja yang tinggi. Mereka diharapkan menghargai waktu dan menjunjung tinggi konsensus dan kerjasama antar karyawan. Hierarki yang kuat dan menghargai peraturan juga menjadi ciri khas dalam budaya kerja Jepang.

Kaizen Five Step : 5S

Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Kaizen adalah istilah bahasa Jepang terhadap konsep continous incremental improvement. Jadi, Kaizen mengandung pengertian melakukan perubahan agar lebih baik secara terus menerus dan tiada berkesudahan.

Kaizen (改善) merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang bermakna “perbaikan berkesinambungan”. Filsafat kaizen berpandangan bahwa hidup kita hendaknya fokus pada upaya perbaikan terus-menerus.

Prinsip yang berlaku adalah good enough is never good enough. Masaaki Imai memberikan rencana lima langkah ‘Kaizen five step plan’ yaitu : Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke.

Langkah pertama : Seiri (mengatur atau membereskan). Langkah ini bertujuan memisahkan antara yang perlu dan tidak perlu serta membuang atau menyingkirkan yang tidak perlu. Yuk! Cek kembali surat atau dokumen di laci anda. Buka kembali file holder dan tas kerja anda. Juga periksa sistem data file di komputer jinjing dan personal komputer kantor anda. Adakah yang sudah tak perlu ladi disimpan, atau salah penempatan, bahkan perlu anda buang ?

Langkah kedua : Seiton (menyimpan dengan teratur). Periksa dan letakkan dengan benar alat dan material yang harus anda simpan. Tempatkan dengan tepat dan teratur sehingga saat dibutuhkan anda dapat dengan mudah menemukannya. Oya … hal ini berlaku juga untuk lemari pakaian anda. Jika memungkinkan di akhir pekan susun kembali segala peralatan dapur anda. Tak lupa garasi beserta segala pernik kendaraan, tata kembali dengan teratur. Ajak anak anda untuk menyimpan dengan tepat peralatan dan baju sekolahnya.

Langkah ketiga : Seiso (membersihkan). Peliharalah kebersihan tempat kerja, rumah, lingkungan anda sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan efisien.

Langkah keempat : Seiketsu (kebersihan pribadi). Bila lingkungan sudah bersih … tentu kebersihan diri adalah hal utama yang harus anda perhatikan. Di tempat kerja, biasakanlah agar anda terlihat bersih dan rapi sehingga memiliki penampilan yang mencerminkan profesionalisme dalam melaksanakan tugas kerja. Begitupun anda di rumah tetap harus terlihat bersih dan rapi, bukan ?

Langkah kelima : Shitsuke (disiplin). Nah … langkah ini mencakup ketaatan terhadap prosedur kerja yang baku. tentu hal ini membutuhkan disiplin pribadi. Di tempat kerja, di rumah, maupun di lingkungan tempat anda tinggal, disiplin adalah hal penting yang harus terus dijaga. Sehingga langkah 1-4 dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik secara terus menerus : bukan angin-anginan.

Sistem nilai Kaizen yang dapat anda terapkan di tempat kerja berupa Kaizen Umbrella terdiri dari : (1) fokus pada pelanggan; (2) pengendalian kualitas terpadu; (3) robotik; (4) gugus kendali kualitas; (5) sistem saran; (6) otomatisasi; (7) disiplin di tempat kerja; (8) pemeliharaan produktivitas terpadu; (9) kanban; (10) penyempurnaan kualitas; (11) tepat waktu; (12) tanpa cacat; (13) aktivitas kelompok kecil; (14) hubungan kerja sama karyawan-manajemen; (15) pengembangan produk baru.

Persiapan Kerja di Jepang

Berikut adalah beberapa persiapan yang dapat dilakukan sebelum bekerja di Jepang:

  1. Pelajari bahasa Jepang: Bahasa Jepang adalah bahasa resmi di Jepang dan penggunaan bahasa Inggris terbatas. Sebelum berangkat, pelajari setidaknya dasar-dasar bahasa Jepang sehingga dapat berkomunikasi dengan rekan kerja dan masyarakat setempat.
  2. Kenali budaya Jepang: Jepang memiliki norma-norma sosial yang berbeda dengan negara lain. Kenali budaya, adat istiadat, dan nilai-nilai masyarakat Jepang sehingga dapat memahami cara berinteraksi dan beradaptasi dengan baik.
  3. Persiapkan dokumen-dokumen: Pastikan memiliki dokumen-dokumen penting seperti paspor, visa, kartu identitas, dan izin kerja yang valid. Selain itu, siapkan juga dokumen-dokumen seperti sertifikat pendidikan, CV, dan rekomendasi kerja jika diperlukan.
  4. Periksa kesehatan: Beberapa pekerjaan di Jepang memerlukan pemeriksaan kesehatan tertentu. Pastikan kesehatan Anda baik-baik saja sebelum berangkat dan siapkan hasil pemeriksaan kesehatan jika diminta.
  5. Pelajari peraturan perusahaan: Pelajari peraturan dan kebijakan perusahaan tempat Anda akan bekerja. Peraturan-peraturan seperti jam kerja, cuti, dan peraturan tentang penggunaan bahasa di tempat kerja harus dipahami.
  6. Siapkan kebutuhan hidup: Hidup di Jepang dapat mahal, jadi pastikan siapkan kebutuhan hidup seperti tempat tinggal, transportasi, dan makanan. Pelajari juga biaya hidup di daerah tempat Anda akan tinggal dan buatlah anggaran yang realistis.
  7. Belajar tentang sistem transportasi: Jepang memiliki sistem transportasi yang kompleks, terutama di kota-kota besar seperti Tokyo. Pelajari jadwal kereta api, rute bus, dan jadwal penerbangan agar tidak kebingungan saat berpergian.
  8. Kembangkan keterampilan yang dibutuhkan: Pelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang Anda lamar. Jepang dikenal dengan industri teknologi dan manufaktur yang maju, sehingga memiliki keterampilan teknis yang diperlukan akan sangat membantu.
  9. Jalin jaringan: Cari tahu orang-orang yang sudah tinggal atau bekerja di Jepang dan jalin jaringan dengan mereka. Mereka dapat memberikan saran dan dukungan selama masa adaptasi.
  10. Siapkan mental: Tinggal dan bekerja di luar negeri dapat menantang secara emosional dan mental. Siapkan mental Anda dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Cobalah mengikuti kegiatan sosial dan budaya setempat untuk lebih memahami masyarakat Jepang.

Persiapan Kuliah S2 di Jepang

Jenjang S2 (Master) di Jepang adalah jenjang yang biasanya diambil setelah menyelesaikan S1, dengan durasi studi rata-rata dua tahun.

Beasiswa Jepang Untuk Jenjang S2

Pelajar yang tertarik melanjutkan studi di jenjang S2 di Jepang dapat mencoba beberapa beasiswa seperti beasiswa MEXT, beasiswa Ajinomoto, beasiswa INPEX, beasiswa ADB – Japan Scholarship Program, beasiswa Joint Japan/World Bank Graduate Scholarship dan masih banyak lagi. Selain itu, calon mahasiswa jenjang S2 di Jepang juga dapat mencoba mendaftar beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Pemerintah Indonesia

Cara Dapat Beasiswa Kuliah di Jepang untuk Jenjang S2

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Jepang untuk jenjang S2:

1. Menyelesaikan pendidikan S1.
2. Memenuhi persyaratan khusus untuk jenjang S2 seperti:

  1. Menunjukkan abstrak penelitian atau tugas akhir yang dilakukan pada jenjang pendidikan sebelumnya.
  2. Menyusun rencana atau proposal penelitian.
  3. Memiliki pengalaman kerja yang relevan sesuai dengan kategori bidang studi.
  4. Menunjukkan bukti kemampuan berbahasa asing, khususnya Bahasa Inggris dan Jepang yang dibuktikan dengan sertifikat bahasa seperti IELTS, TOEFL atau JLPT.

3. Memenuhi dokumen pendukung lainnya sesuai ketentuan beasiswa.
4. Mempersiapkan diri untuk mengikuti proses seleksi beasiswa seleksi selanjutnya.

Mas saat ini kuliah di program studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITB dan sedang menyusun tugas akhir dengan tema ‘Kawasan Ramah Lansia di Bandung’, barakallah.

Belajar Bahasa Jepang

Penting untuk belajar bahasa di mana kelak kita akan bekerja dan sekolah. Sebaiknya dipersiapkan dengan baik dan mendapatkan sertifikat dengan nilai skor yang tinggi, agar menjadi nilai plus ketika melamar pekerjaan atau mendaftar kuliah.

Belajar Huruf Katakana

Katakana terdiri dari 46 huruf dasar yang mewakili bunyi vokal dan konsonan dalam bahasa Jepang. Katakana digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari bahasa asing, seperti nama-nama orang dan barang dari negara lain, serta istilah-istilah teknis dan ilmiah.

Belajar Huruf Hiragana

Hiragana terdiri dari 46 huruf dasar yang mewakili bunyi vokal dan konsonan dalam bahasa Jepang. Hiragana digunakan untuk menulis kata-kata dalam bahasa Jepang, termasuk kata-kata yang tidak memiliki karakter Kanji, serta tanda baca seperti partikel dan akhiran kata.

Berikut adalah beberapa kiat belajar bahasa Jepang:

  1. Mulailah dengan belajar hiragana dan katakana Hiragana dan katakana adalah dua huruf dasar dalam bahasa Jepang. Hiragana dan katakana digunakan dalam banyak kata dalam bahasa Jepang. Dengan menguasai hiragana dan katakana, Anda akan bisa membaca banyak kata dalam bahasa Jepang.
  2. Pelajari tata bahasa dasar Pelajari tata bahasa dasar bahasa Jepang seperti pola kalimat, kata benda, kata kerja, dan lain-lain. Pelajari juga bagaimana kata-kata itu digunakan dalam konteks tertentu.
  3. Pelajari kosakata dasar Pelajari kosakata dasar seperti angka, kata-kata sehari-hari, warna, dan lain-lain. Ingatlah bahwa kosakata dalam bahasa Jepang sangat berbeda dari bahasa lain, jadi penting untuk belajar dari awal.
  4. Belajar dari sumber yang berbeda Gunakan buku pelajaran, aplikasi belajar bahasa, dan video untuk belajar bahasa Jepang. Anda dapat menemukan banyak sumber yang berbeda di internet, seperti video tutorial dan podcast.
  5. Berlatih berbicara dengan penutur asli Latihan berbicara dengan penutur asli bahasa Jepang adalah kunci untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jepang Anda. Cobalah untuk menemukan orang yang bisa berbicara dengan Anda secara teratur. Anda juga dapat bergabung dengan kelompok bahasa Jepang atau kelas bahasa untuk berbicara dengan penutur asli.
  6. Teruslah berlatih Belajar bahasa Jepang membutuhkan waktu dan usaha. Teruslah berlatih dan jangan menyerah. Latihan yang berkelanjutan akan membantu meningkatkan kemampuan bahasa Jepang Anda.
  7. Nikmati proses belajar Belajar bahasa Jepang mungkin sulit pada awalnya, tetapi cobalah untuk menikmati proses belajar. Anda akan menemukan bahwa semakin Anda menikmati belajar, semakin cepat kemampuan bahasa Jepang Anda akan meningkat.

GANBARU INDONESIA

Jika kita ingin berlatih untuk mempersiapkan diri bekerja atau kuliah di Jepang ada sebuah lembaga yang memiliki keahlian di bidang tersebut. Ganbaru Indonesia atau LPKGI adalah sebuah lembaga pelatihan kerja swasta berbasis Islam yang didirikan oleh PT. Perkasa Mandiri Cemerlang (AHU-29489.40.10.2014, Sertifikat Standar 91203132218220005) dengan tujuan untuk menyiapkan tenaga kerja Indonesia agar dapat berbahasa Jepang, berkarakter kedisiplinan kerja yang baik dan memahami budaya masyarakat Jepang, khususnya dalam hal pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Aku mengetahui LPKGI karena kebetulan pendirinya adalah pemilik Asy Syahid tempat Teteh sekarang sekolah. Sungguh kebetulan yang bermanfaat ya … Nah LPKGI ini membimbing para siswa atau calon pekerja belajar bahasa Jepang setingkat N5 dan N4 untuk memudahkan komunikasi dasar sehari-sehari saat bekerja di Jepang. LPKGI juga mendidik dan mengajarkan kedisiplinan yang sesuai dengan budaya kerja Jepang kepada para siswa atau calon pekerja untuk meminimalisasi terjadinya benturan-benturan budaya selama menjalankan kehidupan di Jepang.

Semoga setelah lulus S1 nanti Mas bisa ikut pelatihan di LPKGI dan mendapatkan bekal yang cukup untuk bekerja dan sekolah di Jepang, aamiin …

Sumber: LPKGI

Silakan mampir di artikel menarik lainnya:

Review Buku Islamic Economics

Standar

Ekonomi syariah bukan opsi tapi solusi, begitu tulisan yang melengkapi judul buku yang akan aku review kali ini. Buku setebal 573 halaman ini ditulis oleh Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, MBA dan Ir. H. Andi Buchari, MM. Mereka adalah cendekiawan muslim dan praktisi perbankan.

Penerbit buku ini adalah PT.Bumi Aksara Jakarta. Aku punya buku cetakan pertama tahun 2009. Islamic Economics, sebagai topik baru bagi perekonomian Indonesia yang takkan habisnya diperbincangkan oleh banyak pakar, pelaku bisnis dan praktisi. Selama dunia masih terbentang, kita tidak akan terlepas dengan masalah ekonomi, karena menyangkut masalah pemenuhan kebutuhan hidup.

Sistem ekonomi Islam dilandasai dan bersumber pada ketentuan Al-Qur’an dan As-Sunnah, berisi tentang nilai persaudaraan, rasa cinta, penghargaan kepada waktu, dan kebersamaan. Adapun sistem ekonomi Islam meliputi antara lain :
1. Mengakui hak milik individu sepanjang tidak merugikan masyarakat;
2. Individu mempunyai perbedaan yang dapat dikembangkan berdasarkan potensi masing-masing;
3. Adanya jaminan sosial dari negara untuk masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pkok manusia;
4. Mencegah konsentrasi kekayaan pada sekelompok kecil orang yang memiliki kekuasaan lebih;
5. Melarang praktik penimbunan barang sehingga mengganggu distribusi dan stabilitas harga;
6. Melarang praktik asosial (mal bisnis);

Apabila kita kaji Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber inspirasi maka tujuan ekonomi dalam Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Membangun kehidupan umat manusia yang adil dan merata, dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada umat manusia untuk berkreasi dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya;
2. Mewujudkan kehidupan ekonomi yang serasi, bersatu, damai, dan maju dalam suasana kekeluargaan dengan sesama umat manusia, serta menghilangkan nafsu menguasai, menumpuk harta, dan menindas yang lemah;
3. Membangun peradaban ekonomi yang tidak menimbulkan kerusakan di bumi;
4. Membangun kehidupan ekonomi umat manusia yang makmur dan selalu mendorong untuk lebih maju dengan jalan untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas;
5. membangun kehidupan ekonomi umat manusia yang stabil dengan jalan mencegah inflasi, depresi, dan stagnasi;
6. Membangun kehidupan ekonomi yang merdeka dan menumbuhkan sikap kebersamaan;
7. Mewujudkan kehidupan ekonomi umat manusia yang mandiri, tanpa adanya ketergantungan dengan kelompok tertentu yang berkuasa.

Dari sistem ekonomi Islam tersebut tidak hanya menghapuskan ketidakseimbangan tetapi dapat merelokasi sumber daya dengan cara yang  efisien secara simultan menciptakan pemerataan.

Awal tahun 2011, aku mulai berkenalan dengan Islamic Economic. Amanah menjadi Deputi Rektor II di Institute Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon dan dosen di jurusan Ekonomi Syariah membuatku haus akan ilmu ekonomi berbasis Islam. Latarbelakang pendidikan S1 dibidang teknik arsitektur dan S2 manajemen umum membuatku harus belajar keras untuk memahami ekonomi Islam. Hikmah yang kuperoleh dengan amanah ini adalah makin terbuka mata hatiku tentang kesempurnaan Islam termasuk dalam menyelesaikan berbagai masalah ekonomi.

Buku yang kini aku pelajari dan perdalam adalah Islamic Economics : Ekonomi Syariah Bukan OPSI, Tetapi Solusi!, juga buku Islamic Human Capital : Dari Teori ke Praktik, Manajemen Sumber Daya Islami, dan Islamic Financial Mangement :  Teori, Konsep, dan Aplikasi : Panduan Praktis bagi Lembaga Keuangan dan Bisnis, Praktisi, serta Mahasiswa. Ketiga buku ini ditulis oleh Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, MBA. Beliau sejak tahun 2009 sampai sekarang adalah Instruktur Diklatpim III Departemen Agama RI dan dosen S2/S3 di Program Doktor Ekonomi Islam UNAIR serta STIE Ahmad Dahlan.

Terima kasih untuk Profesor …

Buku yang telah Profesor tulis membuat aku makin terpesona dengan Islam. Tak hanya menuntun jalan hidup habluminallah, namun habluminannas juga terbukti dalam kupasan dan bahasan yang hebat ini. Subhanallah … Sungguh Allah Yang Maha Besar lagi Maha Pemurah telah membuka tabir bagaimana umat Islam seharusnya mengelola berbagai sumber daya yang begitu melimpah (khususnya di negara Indonesia tercinta ini).

Buku Islamic Financial Management yang ditulis bersama Ir.H. Rinaldi Firmansyah,MBA, CFA (CEO dan Direktur Utama PT. Telkom Tbk), Andia Permata Veithzal, BAcct,MBA,Ak (Praktisi Keuangan dan Account Manager PT.Telkom Tbk) dan Rizqullah, SE.MBA (CEO dan Direktur Utama Bank BNI Syariah) memberikan semangat bahwa berdasarkan syariah Islam, pinjam-meminjam tanpa interest dimaksudkan untuk kerja sama dan aktivitas amal, dan tidak semata-mata ditujukan untuk transaksi komersial, kecuali pada range yanga sangat terbatas. Inilah tantangan berat kita, umat Islam, dimana hampir seluruh konstruksi keuangan dan perbankan dibangun berdasarkan interest atau bunga.

Menurut Mustafa Edwin Nasution, Ph.D Ketua Umum IAEI, Bank Indonesia telah menetapkan target market share bank Islam di Indonesia pada akhir Desember 2008 sebesar 5%. Untuk mencapai target tersebut setidaknya dibutuhkan 40.000 sumber daya insani. Peranan pendidikan sangatlah penting. Selain institusi pendidikan tinggi juga perlu ada buku ajar yang representatif, karena senyatanya di dunia perguruan tinggi buku ajar tentang manajemen dan keuangan Islam sangat langka dan terbatas.

Umat Islam tak ingin hanya menjadi buih di tengah luas dan dalamnya samudera kehidupan. Umat Islam seharusnya mampu mewujudkan konsep bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi ini. Khalifah haruslah mampu menentukan nilai manusia sebagai sumber daya, sebagai subyek pembangunan bukan semata objek. Hal inilah yang membuatku makin bersemangat mengampu beberapa matakuliah di ISIF Cirebon. Mahasiswa (sebagian besar dari kalangan pesantren tradisional) memberikan nuansa lain (selama ini lebih sering aku mengajar mahasiswa yang berasal dari SMA / SMK umum). Beberapa dari mahasiswa ku ada yang hafizh Al-Qur’an. Allahu  Akbar …

Ketika mengampu manajemen umum, aku tak leluasa menyatakan pendapat berdasarkan Al Quran dan Al-Hadits. Namun, Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi menjawab kegelisahan hati dan pikiranku, sekarang aku dapat memberikan argumentasi ilmiah berdasarkan wahyu Illahi Rabbi dan teladan Rasulullah SAW. Aku ingin membangun karakter mahasiswa agar mampu menjadi Ummatan Wasathan (umat moderat), karakter ini sesuai dengan firman Allah “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah 2 : 143).

Aku sepakat dengan benang merah dari definisi ekonomi Islam bahwa siapapun tidak dibenarkan jadi korban ketidakadilan. Ekonomi Islam bersifat Ilahiah-insaniah, terbuka tetapi selektif, toleran tetapi tak kenal kompromi dalam menegakkan keadilan. Semua itu dimaksudkan untuk kesejahteraan umum di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Para pelaku ekonomi Islam tentu harus memiliki kepribadian Islam (syakhisiyah Islamiyah).

Tahap yang ditempuh untuk mencapai kepribadian di atas adalah : (1) mengintroduksikan aqidah Islamiyyah pada diri seseorang agar dia menjadikan aqidah atau pandangan hidupnya; (2) selanjutnya aqidah Islamiyyah menjadi landasan dalam melakukan proses berpikir yang Islami (aqliyah Islamiyyah) dan sekaligus menjadikan aqidah Islamiyyah dalam mengatur dan mengendalikan tingkah lakunya (nafsiyah Islamiyyah). Untuk dapat memiliki kualitas berpikir yang berlandaskan aqidah Islamiyyah atas berbagai fenomena kehidupan ini, maka seorang muslim harus mencurahkan kemampuannya untuk mempelajari ilmu-ilmu keislaman (tsaqofah Islamiyyah), baik ilmu tentang aqidah Islamiyyah (ilmu tauhid), ilmu Al-Qur’an dan tafsirnya (ulumul Qur’an), ilmu hadis, fiqh, dan ushul fiqh, ilmu bahasa Arab dan bahasa dunia lainnya.

Di samping itu, seorang muslim harus disertai dengan kesungguhan dalam memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kontemporer, seperti ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu pengetahuan alam, ilmu budaya, ilmu hukum, ilmu filsafat, dan sebagainya. Keseimbangan dalam penguasaan ilmu, baik ilmu-ilmu keislaman maupun ilmu pengetahuan kontemporer akan melahirkan sosok seorang muslim yang cerdas, bijaksana, dan santun dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Namun, aspek olah pikir (kognitif) dan olah rasa (afeksi) saja tidak cukup melahirkan seseorang yang berkepribadian Islam, tetapi perlu ditunjang dengan pembinaan aspek melalui perilaku kehidupan sehari-hari (psikomotorik).

Itulah tantangan berat bagiku sebagai seorang dosen. Bagaimana memposisikan diri sebagai fasilitator dan motivator bagi mahasiswa agar mampu menjadi pribadi muslim yang rahmatan lil’alamin yang memiliki akhlakul karimah, yang mampu menjadi ilmuwan sekaligus ulama? Ya Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pemberi Karunia … Berikanlah kekuatan bagiku untuk menjalani amanah ini dengan sebaik-baiknya, aamiin …

Baca juga artikel menarik lainnya di sini:

Berburu Bangunan Cagar Budaya Jakarta

Standar

Hari-hari terakhir liburan sekolah aku ajak Teteh untuk menikmati beberapa bangunan yang masuk dalam kategori cagar budaya. Jalan-jalan plus belajar nih …

Syarat-syarat sebuah bangunan ditetapkan sebagai cagar budaya tersebut adalah berusia 50 tahun atau lebih serta mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 tahun. Bangunan tersebut harus memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan. Tidak semua bangunan bersejarah yang berada di Provinsi DKI Jakarta dapat ditetapkan sebagai bangunan yang dikategorikan cagar budaya karena tidak memiliki kriteria-kriteria seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang nomor 10 tahun 2020. Tim Ahli Cagar Budaya akan melakukan sidang penetapan status apakah objek yang diajukan layak atau tidak untuk ditetapkan sebagai cagar budaya dalam bentuk rekomendasi teknis.

Ke Kota Tua Naik Transjakarta

Siang yang terik di Jakarta tak menyurutkan semangatku menuju Kota Tua Jakarta. Sungguh suhu hari ini membuat banyak orang memilih ngadem saja di rumah. Aku sebenarnya hanya berniat membeli mukena untuk Teteh, anakku bungsu yang akan segera masuk ke pesantren. Pusat Grosir Cililitan (PGC) sengaja aku pilih sebagai tempat belanja karena dekat sekali dari rumah. Cukup naik Mikrolet 06A tak lebih dari 10 menit sudah sampai. Jaraknya hanya sekitar satu kilometer saja.

Tak lebih dari seperempat jam, mukena putih polos sudah terbeli. Tetiba Teteh berbisik, “Bu … Kita jalan-jalan yuk!” Aku berhenti sejenak dan menatap wajahnya. “Hhhmmm … Teteh kepingin ke mana?” tanyaku. Dia cuma senyum. Iiihhh … Aku gemes dong cuma dikasih senyum gitu. “Mau ke mana nih?” tanyaku lagi. “Ke mana saja boleh … Yang penting kita jalan bareng pakai TJ ya Bu,” kata Teteh.

Aku dengan cepat menganggukkan kepala. Lalu memutar badan kembali ke arah halte TransJakarta PGC luar. Di sini ada banyak rute yang bisa dipilih. Lucu juga sih Teteh memilih TJ pertama yang datang. Kebetulan tertulis PGC – Juanda. Nah … Rute ini rasanya kok baru? Tapi mungkin saja pengganti Harmoni yang sedang direnovasi.

Sebagai warga Jakarta, aku memilih menggunakan transportasi publik untuk berkeliling kota saat liburan seperti ini. Pada hari kerja juga pilihan utama adalah naik Transjakarta atau KRL untuk mencapai kantor dan tempat lainnya. Silakan mampir membaca Pengalamanku Menjadi Warga Jakarta semoga menjadi inspirasi.

Toko Merah Legendaris

Kota Tua Jakarta memang menyimpan banyak bangunan dengan desain unik dan tentu saja legendaris. Salah satunya adalah bangunan Toko Merah yang berada tepat di seberang halte TJ. Toko Merah merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda yang terletak di tepi barat Kali Besar, Kota Tua Jakarta. Bangunan yang dinding luarnya atau fasede berwarna merah ini dibangun pada tahun 1730. Keren sekali loh! Ternyata ini adalah salah satu bangunan tertua di Jakarta. Ciri khas warna merah pada bangunan ini yang menjadikan bekas kediaman Gubernur-Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff terkenal dengan sebutan Toko Merah. Woowww … Menarik sekali. Teteh langsung minta difoto dengan latar bangunan bersejarah ini.

Toko Merah telah dijadikan Bangunan Cagar Budaya berdasarkan UU No. 5 Tahun 1992 dan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 Tanggal 29 Maret Tahun 1993. Setelah sekian lama terabaikan, akhirnya Toko Merah direstorasi pada tahun 2012 dan sekarang Toko Merah menjelma menjadi ‘function hall’ yang dapat dijadikan sebagai tempat konferensi dan pameran.

Teteh berjalan menyebarang jembatan menuju koridor ke arah Museum Fatahillah atau Museum Jakarta. “Eeehhh … Perutku kenapa keroncongan gini?” kataku kepada Teteh. Tak sengaja sudut mataku melihat ada penjual kerak telor. “Waaahhh … Pucuk dicinta kerak telor pun tiba ha3 …” ledek Teteh sambil tertawa.

Aku segera memesan kerak telor makanan khas Betawi ini dengan pilihan telor bebek. Aroma arang berpadu dengan wangi bumbu serundeng. Resep kerak telor sebagai berikut :

Resep Kerak Telor

Bahan-bahan: 100 gr beras ketan putih, rendam semalaman dan jangan buang airnya, 4 butir telur bebek, 5 sdm ebi, sangrai dan haluskan (bisa diblender), 100 gr kelapa parut, garam dan gula secukupnya.

Bumbu halus: 4 siung bawang merah, 3 siung bawang putih, 5 buah cabai merah, 1/2 sdt lada, 2 cm kencur, 1 cm jahe.

Cara membuat:

  1. Buat serundeng terlebih dulu. Tumis bumbu halus dengan api sedang sampai wangi kemudian campur dengan kelapa parut, ebi, gula, dan garam.
  2. Jika sudah mengeluarkan aroma khas serundeng, angkat dan sisihkan.
  3. Gunakan panci yang memiliki wadah cekung. Panaskan terlebih dahulu lalu tuang 1-2 sdm beras ketan putih dan air
  4. Rebus dan tutup kuali hingga air agak mengering.
  5. Di wadah lain (mangkuk), tuang 1 telor bebek, 2 sdm serundeng, dan ebi halus. Kocok dan tuang di atas kuali.
  6. Balikkan wajan sehingga menghadap bara api. Biarkan selama beberapa saat hingga kerak telor berwarna kecokelatan.
  7. Sesudah matang, beri taburi serundeng dan bawang goreng. Kerak telor khas Betawi  siap disajikan!

Setelah makan kerak telor, aku mengajak Teteh berkeliling kawasan Kota Tua Jakarta. Ada satu tempat kuliner yang asyik di sini namanya Kedai Seni Djakarte. Bangunan kuno yang digunakan juga bergaya kolonial dengan dua lantai. Jendela berwarna hijau tampak cantik berpadu dinding putih bersih. Nah … Kedai ini selalu memasang bendera merah putih. Waaahhh … Perlu diberi acungan jempol nih.

Kedai Seni Djakarte Tempat Ngopi Unik

Teteh mampir di Kedai Seni Djakarte yang berada tepat di sebrang Museum Fatahillah. Selain dijadikan sebagai destinasi wisata sejarah dan budaya, kawasan Kota Tua Jakarta juga memiliki banyak lokasi cozy yang asik untuk dijadikan tempat nongkrong lho.

Di sisi Selatan terdapat bangunan yang mirip dengan Istana Dam di Amsterdam. Didirikan pada tahun 1707 — 1712. Pada tahun 1974 bangunan ini diresmikan oleh Ali Sadikin sebagai museum sejarah kota Jakarta dengan nama Museum Fatahillah. Di sekitar taman Fatahillah banyak penyewaan sepeda antik. Harga sewanya murah meriah Rp. 25.000,- sudah satu paket dengan dua buah topi cantik.

Tempat ‘hangout’ dan ngopi bernama Kedai Seni Djakarte ini, ternyata memiliki nilai seni tinggi, lantaran arsitekturnya didesain dengan gaya kolonial. Pada 2015 Kedai Seni Djakarte mendapat bantuan dari UNESCO. Pihak UNESCO merenovasi atap Kedai Seni Djakarte sehingga tampak menarik. Dari lantai atas, kita bisa melihat suasa kota tua yang berbeda.

Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama nuansa terlihat lebih gelap dilengkapi dengan berbagai frame lukisan, arsitektur dan interior yang terkesan vintage. Sementara di lantai dua, terlihat lukisan-lukisan dan jendela-jendela kuno, yang membuat suasanasemakin terasa seperti berada di zaman dulu.

Nostalgia ke Masjid Al-Azhar

Oya … Kali ini Teteh hanya sebentar saja di Kota Tua Jakarta, karena ingin segera shalat ashar di Masjid Al-Azhar. Senangnya TJ tidak terlalu penuh sehingga bisa duduk sampai di halte depan masjid. Aku sengaja mengajak Teteh ke sini karena banyak kenangan indah yang juga ingin aku bagikan. Artikel tentang Kenangan Indah di Masjid Al-Azhar sudah aku tuliskan silakan mampir membaca.

Pada tahun 1960 Prof. Dr. Mahmoud Syaltout (Rektor Universitas  Al-Azhar Mesir) dalam kunjungannya ke Masjid Agung Kebayoran Baru Jakarta, memberikan kuliah umum kepada jamaah masjid, dan memberi nama “Al-Azhar” kepada Masjid ini, yang sebelumnya lebih dikenal dengan nama “Masjid Agung Kebayoran Baru”.

Masjid Al-Azhar telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada tahun 2021. Bangunan yang didirikan oleh Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar pada tanggal 19 Nopember 1953 dan selesai dibangun pada tahun 1958. Silakan mampir membaca Kenangan indah di Masjid Al-Azhar

Bangunan dengan warna dominan putih untuk eksterior dan ada nuansa hijau untuk interior dengan hiasan ornamen dan kaligrafi. Halaman dan lapangan rumput yang luas di beberapa titik ditanami pohon kurma. Ada taman dan air mancur mini tepat di depan gerbang utama yang berdekatan dengan prasasti cagar budaya.

Desain bangunan masjid ini menurutku memenuhi kriteria sebagai ramah lingkungan. Walau di luar udara terasa panas terik, namun di dalam terasa sejuk dan nyaman. Masjid ini tak menggunakan pendingin udara buatan (AC). Tapi desain bangunan dengan jendela besar yang berada di sisi kiri, kanan, depan, dan belakang membuat udara mengalir dengan leluasa. Ada angin semilir berhembus perlahan yang membuat anti gerah. Cukup dengan tambahan kipas angin yang lebih hemat energi. Karpet hijau dan lampu gantung kristal membuat semakin indah suasana di dalamnya.

Kubah dengan lengkungan yang tembus cahaya dan jendela besar yang selalu terbuka lebar memberikan akses cahaya masuk leluasa ke dalam ruangan. Cahaya alami ini membuat ruangan di dalam masjid tetap terang tanpa harus menyalakan lampu pada siang hari. Tampak dalam foto di bawah bagian kubah dengan kisi-kisi jendela kaca menjadi semacam lampu alami.

Mampir juga di artikel menarik lainnya di link berikut:

Wisata Religi ke Kota Tha’if

Standar

Kota Tha’if berjarak sekitar 60 mil atau 100 kilometer dari Kota Makkah. Bis yang membawa jamaah membutuhkan waktu sekitar dua  jam perjalanan. Tidak terlalu jauh … Seperti dari Jakarta ke Bandung. Dari kota yang panas menuju kota berhawa sejuk.

Sebetulnya dalam rundown rangkaian perjalanan umrah dan itikaf bulan Ramadhan tidak ada jadwal ke Kota Tha’if. Ustadz yang menemani rombongan juga tidak menganjurkan atau melarang. Suamiku sampai bertanya kepada kakaknya terlebih dahulu via chat WahtsApp, apa yang menarik di Kota Tha’if? Kebetulan Mas Abu sudah pernah ke Kota Tha’if saat umroh bersama keluarganya. Sedangkan aku, Teteh, dan suami saat umroh tahun 2017 tidak mengunjungi kota tersebut.

Apa yang menjadi keutamaan mengunjungi kota yang sekarang dikembangkan oleh Pemerintah Arab Saudi sebagai destinasi wisata? Begitu pertanyaan yang ada dibenak suamiku. Bila menilik sejarah sudah pasti kota ini memiliki sejarah yang patut dijadikan hikmah oleh umat Islam. Hikmah tentang perjuangan dakwah, hikmah bahwa keinginan kita belum tentu tercapai dengan segera, hikmah memaafkan karena ketidaktahuan seseorang, hikmah mendo’akan kebaikan, dan tentu saja hikmah segala teladan atau uswatun hasanah dari Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam.

Akhirnya setelah sedikit membuka laman info lewat google search dan mendapat suntikan semangat dari kakaknya, bahwa kita bisa mendapatkan hikmah perjalanan dakwah Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam, diputuskan untuk berangkat ke Kota Tha’if. Wisata religi begitulah kami menyebutkannya.

Bagaimana Kondisi Alam Kota Tha’if Saat Ini?

Suasana perjalanan memang cukup mengesankan. Bagaimana tidak? Arab Saudi sebagai negara yang memiliki kontur alam padang pasir tandus, bahkan Kota Makkah itu penampakan alamnya adalah bukit atau gunung batu hitam. Sedikit sekali pepopohan di sana.

Sangat kontras dengan bukit-bukit yang terlihat lebih hijau dan banyaknya pohon di Kota Tha’if. Kota yang berada di sebelah tenggara Kota Makkah adalah kota besar ketiga setelah Kota Makkah dan Kota Madinah. Jalan menuju Kota Thaif, khususnya ketika melewati Pegunungan Asir dan Pegunungan Al-Hada berkelok-kelok, panjang dan menanjak mengelilingi pinggiran pegunungan hingga puncaknya. 

Jalannya lebar dan mulus. Terbersit rasa kagum melihat struktur jalan yang lumayan berat ini ya menembus gunung-gunung batu. Puncak pegunungan yang berbeda dengan Puncak, Bogor atau tempat lainnya di Indonesia. Pegunungan di sini relatif tidak ada pepohonan, tandus, berbatu dan berpasir.

Nah … Saat memasuki kota Al-Hada sebelum Kota Tha’if, sepanjang jalan tampak sejumlah pepohonan dan perkebunan kurma. Beda sekali rasanya he3 … Suasana gersang berubah lebih sejuk. Mata dimanjakan dengan warna hijau alami.

Beberapa rumah tradisional berdiri di tengah-tengah perkebunan itu. Di sepanjang kawasan ini juga dipenuhi sejumlah tempat wisata bagi penduduk Saudi. Di tempat ini juga terdapat kawasan yang dijadikan tempat miqot atau untuk berihram untuk menunaikan ibadah haji atau umrah, yaitu di Wadi Sair Kabir. Ketinggian sekitar 1.700-1.800 di atas permukaan laut menjadikan kota ini pastinya memiliki udara yang lebih sejuk. 

Ada hal menarik tentang kota ini dijuluki juga sebagai desa para raja Waaahhh … Apa sebag ya? Ternyata karena memang banyak tempat peristirahatan dibangun oleh keluarga Kerajaan Arab Saudi untuk sejenak beristirahat –ngadem– saat musim panas. Diperkirakan suhu udara di kawasan ini mencapai 20 derajat celsius, sehingga membuat nyes di kulit.

Selain alamnya yang khas untuk ukuran negara yang hampir sepanjang tahun panas terik, kota ini juga terkenal dengan pertanian dan perkebunannya. Ada kurma, anggur, bunga-bunga, dan palawija yang menjadi komoditas utama masyarakatnya. 

Ya… tapi bila dibandingkan negara kita tercinta Indonesia yang ijo royo-royo, bagaikan zamrud katulistiwa, tentu saja kita patut senantiasa bersyukur. Alam Indonesia demikian subur, alhamdulillah.

Kami menaiki cable car di atas bukit Kota Tha’if dan meluncur melintasi pemandangan alam yang indah. Masyaallah … Di beberapa spot saat menuju lokasi, ada destinasi wisata seperti kincir angin dan kolam renang juga taman-taman.

Sayangnya saat itu kami tak sempat melihat pohon zaqqum yang biasanya ada di perbukitan menuju Al-Safa. Pohon ini disebutkan di dalam Al-Qur’an sebagai makanan penghuni neraka dengan bentuk yang keras berduri lagi pahit rasanya. 

Kabarnya di kota ini juga sering ada lomba balap unta pada saat menjelang musim dingin. Waaahhh … Seru juga ya kalau bisa menyaksikannya. Semoga bisa umrah di waktu menjelang musim dingin sekitar bulan November-Januari.

Kota Tha’if menyajikan kuliner dan pusat perbelanjaan yang ramai. Pasar buah segar beraneka warna dan jenis pastilah membuat mata terpesona dan tenggorokan mencecap ludah. Delima, anggur, tin, jeruk, apel, dan tentu kurma muda dapat dipilih dan langsung bisa dimakan di pinggiran bebukitan menikmati senja. 

Bagi yang suka belanja, jenis parfum khas Kota Tha’if dari bunga mawar (rose parfume) tersaji berderet di sepanjang jalan, tinggal memilih yang disukai sesuai isi kantong. Sebelum pulang, pastikan melengkapi kunjungan dengan menyeruput teh manis dengan daun niknak yang disajikan secara khas di jalan-jalan Kota Thaif.

Dakwah Rasulullah ke Kota Tha’if


Apa yang menarik dari Kota Tha’if dalam sejarah dakwah Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam? Menurut catatan Sirah Nabawiyah, ada masa tahun duka cita yang dialami Rasulullah yaitu saat Abu Thalib dan Khadijah meninggal. 

Nabi sangat bersedih hati. Kafir Quraisy semakin kejam menyiksa kaum muslimin dan Rasul pun dalam kondisi bahaya. Ancaman demi ancaman terus menerpa Beliau.

Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam bersama Zaid bin Haritsah berjalan kaki tanpa menunggangi unta. Tujuannya agar Quraisy tidak mencurigai perjalanan yang memakan waktu empat hari tersebut. Beliau berada di Kota Tha’if selama 15 hari. Beliau mengunjungi sejumlah pasar dan tempat pertemuan. 

Ternyata penduduk Kota Tha’if tidak menerima dakwah Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam. Pada suatu hari mereka malah melempari batu bertubi-tubi kepada Nabi. 

Tak menyangka mendapatkan lembaran batu, Beliau dan Zaid langsung berlari menghindar. Tetapi apa daya? Penduduk Tha’if yang kalap dan berjumlah banyak malahan semakin beringas.

Kepala, sekujur tubuh, dan kaki Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam dijadikan sasaran. Hingga luka dan terasa sakit karena darah mulai mengucur deras. 

Subhanallah … Beliau terus berlari menghindari amukan penduduk Tha’if, hingga bisa mendapatkan tempat berlindung di balik tembok milik ‘Utbah dan Syaibah, dua putra Rabi’ah yang terletak tiga mil dari Kota Tha’if.

Di lokasi itu Rasulullah berjumpa ‘Addas seorang budak Nasrani dari dua putra Rabi’ah. Ia berasal dari Nineveh/Persia yang memberikan setandan anggur dan menyatakan keimanannya kepada Nabi Muhammad. 

Do’a Rasullah di Kota Tha’if

Setelah merasa aman, Nabi menghampiri sebuah pohon anggur lalu duduk di sana. Di tempat itu Beliau berdoa sambil menahan sakit yang mulai menjalar di tubuhnya. 

“Ya Allah, aku mengadu kepada-Mu atas lemahnya kekuatanku dan sedikitnya usahaku serta kehinaan diriku di hadapan manusia. Engkaulah Tuhan semesta alam, Pelindung orang-orang yang lemah dan Engkaulah Pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan diriku. Kepada orang yang jauh yang menyerangku ataukah kepada Zat yang dekat yang mengatur urusanku. Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli. Aku berlindung terhadap cahaya wajah-Mu Yang menerangi kegelapan dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat, dari kemurkaan-Mu yang akan Kau timpakan kepadaku. Engkaulah Yang berhak menegur hingga berkenan pada-Mu. Dan tiada daya dan upaya selain dari Engkau.”

Hari mulai gelap, malam pun menghampiri. Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam dan Zaid yang keluar dari persembunyiannya. Mereka kembali ke Kota Makkah. 

Ketika sampai di Qarnul Manazil Beliau menengadahkan wajahnya ke langit tampaklah malaikat Jibril seraya menyampaikan salam.

“Wahai Muhammad, Tuhan mengizinkanmu untuk menimpakan dua gunung itu pada penduduk Tha’if,” kata Jibril.  Rasululah menjawab, “Jangan. Siapa tahu Allah akan mengeluarkan seseorang yang mengucapkan (kalimat) Tiada Tuhan selain Allah dari rahim mereka.”

Berbeda dengan masjid-masjid di Kota Madinah dan Kota Makkah yang sangat familiar bagi jamaah haji dan umrah asal Indonesia, jejak Nabi Muhammad di Thaif tak banyak diketahui. 

Seperti Masjid Ibnu Abbas yang merupakan salah satu peninggalan dari sejarah Islam di Kota Thaif. Masjid besar ini dibangun pada 592 H. 

Dinamakan Masjid Ibnu Abbas karena tempatnya  persis di samping makam Ibnu Abbas sahabat Rasulullah  Shalallaahu Alaihi Wassalaam yang juga paman Beliau. Ada juga Masjid Addas yang didirikan sebagai rasa syukur atas berkembangkanya dakwah Islam di Kota Tha’if.

Doaku di Pelataran Ka’bah

Sesungguhnya Rabbil’alamin adalah Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Terpuji. Bapa memberi nama belakang bayi perempuannya -purnamasari- intinya sinar rembulan yang menjadi penerang kegelapan malam. Masyaallah … Menurut penuturan Beliau … Aku lahir saat purnama di bulan Ramadhan. Saat kami umroh bulan purnama mengiringi perjalanan sejak miqat hingga akhir ibadah. Karunia Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah membuatku tak henti melantunkan dzikir, doa, kalimat tayyibah dan ayat-ayat Al-Qur’an.

Airmata pun menemani dengan setia. Aku melaksanakan tujuh kali putaran tawaf. Sesekali memandang Ka’bah … Dan terus meninggi memandang langit Kota Makkah berhias purnama. Subhanallahi wa bihamdih. Tiada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau-lah yang menciptakan aku.

Doaku melangit … “Aku adalah hamba-Mu, aku (yakin) dengan janji-Mu dan aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat, aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu … ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau … aamiin.” Semoga Allah Yang Maha Baik lagi Maha Penyantun mengabulkan.

Perjalanan Jiwa Lebih Berharga Daripada Perjalanan Raga

Dimanakah di muka bumi ini sebuah tempat seperti Baitullah? Ka’bah kiblat shalat wajib dan shalat sunnah dari segala penjuru dunia, dijadikan poros tawaf tujuh kali putaran, diiringi dzikir, dan doa kepada Allah Yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar, serta lantunan ayat Al-Qur’an. Tempat yang senantiasa dirindu milyaran umat Islam. Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Pengampun memberikan ganjaran shalat di Masjidil Haram pun berlipat 100.000 kali.

Begitulah sejatinya seorang pejalan sejati memaknai setiap langkah kakinya di atas muka bumi. Dekat atau jauh bukanlah ukuran mana yang lebih bermakna. Namun … Kekayaan pengalaman dan hikmah yang didapat baik diawal, saat menjalankan, dan diakhir perjalanan itulah yang bernilai tiada tara. Terlebih bila pejalan sejati bisa semakin mengenal Tuhannya, Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Terpuji.

Baca juga artikel menarik lainnya di sini:

Eco Ritel Design

Standar

Store Layout Design in Retail Business

Mendesain toko dengan baik, seperti halnya membuat sebuah cerita menarik bagi pembaca cerita tersebut. Desain toko yang baik akan pula menarik keinginan konsumen untuk mengetahui lebih dalam segala sesuatu yang ditawarkan oleh toko.

Bernard created the first walk-in paradise for Parisians with a sweet tooth. The products that were sold when it was first opened are very much the same as those that are still on the shelves today. From classic praline rochers to les Folies de l’Écureuil, along with florentins and a unique range of Montmartre palets biscuits, there’s always been an impressively wide and mouthwatering selection.

Faktor-faktor yang membangun pencitraan toko diantaranya:

  1. Barang dagangan, terdiri dari kualitas (kualitas terbaik dan sesuai harga yang diberikan, harga (harga lebih rendah dibandingkan toko lain dan sesuai kualitas produk), keanekaragaman (ketersediaan produk baru, macam desain produk dan warna, variasi produk, dan macam merek untuk dipilih).
  2. Promosi, terdiri dari promosi (frekuensi penjualan, lingkup penjualan produk, informasi produk baru, undangan perayaan atau acara khusus, pemberian hadiah, penempatan katalog, macam-macam hadiah, promosi kartu kredil) dan iklan (penyediaan informasi iklan, rencana belanja yang berguna, iklan dengan daya tarik/duta merek, iklan yang terpercaya).
  3. Kenyamanan, terdiri dari kenyamanan berbelanja (keleluasaan bergerak di dalam toko, kemudahan menemukan barang yang diinginkan, memungkinkan pembelanjaan secara menyeluruh) dan lokasi yang strategis (kemudahan jalan masuk dan keluar tempat parkir, terdapat jalur penghubung dengan transportasi publik, kedekatan jarak dengan rumah atau kantor, akses kendaraan umum yang terjadwal, penyediaan lahan parkir gratis).
  4. Fasilitas toko (kemudahan menggunakan lift/eskalator/kereta bayi, berbagai tempat istirahat seperti kursi atau toilet dan snack corner, fasilitas bersih dan modern).
  5. Pelayanan toko terdiri dari pelayanan penjual (tenaga penjual yang ramah, bantuan dari tenaga penjual atas informasi produk, informasi terbaru dari tenaga penjual, tanggapan terhadap keluhan, pelayanan konsumen yang menakjubkan) dan layanan kredit (penerimaan berbagai kartu kredit/debit/cashless, kemudahan penukaran barang bila terjadi kerusakan atau cacat produk).
  6. Atmosfer toko (menyenangkan, santai, dekorasi dan presentasi produk yang bagus, pencahayaan/warna/fasilitas mewah).
  7. Merek terkenal (berkelas seperti citra kelas tinggi/high-class).

Tata ruang toko harus sesuai tujuan perancangan toko. Biasanya pemilik toko atau manager toko akan dibantu oleh tenaga ahli dibidang desain interior atau arsitek dalam mewujudkan pencitraan toko yang diingkan. Ada 5 kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

  1. Rancangan harus sesuai dengan kesan dan strategi.
  2. Rancangan harus memengaruhi perilaku konsumen secara positif.
  3. Rancangan harus mempertimbangkan biaya-biaya dan nilai.
  4. Rancangan harus fleksibel.
  5. Rancangan harus memfasilitasi kaum difabel.

Desain Ramah Lingkungan, Ini Perbedaan Green Design dengan Sustainable Design

Sumber: http://arsitekdianherdiana.blogspot.com/2011/11/bangunan-ramah-lingkungan.html
ACROS Fukuoka Prefectural International Hall. Sumber: https://www.medcom.id/properti/arsitektur/aNra9nWK-5-bangunan-memukau-yang-ramah-lingkungan

Green design dirancang untuk mengurangi atau menghilangkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan sebaliknya menciptakan pengaruh positif terhadap lingkungan dan iklim. 

Green design mencakup fitur-fitur berikut:

  • Memanfaatkan solar panel atau bentuk energi terbarukan lainnya
  • Kualitas udara dalam ruangan yang sehat
  • Sumber daya energi dan air yang efisien
  • Desain yang dapat disesuaikan dengan lingkungan yang berubah
  • Pemanfaatan atap hijau dan taman hujan
  • Penggunaan bahan yang tidak beracun, berkelanjutan, berdampak rendah, dan etis
  • Pengurangan limbah dan polusi
  • Kemampuan daur ulang dan penggunaan kembali
  • Desain dan konstruksi yang mempertimbangkan kualitas hidup penghuni
  • Pertimbangan kebutuhan lingkungan dalam desain, konstruksi, dan operasi

Interior yang mengadaptasi green design dapat bervariasi dalam definisi dari satu kota ke kota lain. Budaya, lingkungan, iklim, ekonomi, dan sumber daya adalah beberapa masalah yang dapat memengaruhi arsitektur hijau. 

Sustainable design bertujuan menghilangkan dampak negatif terhadap lingkungan melalui desain yang terampil dan sensitif. Melalui pendekatan minimalis yang berdampak pada lingkungan, desain berkelanjutan memanfaatkan sumber daya yang terbarukan. Fokusnya adalah menciptakan lingkungan yang sehat dan produktif bagi penghuni gedung. 

Prinsip-prinsip sustainable design meliputi:

  • Penggunaan produk ramah lingkungan
  • Optimalkan potensi situs bangunan
  • Peningkatan kualitas lingkungan dalam ruangan
  • Perlindungan dan konservasi sumber daya, seperti air
  • Optimalkan energi terbarukan
  • Meningkatkan prosedur operasional dan pemeliharaan

Desain keberlanjutan adalah ideologi luas yang mempertimbangkan implikasi sosial, lingkungan, kinerja, dan keuangan. Green design lebih menitikberatkan pada aspek lingkungan. Contoh, ketika kita  ingin membeli papan kayu untuk lantai rumah, menurut definisi green design mungkin kayu tersebut tidak mengandung senyawa organik volatil (VOC) atau urea formal dehida yang dapat diukur. Mengambil langkah lebih jauh, sustainability berarti bahwa perusahaan mematuhi proses yang sangat selektif di mana pohon baru ditanam untuk setiap pohon yang ditebang. Jika perusahaan hanya menggunakan kayu dewasa, maka dampak terhadap lingkungan dapat diminimalkan.

Sumber: https://idea.grid.id/read/092969199/desain-ramah-lingkungan-ini-perbedaan-green-design-dengan-sustainable-design

Toko atau Ritel Ramah Lingkungan

Toko atau ritel ramah lingkungan di Jakarta kini jumlahnya mulai bertambah. Konsumen bisa dengan mudah membeli berbagai produk sehat dan organik dalam bentuk curah, serta menerapkan gaya hidup zero waste. Toko ramah lingkungan adalah sebuah toko yang menjual aneka kebutuhan makanan secara curah, dan konsep pengemasan produk yang zero waste. Dimana toko tersebut tidak akan menyediakan packaging atau bungkus belanjaan yang dirasa tidak perlu, dan pada akhirnya akan menjadi sampah yang merusak lingkungan. Toko ramah lingkungan di Jakarta mengajak publik untuk membeli kebutuhannya secara curah, dengan membawa wadah sendiri yang bisa dipakai ulang. Sehingga keterbukaan pikiran dan kesadaran publik tentang pentingnya mengurangi sampah semakin tinggi.

Sumber: https://www.cekaja.com/info/toko-ramah-lingkungan-di-jakarta
Sumber: https://www.liputan6.com/bisnis/read/4655767/foto-toko-ramah-lingkungan-berkonsep-zero-waste
Kantong belanja non plastik.

10 Langkah Awal untuk Memulai Gaya Hidup yang Ramah Lingkungan

Levy (2012) mendefinisikan “marketing hijau sebagai upaya-upaya strategis yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang ramah lingkungan kepada konsumen targetnya”.

Hawkins et al., (2007) mendefinisikan dalam beberapa indikator sebagai berikut:

  1. Green marketing melibatkan proses mengembangkan produk yang mana proses produksi,
    penggunaan, dan pembuangan sampai tidak membahayakan lingkungan dibandingkan
    dengan jenis produk tradisional lainnya.
  2. Green marketing melibatkan proses mengembangkan produk yang memiliki dampak
    positif kepada lingkungannya.
  3. Green marketing juga harus meningkatkan penjualan produk dengan organisasi maupun
    even-even peduli lingkungan.

Dalam hal produk ritel, arti dari produk ramah lingkungan adalah “mengacu pada produk yang tidak menyebabkan polusi lingkungan atau hilangnya sumber daya alami karena bisa didaur ulang “(Said, 2003). Pendapat lain mendefinikan produk ramah lingkungan adalah ”memiliki dampak minimal terhadap lingkungan, dapat didaur ulang, memiliki daur hidup yang lebih lama, kualitas yang lebih baik, pemakaian energi yang lebih efisien, hemat biaya produksi dan terbuat dari bahanbahan yang bisa didaur ulang” (Goh & Wahid 2014).

  1. Kurangi sampah plastik
  2. Belanja di zero waste
  3. Kurangi makan daging
  4. Hemat energi listrik, gas, dan air
  5. Kurangi sampah kertas
  6. Jangan buang makanan
  7. Sewa baju
  8. Urban farming
  9. Pilih produk ramah lingkungan
  10. Beli produk lokal.

Kemasan Ramah Lingkungan

Besek bambu dan daun pisang untuk kemasan makanan.
  1. Daun pisang
  2. Tas kain blacu/kanvas/rami/plastik polypropylene
  3. Kardus
  4. Kemasan kertas coklat
  5. Food container
  6. Tas Anyaman
  7. Carton box
  8. Biofoam
  9. Anyaman Bambu
Tas plastik Polypropylene dan kemasan kertas karton.
Tas rami untuk hantaran lebaran.
Tas kertas dengan lambang toko.

Material Bahan Bangunan dan Interior Ramah Lingkungan

  1. Bambu
  2. Kayu
  3. Tanah dipadatkan
  4. Batang jerami
  5. Rotan
  6. Kain
  7. Rami goni
Rumah bambu.
Kursi rotan.

Sumber digital:

file:///C:/Users/Hp/Downloads/9516-27885-1-PB.pdf

Baca juga artikel menarik lainnya:

Doa Bila Memasuki Usia 40 Tahun

Standar

Tulisan ini adalah renungan pada saat umurku 40 tahun, sekitar 12 tahun yang lalu. Aku berkesempatan menghadiri reuni bersama teman-teman SMA. Umur kami tahun itu rerata sudah 40 tahun. Ya … Kami kelahiran tahun 70-an. Kini tentu saja kami sudah memasuki golden age plus -tidak lagi jelita (jelang lima puluh tahun) he3 …

Doa ketika umur 40 tahun di dalam Al-Qur’an surah Al-Ahqaf ayat 15-16, “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tigapuluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empatpuluh tahun, dia berdoa : ‘Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh aku termasuk orang muslim’. Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan, dan (orang-orang) yang Kami maafkan kesalahan-kesalahannya, (mereka akan menjadi) penghuni-penghuni surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka”.

Subhanallah …  Ayat suci-Mu benar adanya. Sungguh aku sangat berharap kesempatan hidup yang Engkau berikan dapat sebaik-baiknya aku jalani. Jalan yang lurus dalam naungan cahaya-Mu, Ya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji.

Jika melongok Al-Qur’an, ayat di atas, ada umur manusia yang secara eksplisit disebutkan terkait dengan perkembangan kedewasaaan seseorang. Umur itu adalah 40 tahun. Tak perlu kita otak-atik keramatnya angka 40, cukup kita merenungkan maknanya ketika Allah berfirman tentang umur 40 tahun dalam surat Al-Ahqaf di atas.

Mengapa umur 40 tahun begitu penting? Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah umur manusia diklasifikasikan menjadi 4 (empat) periode, yaitu:

1. Anak-Anak (Aulad): sejak lahir hingga akil baligh.

2. Pemuda (Syabab) : sejak akil baligh hingga 40 tahun.

3. Dewasa (Kuhul): 40 tahun hingga 60 tahun.

4. Tua (Syuyukh): 60 tahun ke atas.

Elizabeth B. Hurloch membagi masa dewasa menjadi tiga bagian, dewasa dini, dewasa madya, serta dewasa lanjut, dan menyebutkan batas antara dewasa dini dengan madya ada pada umur 40 tahun. Pada dewasa madya, umur 40 hingga 60 tahun, perhatian seseorang pada masalah agama lebih besar dari sebelumnya yang itu dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

Nabi Muhammad shalallaahu alaihi wassalaam diangkat oleh Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Terpuji menjadi Rasul pada umur 40 tahun. Seorang Rasul mendapat amanat untuk membimbing dan memimpin umat kepada jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Nabi Musa alaihisalam juga mendapat hikmah saat umurnya 40 tahun.

Salah satu peringatan Allah terkait umur diabadikan dalam Al-Qur’an, yaitu: “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Fatir 35 : 37).

Saat aku berumur 40 tahun ada kisah yang sangat berkesan bersama Teteh. Kebiasaanku membaca ayat kursi, surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas sebelum tidur dengan suara agak keras. Begitu juga ketika menina-bobokan Teteh semenjak bayi aku membacakannya. Masyaallah … Sungguh aku tak menduga, ketika tiba-tiba Teteh (kala itu baru berumur 3 tahun) mengikuti bacaanku surah Al-Fatihah dan Al-Ikhlas. Jelas dan tartil, aku sampai menangis saking terharu. Pengalaman Teteh mempelajari Al-Qur’an ada di artikel berjudul Kisah Anak Penjaga Al-Qur’an.

Aku cium Teteh berkali-kali dan pelukanku semakin erat. Lucunya … Teteh malah tampak heran, hingga dia tanya, “Bu … Ibu kenapa nangis?” Aku tak bisa berkata apapun. Namun dalam hati aku melangitkan doa-doa terbaik untuk Teteh, salah satunya adalah menjadi penjaga dan pencinta Al-Qur’an.

Sejak itu aku lebih sering menyetel murotal Al-Qur’an, baik di rumah maupun di mobil ketika mengantar anak-anak ke sekolah dan bepergian. Aku juga berusaha istiqamah tilawah setiap hari dan sungguh godaannya buuaaaanyyyaakkk … Hiiksss, astaghfirullah … Bacaanku yang belum tartil juga sungguh memalukan. Hukum tajwid yang belepotan membuatku mencari tahu di mana tempat belajar Al-Qur’an yang programnya tepat untuk orang seumur aku?

Di mana ada kemauan di situ ada jalan. Alhamdulillah … Teteh sempat sekolah SD satu semester di EMIISc yang menjadi jalanku berkenalan dengan para mamah yang rajin menghadiri kajian agama Islam dan belajar tahsin Al-Qur’an. Begitu juga ketika Teteh pindah sekolah ke SD Islam PB. Soedirman, aku mendaftar menjadi santri di Al-Utsmani sebuah lembaga bimbingan Al-Qur’an yang berada di Condet. Lokasinya dekat rumahku dan jadwalnya sesuai bisa selepas aku mengantar anak-anak ke sekolah.

Ada tugas bagi setiap santri untuk tilawah 1 juz perhari dan dicatat dalam buku yang akan disetorkan kepada ustadzah pada saat pertemuan di kelas. Ada pengalaman menarik saat aku tilawah beberapa ayat dan merasa bersyukur bertemu ayat 261 – 263 dalam surat Al Baqarah: “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”

“Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati”

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun.”

Teteh menjadi sahabat setiaku dalam belajar Al-Qur’an. Dia mengajariku untuk belajar dengan cinta, agar mendapatkan karunia dan rahmat Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji.

“Ya Allah rahmatilah kami dengan Al-Qur’an. Jadikan ia imam kami, cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami. Ya Allah ingatkanlah kami apa yang kami lupa dan ajarkan bagi kami apa yang kami jahil. Karuniakanlah kepada kami untuk dapat membacanya sepanjang malamnya dan sepanjang siangnya. Jadikanlah ia perisai kami. Wahai Tuhan sekalian alam.”

“Ya Allah sinari hati kami sebab membaca Al-Qur’an, hiasi akhlak kami dengan kemuliaan Al-Qur’an, baguskanlah amalan kami karena berdzikir lewat Al-Qur’an, selamatkanlah kami dari api neraka karena kemuliaan Al-Qur’an, masukkanlah kami ke dalam surga dengan syafa’at Al-Qur’an.”

Aku bermohon kepada Allah Yang Maha Pengampun lagi Mahabijaksana, agar apa yang aku lakukan bersama Al-Qur’an pahalanya mengalir juga untuk Mamah dan Bapa.

Al-Qur’an hadiah dari Bapa memang sudah jarang aku baca karena kertasnya sudah rapuh (malah takut sobek bila dipaksakan). Namun tetap aku simpan untuk sesekali aku baca dan kukirimkan hadiah doa-doa terbaik untuk Mamah dan Bapa. Merekalah yang menjadi jalanku mengenal Allah Yang Mahaesa lagi Mahasuci, menyemangatiku mencintai Al-Qur’an, juga memberi teladan menjalankan sunnah Muhammad Rasulullah.

Aku mendapatkannya Al-Qur’an ini ketika selesai menunaikan ibadah haji dan bermukim di Makkah selama 30 hari. Kemudian aku melanjutkan untuk ibadah di Kota Madinah selama 10 hari sebelum kembali ke tanah air. Teteh meminta ijin untuk memakai Al-Qur’an ini saat diterima menjadi santri di SMP Qur’an Al Ihsan Islamic boarding school (IBS) Dengan senang hati dan rasa bahagia aku mengijinkannya. Tahun ajaran baru 2023 Teteh melanjutkan sekolah di SMA Qur’an Asy Syahid IBS. Semoga istiqamah menjadi pencinta dan penjaga Al-Qur’an. Barakallah …

Aku berupaya kembali meluruskan niat dalam belajar Al-Qur’an, bukan untuk keren di mata manusia, tetapi untuk menjadi hamba kecintaan Allah Yang Mahatinggi lagi Maha Pemberi Karunia. Bukan pula untuk menjadi yang terbaik di hadapan manusia. namun aku berikhtiar dan berdoa agar menjadi bagian dari keluarga Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Pengampun kelak di surga-Nya terindah. Aku telah menulis sebuah artikel berjudul Belajar Tiada Henti untuk Al-Qur’an dan Shalat Khusyu.

Dikutip dari salah satu hadis riwayat Abdullah Ibnu Mas’ud, Rasulullah shalallaahu alaihi wassalaam  bersabda: “Siapa saja membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya, Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)

Keutamaan belajar 3T Al-Qur’an adalah:

  • Memperoleh pahala.
  • Mendapat syafaat pada hari kiamat.
  • Pencapaian lebih baik dibandingkan harta dunia.
  • Perniagaan yang tidak pernah merugi.
  • Membawa kebaikan bagi pembaca.

Aku mengikuti kelas tahsin di LBQ Al-Utsmani secara tatap muka sebelum datang masa pandemi Covid-19. Lembaga ini telah berdiri sejak tahun 1995. Satu halaqah dibimbing seorang ustadzah yang telah hafal Al-Qur’an 30 juz, masyaallah.

Program belajar dibuka setiap 3,5 bulan. Jenjang atau level kelas yang harus dilalui ada 5, saat ini aku masih berada di level 4. Setelah lulus level 5 akan masuk program belajar talaqqi dan tahfizh. Selama pandemi ini aku mengikuti kelas tahsin online dengan seorang ustadzah melalui aplikasi zoom meeting setiap hari ahad sore, barakallah.

Di LBQ Al-Utsmani belum ada program khusus tafsir Al-Qur’an, jadi aku mengikuti kajian di lembaga pendidikan AQL Islamic Center dan beberapa majelis ta’lim yang mengkaji tafsir Al-Qur’an tematik tentang perempuan seperti surah An-Nisa, An-Nur, Maryam, dan beberapa surah pilihan lainnya. Tak lupa aku ikut mendengarkan kajian dari cannel Youtube dari beberapa ustadz pakar Al-Qur’an.

“Sejatinya belajar itu terus … terus … terus dan terus. Bisa jadi yang dimaksud adalah kembali belajar agar belajar menjadi lebih bahagia. Ya benar! Bahagia belajar itu memang sangat penting.”

Mampir juga di artikel menarik ini:

Terpikat Indahnya Air Terjun Bah Biak dan Kebun Teh Sidamanik

Standar

Tadabbur Alam Bersama Teteh

Indonesia memiliki potensi wisata alam yang sangat mengagumkan. Bagi pencinta wisata alam terutama wisata air, selain pantai ada alternatif yang bisa dinikmati, yaitu air terjun. Selain sensasi percikan buliran air sejuk dan merdunya suara debur air yang jatuh dari ketinggian, suasana di sekeliling air terjun pastinya memliki panorama yang indah dan memanjakan mata.

“Pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk memulihkan pariwisata Indonesia. Di masa wabah pandemi Covid-19 ini, pemerintah ingin menjadikan wisatawan domestik sebagai tulang punggung pemulihan pariwisata”Sandiaga Uno – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia

Begitulah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf) Sandiaga Uno menggaungkan kebangkitan pariwisata Indonesia di tengah pandemi yang telah melanda dunia hampir dua tahun. Pilihan wisata alam adalah salah satu yang menjadi fokus dari pemerintah Indonesia, baik tingkat pusat, provinsi, maupun kota/kabupaten.

Teteh Berkunjung ke Simalungun Sumatra Utara

Anakku bungsu, Teteh senang sekali ikut dalam perjalanan kali ini. Ya tak apalah ijin untuk tidak masuk sekolah. Bukan bolos loh! Tapi belajar di luar ruang kelas. Tapi tetap bisa belajar tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia secara langsung. 

Aku mengajak Teteh berkunjung ke Kabupaten Simalungun Sumatra Utara yang menyimpan banyak pesona keindahan alam. Sungguh bersyukur bisa menikmatinya ketika berkesempatan meninjau sebuah proyek pembangunan gedung. 

Teteh bermain di kebun teh Sidamanik. Ada yang tahu ini hewan apa ya jadi boneka simbol Asia Games? Teteh membeli di Kebun Binatang Siantar kemarin sore.

Aku memilih menginap di sebuah hotel kecil yang nyaman dan bersih. Sesuailah dengan anggaran sekitar Rp. 500.000,- per malam. Nah … Saat akan menyewa mobil komplit dengan drivernya untuk menjelajah tempat wisata alam di sekitar Pematang Siantar, aku chat dengan teman ITB 89. Dewi namanya he3 … Sama ya. Dia tinggal di Medan dan bisa merekomendasikan tempat penyewaan mobil yang aman dan nyaman.

Sebelum terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Kualanamu, aku searching Google. Aku mencari tahu tempat wisata yang terjangkau secara jarak dan waktu di sekitar Pematang Siantar. Berhubung waktuku juga tidak lama hanya 2 hari saja. Akhirnya aku terkesan dan memilih akan mengunjungi perkebunan teh Sidamanik dan air terjun Bah Biak juga Kebun Binatang Siantar.

Hari pertama setelah urusan kantor selesai pagi hari, aku ajak Teteh mampir sebentar ke Kebun Binatang Siantar. Lanjut sorenya menyelesaikan tugas kantor lagi hingga malam hari.

Hari kedua pagi-pagi setelah sarapan di hotel, kami segera berangkat agar bisa menikmati udara sejuk dan segar sepanjang perjalanan. Mobil menelusuri jalanan yang cukup sepi. Di kiri kanan tampak perkampungan penduduk dengan rumah kayu yang asri. Kata Teteh “Sepi amat ya Bu … Gak ada macet hi3 …”. Begitulah salah satu kenikmatan menjelajah kota-kota di luar Jakarta adalah anti macet.

Senangnya memandang keluar jendela mobil. Tampak di halaman rumah banyak ditanam pohon kopi dan buah-buahan. Kadang diselingi kebun palawija. Beberapa ibu terlihat sedang menjemur pakaian. Ketika melewati sebuah sekolah dasar, halaman tampak sepi. Ooohhh … Rupanya mereka sedang berada di dalam kelas.

Teteh berkomentar “Asyik juga ya aku boleh ijin jalan-jalan ikut Ibu. Teman-temanku juga pastinya sedang berada dalam kelas. Eeehhh … Kangen deh sama Nanas temenku.” “Waduh … Baru saja sehari tidak jumpa sudah kangen teman-teman sekolah.” kataku sambil tertawa geli.

Akhirnya sampai juga di perkebunan teh Sidamanik. Hamparan tanaman teh bagai permadani hijau dengan latar pegunungan Bukit Barisan.  Langit biru cerah berhias awan putih menambah cantik. Tampak latar Bukit Barisan yang indah dihias langit biru cerah.

Angin semilir membelai wajah dan menerpa jilbab kami. Sungguh suasana yang membuat hati ini tertawan. Kebun teh Sidamanik sudah ada sejak tahun 1926, memiliki luas mencapai 8.373 hektare dan menjadi bagian dari PTPN IV.

Kebun teh ini disebut sebagai perkebunan terbaik kedua di Indonesia. Bahkan, hasil panennya diekspor hingga ke wilayah Eropa Timur, Eropa Tengah, Singapura, dan Malaysia. Juga diminati oleh negara Timur Tengah seperti Syiria, Mesir, Iran, dan Irak). Cantik sekali air terjun Bah Biak dengan kolam-kolam di sekitarnya untuk bermain air. Masyaallah … Produksi teh dari pabrik PTPN IV Sidamanik.

Kebun teh Sidamanik memiliki luas sekitar 8 ribu hektar lebih dan menjadi perkebunan terbaik kedua di Indonesia. Hasil perkebunan di ekspor ke beberapa negara diantaranya Singapura, Malaysia, negara Eropa Timur dan Eropa Tengah. Bila datang pagi hari sekali akan bertemu dengan para pemetik teh. 

Namun Aku memilih mendatangi dulu air terjun. Teteh sudah tak sabar ingin main air. Ha3 … Oke lah kalau begitu. Kami menuruni tangga menuju lokasi air terjun. Di sekitar air terjun ada kolam yang bisa digunakan pengunjung untuk berendam dan bermain air sepuasnya. Menurutku kebersihan cukup terjaga dengan adanya banyak tempat sampah dan beberapa petugas kebersihan.

Bentuknya sangat unik. Air terjun setinggi 20 meter ini terdiri dari 4 aliran air yang turun dari celah batu di atasnya. Keindahan yang berbeda juga karena tanaman di sekitar air terjun adalah kopi dan teh. Selain air terjun ada juga kolam renang kecil dan arena bermain anak yang membuat Teteh betah menikmati lokasi wisata ini. Airnya sejuk dan segar. Alhamdulillah … Seru loh! Main air di sini betah sekali.

Bila lapar jangan khawatir, ada banyak warung yang menawarkan jajanan ringan dan minuman hangat dengan harga terjangkau. Bila selesai menikmati keindahan air terjun jangan lupa membeli teh asli Sidamanik yang ditawarkan oleh pedagang di sekitar lokasi. Aku membeli teh hijau yang ternyata rasanya segar dan harum. Sedangkan Teteh memesan es teh manis dan mie goreng. Harga cukup terjangkau. Pengunjung bisa menikmati kopi dan teh manis hangat sambil mendengarkan suara gemercik dan melihat sesekali pelangi dari percikan air terjun.

Masih betah nih? … Kuy lah ngemil dulu ya Teh. Menikmati air terjun sambil menyeruput kopi itu sangat menyenangkan.

Setelah Teteh puas bermain air, kami kembali ke parkiran mobil. Sebelum beranjak meninggalkan lokasi berfoto sekali lagi. Asli deh! Rasanya kepingin terus mengambil gambar setiap sudut perkebunan teh yang elok ini. Aku juga sempat membeli teh produksi asli dari perkebunan Sidamanik. 

Cara Aman Ajak Anak Wisata Alam Air Terjun

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengajak anak menikmati keindahan alam di lokasi air terjun. Walaupun lokasinya sudah aman dan nyaman, tetap saja kita sebagai orang tua harus menyiapkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Pastikan anak dalam keadaan sehat.
    Kita tahu sebagian besar lokasi air terjun jauh dari pusat kota sehingga perjalanan pasti melelahkan. Jauh dan kadang rutenya atau jalannya belum nyaman. Belum lagi spot utama juga kadang jauh dari area parkir kendaraan, jadi anak harus berjalan kaki menuju air terjun. Sebelum mengajak anak ke lokasi ada baiknya membiasakan anak untuk berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh. Jadi enggak seru kan kalau anak minta digendong atau mogok saat naik-turun jalan setapak. Jika anak sedang kurang sehat, sebaiknya urungkan dulu ya …
  2. Bawa bekal air minum dan pakaian ganti secukupnya.
    Bila ingin nyaman membawa barang, kita bisa gunakan ransel atau tas lain yang ringan dijinjing. Nah … Sudah pasti anak akan tergiur untuk bermain air dan berbasah kuyup di lokasi. Enggak lucu dong, kalau anak dilarang main. Bisa ngambek dan jadi bad mood. Supaya anak happy menikmati segarnya air jernih nan segar, tinggal siapkan saja baju gantinya. Bawa juga minyak kayu putih atau minyak telon ya! Barangkali anak masuk angin setelah main air berlama-lama. Beri minum air hangat dan makanan hangat agar badan kembali bugar setelah lelah bermain.
  3. Waspada dan jadilah teman bermain anak yang mengasyikkan.
    Please ya … Sebagai orang tua jangan lengah apalagi membiarkan anak bermain sendiri tanpa pengawasan. Bebatuan yang licin atau lantai yang licin rawan menimbulkan kecelakaan. Waspada dengan kedalaman air, agar tetap aman. Gunakan baju yang nyaman dan simple agar anak lebih leluasa mengeksplorasi beragam fasilitas yang ditawarkan. Lihat juga keadaan di lokasi, bila terlampau ramai sebaiknya hindari kerumuman. Oya… Ada baiknya mengambil waktu bukan akhir pekan agar tidak terlalu ramai pengunjung.
  4. Siapkan kamera dan telepon genggam dengan baterai penuh.
    Pengalamanku ketika berkunjung ke lokasi yang jauh dari sinyal memang bikin bete ya he3 … Tapi tak mengapa, gunakan saja waktu kita untuk merekam beragam spot menarik dan pose anak yang keren. Perlu juga diingat, kadang sulit mendapatkan fasilitas untuk mengisi ulang baterai. Jangan lupa kosongkan juga memori. Masa sudah berpose keren eeehhh … foto tak bisa disimpan. Hiiikssss … Pernah enggak sih kejadian seperti ini?

Yuk! Mampir juga di artikel menarik lainnya:

Danau Toba, Kawah Tua Nan Eksotik

Standar

“Heritage of Toba”, Pesona Tiada Tara Danau Toba Sebagai Warisan Dunia

Danau Toba adalah danau hamparan air terindah dan terluas di muka bumi. Keajaiban Danau Toba membuatku terpana dan keindahannya begitu terasa merasuk di jiwa. Sungguh aku tak menyesal telah terdampar dalam pesona tiada tara cantiknya alam Danau Toba.

Ketika salah satu keajaiban alam di dunia yaitu Kaldera Danau Toba menjadi milik negeri tercinta Indonesia. Juga ketika tahu beragam potensinya, semakin membuka cakrawala akan betapa kita harus bersemangat untuk mengapresiasinya.

Aku bersyukur sudah dua kali diberi kesempatan menikmati Danau Toba yang tiada henti membuatku terpukau. Berkunjung ke Danau Toba seakan mendatangi sebuah lorong waktu. Danau Toba adalah danau alami berukuran besar di Indonesia yang berada di kaldera gunung supervulkan. Danau Toba adalah hamparan air terindah dan terluas di muka bumi. Danau Toba berbentuk lonjong panjang 82 km dan lebar 42 km. Pulau Samosir berukuran 38 km panjang dengan lebar 18 km. Danau berisi 2.860 juta ton air dengan kedalaman hingga 450m. 

Danau Toba terbentuk melalui proses geologis berupa ledakan tektonovulkanik pada Gunung Toba sekitar 75ribu tahun silam.  Ledakan multimegation pada perut bumi telah menciptakan kaldera volkano. Puncak Gunung Toba yang meledak tersebut adalah Pulau Samosir yang tidak ikut hancur. Kaldera volkano yang selanjutnya berisi air tersebut dinamakan Danau Toba.

Keunikan lain dari Danau Toba yaitu pulau di atas pulau dan danau di atas danau. Pulau Samosir berada di atas Pulau Sumatera dan Danau Sidihoni serta Danau Aek Natonang berada di atas Danau Toba. It’s so really Wonderful Indonesia.

Yuk! MICE Di Indonesia Aja

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia  (Kemenparekraf RI) terus menggaungkan program MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) di negara yang kaya akan beragam destinasi eco-tourism (wisata alam) ini. Salah satu Destinasi Super Prioritas di Indonesia yaitu DSP Toba telah mendapat penghargaan dari UNESCO dengan gelar UNESCO Global Geoparks (UGG). Ternyata pengembangan ekonomi kreatif dan kelembagaan kepariwisataan juga menjadi nilai penting terpilihnya Geopark Danau Toba ke dalam UGG. 

Geopark merupakan lokasi strategis untuk pariwisata. Tak bisa dipungkiri bahwa Kaldera Danau Toba juga memiliki bentang alam yang beragam dan fakta geologis yang menarik. Danau Toba juga menawarkan aneka wisata alam dan edukasi berbasis keragaman hayati seperti pertanian Kemenyan Toba atau Haminjon, juga pertanian kopi dan teh. 

Dari sisi sosial budaya, terdapat tari Tor-Tor dan musik tradisional Gondang Batak yang sering ditampilkan dalam berbagai acara tingkat nasional bahkan internasional. Ada hasil karya luar biasa berupa kerajinan kain tenun ulos dan ukiran khas yang dikenal dengan nama Gorga. Bentuk bangunan dengan gaya arsitektur tradisional yang unik dan khasjuga menjadi daya tarik tersendiri.

Kekayaan hutan di kawasan Danau toba menyimpan potensi agrowisata yang masih dapat dikembangkan seperti wisata hutan tumbuh-tumbuhan untuk pengobatan dan wisata kuliner khas Batak seperti Ikan Arsik dan bahan makanan Andaliman. Tentu akan sangat menarik bila ketika penyajian makanan bisa ditambahkan dengan informasi asal bahan baku dan cara memasaknya. Seperti menyajikan seduhan kopi Lintong dan Sidikalang atau teh Sidamanik dengan air rebusan dari Danau Toba yang telah disterilisasi.

Jadi … Tak salah kan bila pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran diadakan di Indonesia dengan memilih salah satu destinasinya adalah Danau Toba. Sandiaga Uno sebagai Menparekraf mendorong akselesari penyiapan atau Integrated Tourism Masterplan (ITMP) di kawasan Danau Toba.

“Harapannya kita dapat mengakselerasi eksekusi dari ITMP ini dalam upaya menyiapkan Danau Toba sebagai destinasi super prioritas yang tidak hanya memiliki infrastruktur kelas dunia, tapi juga memiliki SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas,” kata Sandi (10/6/2021.

Geosite Huta Ginjang Spot Istimewa di Danau Toba

Pada ketinggian 1550 m dpl, aku terpana dan terus berucap Masyaallah … Allahuakbar. Perjalanan sekitar setengah jam dari Bandara Internasional Silangit terdapat sebuah tempat bernama Huta Ginjang. Pemandangan indah terbentang … Permukaan Danau Toba  tampak biru gelap dikelilingi oleh hijaunya pepohonan di bukit-bukit dan pulau Samosir.  Langit siang terang benderang biru berhias awan putih tipis. 

Keajaiban Danau Toba begitu dalam terasa di jiwa. Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Kaya melimpahkan keindahan ini kepada negeri tercinta Indonesia.  

Aku merasa sangat bersyukur berada di Danau Toba. Betapa Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia menyampaikan ayat-ayat kauniah dengan nyata dan gamblang. Letusan Toba memuntahkan 10ribu metrik ton belerang yang mengakibatkan huhjan asam selama berbulan-bulan. Letusan Toba jauh lebih besar dari dua letusan gunung lain di Indonesia, yaitu Tambora yang memuntahkan 100 kil0 metrik batuan dan debu tahun 1816, dan Krakatau yang memuntahkan 21 kilometrik batuan dan debu tahun 1883.

Tampak di sisi lain ada perkampungan di tepi Danau Toba dengan hamparan sawah yang menghijau. Betapa subur tanah air Indonesia. Semoga penduduknya pun makmur sejahtera. 

Ada hal unik di Huta Ginjang. Salahsatunya adalah pasir yang mengkilat seperti ada butiran permatanya. Itulah pasir kuarsa. Tanah merah yang sempat di foto Teteh, juga memperlihatkan tekstur warna yang unik. Danau Toba ditetapkan sebagai Geopark atau taman bumi. Kaldera yang terbentuk memiliki kedalaman air berkisar antara 50 – 500 meter. Pulau Samosir dahulunya ada di dasar kaldera dan terus terangkat karena ada magma aktif yang mendorongnya.

Waktu tak terasa mendekati keberangkatan pesawat menuju Jakarta. Siang hari aku meninggalkan lokasi hotel menuju Bandara Internasional Sisingamangaraja XII di Siborong-Borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Aku segera mengakhiri kunjungan ke Geosite Huta Ginjang dan menuju bandara yang dibangun pada masa penjajahan Jepang dan terkait juga dengan pengasingan tokoh nasional Soekarno. Bandara Silangit berada di ketinggian 1439 m. menjadikan bandara ini seperti di atas awan. 

Terdampar Dalam Indahnya Danau Toba

Menikmati Danau Toba akan terasa lebih asyik bila menginap di salah satu tempat keren. Kali ini aku menginap di sebuah hotel yang menghadap langsung dan persis di pinggir danau. Tepatnya hotel ini terletak di sebuah tanjung yang menjorok ke danau dengan latar bukit pinus. Bahkan lebih menantang lagi hotel ini hanya bisa dicapai dengan menggunakan kapal dari dermaga di Balige. Waaaahhh … Bagaimana ya rasanya terjebak dalam indahnya suasana Danau Toba? Kita lanjutkan di tulisan berikutnya ok!

Langit biru cerah berhias awan putih bersih. Berpadu dengan hijaunya pepohonan dan deretan bukit mengelilingi Danau Toba.

Pengalaman tak terlupakan. Bersyukur bisa menginap di Hotel Tiara Bunga Balige yang didesain menyatu dengan alam. Berlayar selama 20 menit dari Balige menuju sebuah tanjung nan indah. Air danau berkecipak, beriak-riak, gelap membiru. Hatiku sedikit berdegup ngeri … Ya Allah teringat ada beberapa waktu lalu ada kecelakaan di Danau Toba dengan ratusan korban jiwa tenggelam. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

Namun … Inilah karya cipta Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji, Sangatlah indah. Luar biasa … Aku tak henti berdzikir menikmati keindahannya. Bukit hijau lekuk-lekuknya terpahat mempesona. Angin membelai lembut semakin sore semakin kencang mengibaskan kerudung panjangku.

Sesampai di dermaga Hotel Tiara Bunga Balige … Masyaallah sajian arsitektur bangunannya yang menyatu dengan alam memukauku. Membuatku ingin segera menyusuri jalan setapak di tepi danau. Rasanya seperti berjalan di atas air he3 … Karena hotel ini didesain persis di sisi perairan, menyatu dengan alam. Deburan ombak terdengar jelas … merdu sekali. Bau air dengan cita rasa khas menemani langkah kakiku dari ujung dermaga hingga ujung tanjung. Bermain di tepi Danau Toba sambil menikmati warna langit merah tembaga. Senja nan eksotik di Danau Toba.

Lihatlah pemandangan indah di foto ini. Subhanallah … Indonesia dikaruniai alam yang begini menawan. Patutlah kita selalu bersyukur dengan menjaga kelestariannya. Senja yang dirindu malam pun menyapa. langit merah tembaga. Ku sampaikan salam sampai jumpa esok hari. Bulan purnama pun ganti menemani istirahatku.

Pengalaman unik ketika hari menjelang malam, tetiba ada petugas hotel datang. Dia memberikan lilin dan korek api. Aku kira untuk apa gitu ya? Hhhmmm … Agak horor sih pikiranku. “Buat apa ya Ka ini lilinnya?” tanyaku penasaran. Ternyata dia menjelaskan bahwa di sini sering padam listriknya. Tidak tentu juga jam berapa? Nah … Genset milik hotel kadang tidak cukup untuk menyalakan semua lampu di kamar. Waduh! Aya-aya wae … Ya sudah nikmatin saja kalau nanti gelap gulita.

Ternyata benar loh! Padam listriknya. Bersyukur hanya sebentar sekitar 1 jam. Aku sengaja tak menyalakan lilin. Biar saja seadanya. Teteh sempat protes. Tapi aku bilang, “Tak apa ya Teh … Kita jadi bisa merasakan gimana kalau tinggal di pelosok Indonesia. Gini deh! Padam listrik.” Teteh akhirnya menurut dan menikmati indahnya cahaya bulan purnama masuk ke dalam kamar. Masyaallah … Bisa jadi cerita indah kan?

Keesokan harinya saat dini hari masih gulita aku terjaga. Selepas shalat subuh aku buka pintu balkon. Mataku memandang ke ujung Timur tampak mentari perlahan menerangi. Sinar kuning berpadu warna keperakan awan di langit Danau Toba membuatku terpana. Tak ragu lagi terdampar dalam indahnya Danau Toba membuat hati ini senantiasa ingat akan Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa.

Pemandangaan dermaga dari area kolam renang yang dibuat seperti menyatu dengan Danau Toba. Semilir angin sejuk membuat Teteh betah berlama-lama memandang indahnya pemandangan Danau Toba.

Teteh memandang dermaga kapal dari balkon hotel. Warna air danaunya biru gelap indah sekali.

Danau Toba menjadi tempat yang sempurna untuk bersantai, karena udaranya sangat sejuk dan suasananya pun amat tenang. Selain panorama danau yang memukau, aku merasa bersyukur disuguhkan keindahan pemandangan deretan pegunungan dan pepohonan hijau yang menyegarkan mata. Pokoknya, cocok jadi tempat untuk melepas penat, deh! Danau Toba merupakan telah menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) loh! Keren kan?

Pengalaman Menginap di Pulau Samosir

Aku menuju ke sana Pulau Samosir dengan hati diliputi rasa penasaran sangat. Bagaimana alam Indonesia sedemikian indahnya? Apa yang membuat wisatawan mancanegara saja berbondong-bondong datang ke sana. Saat berada di tepi danau sebelum menyebrang seperti di tepi laut. Air tenang biru tua. Di tempatku berdiri, di sisi kanan jalan terlihat pulau Samosir seakan mengajakku segera mendatanginya.

Perahu motor bernama Tuk Tuk Samosir mengantarku menuju pulau. Ah … Suasananya sangat menggetarkan. Kabut menutup tipis menyelimutinya. Sesampai di sana aku berkeliling hotel dan mendapatkan kejutan! Di pelataran hotel aku menemukan hiasan patung-patung batu bernuansa etnik setengah badan. Sepertinya patung-patung itu meniru hiasan pemakaman tua di sekitar danau.

Ya … Sebenarnya jadi agak menyeramkan he3 … Namun aku tetap harus menghargainya sebagai karya seni bercita rasa unik :  asli Indonesia. Riak air memantulkan sinar mentari yang sebentar lagi beranjak keperaduan. Warna merah tembaga makin membuat suasana romantis. Tanpa suara … Sesekali saja terdengar debur ombak dan gemerisik daun.

Sunyi … Sepi … Sungguh Allah Maha Agung lagi Maha Pemberi Karunia, karya cipta-Mu tiada tanding. Betapa indah Maha Karya Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Pemurah. Tugas kita manusia, sebagai khalifah di bumi mampu mensyukuri nikmat karunia Illahi Rabbi. Menjaga alam dengan tak mencemari udaranya, tak menebangi pepohonannya, tak mengotori airnya, juga tak merusak tanahnya. Peliharalah dan sayangilah alam tempat kita merajut kehidupan dengan segala kebaikan. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman 55 : 55).

Mas berkunjung ke Danau Toba waktu kelas 6 SD. Menemani Bapa dinas sekaligus sebagai hadiah kelulusan sekolah tahun 2012.
Mas menginap di Pulau Samosir dan menikmati betapa indah ciptaan Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa. Masyaallah …

Jika Berkunjung Lagi ke Danau Toba

Jika nanti diberi kesempatan kembali ke Danau Toba, aku ingin mengunjungi beberapa spot keren ini:

  1. Air Terjun Situmurun dan Air Terjun Gibeon.
  2. Bukit Holbung.
  3.  Menara Pandang Tele.
  4.  Camping Ground Paropo.
  5.  Desa Wisata Tomok dan Desa Lumban Suhi Suhi.
  6.  Negeri Bakkara. 
  7.  Pulau Sibandang dan Pantai Pasir Putih Parbaba.

Mampir membaca yuk! Di artikel menarik lainnya:

Menilik Pemilu Sejak Tahun 1999 Hingga Tahun 2019

Standar

Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 sudah di depan mata. Masyarakat Indonesia akan menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari 2024. Pemilu tahun 2024 menjadi hajatan besar demokrasi karena masyarakat akan memilih calon Presiden dan Wakil Presiden, calon wakil rakyat hingga kepala daerah secara serentak.

Pemilu menjadi salah satu unsur terpenting untuk negara demokrasi seperti Indonesia. Total Indonesia telah melaksanakan 12 kali Pemilu. Dimulai sejak tahun 1955, 1971, 1977-1997, 1999, 2004, 2009, 2014 dan 2019.

Indonesia menggelar Pemilu pada 1999 setelah Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya pada 21 Mei 1998 dan digantikan oleh Wakil Presiden BJ Habibie.

Pemilu Tahun1999

Partai Peserta Pemilu Tahun 1999

Pemilu 1999 merupakan Pemilu pertama pasca Orde Baru sekaligus penting demokrasi baru di Indonesia.  Selain memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR/DPRD) juga pertama kalinya dipilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Anggota DPD ini menggantikan Fraksi Utusan Daerah di MPR yang kemudian menjadi DPD.

Pemilu kali ini sangat berbeda dari Pemilu sebelumnya dimana dulu terdiri dari 2 Partai Politik dan Golkar. Dalam UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik banyak bermunculan partai baru. Pada Pemilu 1999 terdapat 48 Partai Politik peserta Pemilu dan PNS dan TNI/Polri dilarang memihak salah satu kontestan partai politik peserta Pemilu.

Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 1999

Pemilihan ini menghasilkan pasangan Presiden Abdurrahman Wahid yang dilantik pada tanggal 20 Oktober 1999 dan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri yang dilantik pada tanggal 21 Oktober 1999.

Pemilu Tahun 2004

Partai Peserta Pemilu Tahun 2004

Pelaksanaan Pemilu tahun 2004 dilakukan bertahap dengan 24 partai politik sebagai peserta. Pemilu 2004 memberlakukan sistem electoral threshold sebesar tiga persen perolehan suara Pemilu 1999.

Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2004

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004 diselenggarakan untuk memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode tahun 2004 hingga 2009. Pemilu ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia.

Sebanyak 6 pasangan calon mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), yaitu:

  1. Abdurahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim (dicalonkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa)
  2. Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo (dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional)
  3. Hamzah Haz dan Agum Gumelar (dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan)
  4. Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi (dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
  5. Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla (dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia)
  6. Wiranto dan Salahuddin Wahid (dicalonkan oleh Partai Golongan Karya)

Dari keenam pasangan calon tersebut, pasangan Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim tidak lolos karena berdasarkan tes kesehatan, Abdurrahman Wahid dinilai tidak memenuhi kesehatan. Info menarik pada Pemilu kali ini ada Salahuddin Wahid yang merupakan adik kandung Abdurrahman Wahid.

Pemilihan umum ini diselenggarakan selama 2 putaran, dan dimenangkan oleh pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.

Pemilu Tahun 2009

Partai Peserta Pemilu Tahun 2009

Pemilu DPR, DPD dan DPRD pada 9 April 2009, dilanjutkan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada 8 Juli 2009. Pemilu ini diikuti 38 partai. Hasilnya, hanya 9 partai yang lolos parliamentary threshold yaitu Demokrat, Golkar, PDI-P, PKS, PAN, PPP, PKB, Gerinda, dan Hanura.

Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009

Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono – Boediyono berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan memperoleh suara 60,80%.

Pemilu Tahun 2014

Partai Peserta Pemilu Tahun 2014

Pemilu DPR, DPD dan DPRD digelar pada 9 April 2014 (dalam negeri) dan 30 Maret sampai 6 April 2014 (luar negeri). Sementara, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan satu putaran pada 9 Juli 2014. Pemilu 2014 diikuti peserta sebanyak 15 partai politik, tiga di antaranya dari partai lokal Aceh. 12 partai nasional yakni PDI-P, Golkar, Demokrat, PKB, PPP, PAN, PKS, Gerindra, Hanura, Nasdem, PBB, dan PKPI. Dari 12 partai itu, hanya 10 partai yang memenuhi parliamentary threshold sebesar 3,5 persen perolehan suara yaitu PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, Demokrat, PKB, PAN, PKS, Nasdem, PPP, dan Hanura.

Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mendapatkan nomor urut 1 dalam Pemilu Presiden 2014. Dengan demikian, pasangan Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla memperoleh nomor urut 2. Pemilihan ini dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla dan ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2014 – 2019.

Pemilu Tahun 2019

Partai Peserta Pemilu Tahun 2019

Pemilu 2019 digelar serentak dengan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada 17 April. Pemilu 2019 diikuti oleh 14 partai politik nasional dan 4 partai politik lokal Aceh. Sebanyak 9 partai dinyatakan lolos ke Senayan yaitu PDI-P, Gerindra, Golkar, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, PAN, dan PPP. Adapun tujuh partai meraih suara di bawah ambang batas parlemen, yaitu Perindo, Berkarya, PSI, Hanura, PBB, PKPI, dan Garuda.

Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019

Pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019, terdapat dua pasangan calon yaitu pasangan Pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno. Hasilnya, Joko Widodo – Ma’ruf Amin terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2019 hingga 2024 dengan mendapatkan 55,50% suara, sedangkan perolehan suara Prabowo – Sandiaga sebanyak 44,50% suara.

Gempita Pemilu Untuk Siapa?

“Mba Dewi gak nyalon untuk 2024?” Pertanyaan datang dari beberapa teman saat meet up. Ada juga yang bertanya lewat inbox FB (facebook) dan Telegram. “Tidak, terima kasih …” jawabku. Pada tahun 1999 aku menggali pengalaman berharga saat menjadi calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Amanat Nasional. Nomor urutku 26 untuk daerah pemilihan Jawa Barat. Pembelajaran dunia politik praktis sangatlah menarik. Pelajaran penting tentang perjuangan ide-ide untuk Indonesia yang lebih baik ternyata memang tak melulu harus lewat menjadi anggota parlemen.

Selepas kehebohan pemilu tahun 1999, aku menjadi Bakal Calon Walikota Cirebon pada tahun 2003. DPD PAN Kota Cirebon memilih ketua partai sebagai Calon Wakil Walikota yang berpasangan dengan Calon Walikota dari PDIP. Asyik juga menjalani beragam prosedur dalam rangkaian Pemilu Kepala Daerah yang belum langsung itu. Dengan hanya satu-satunya perempuan yang terdaftar sebagai Bakal Calon.

Aku merasa paling tidak telah membuka peluang bagi perempuan baik di daerahku maupun di daerah lain untuk berani maju dalam ajang Pemilu Kepala Daerah. Kalah menang bukanlah soal. Karena yang terpenting adalah pembelajaran politik bahwa kesempatan itu terbuka baik untuk perempuan maupun laki-laki.

Dewi Laily Purnamasari

Kali ini dalam gempita pemilu tahun 2024, aku ingin menjadi teman berbagi inspirasi dalam politik praktis untuk banyak teman perempuan di daerah. Aku tidak akan mencalonkan diri, namun aku ingin teman-teman perempuan untuk mencalonkan diri. Paling tidak sebagai pengalaman pertama dan seumur hidup loh!

Aku ingin merangkul siapapun perempuan yang menjadi calon anggota legislatif dan dari partai apapun. Apa yang bisa menjadi ciri keberhasilan perjuangan perempuan dalam politik ketika ada teman yang duduk di parlemen. Apakah anggaran dalam APBD/APBN yang khusus untuk peningkatan kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan perempuan secara signifikan meningkat? Atau tak ada efek apapun. Apakah dengan adanya perempuan di parlemen keberpihakan kepada perempuan dalam banyak kasus KDRT atau buruh migran dan perdagangan perempuan meningkat? Atau tak ada efek apa pun. Apakah dengan adanya perempuan di parlemen masalah pemukiman kumuh yang tak ramah kepada perempuan, anak, dan lansia dapat diselesaikan? Atau malah tak terbersit sedikit pun.

Perjuangan perempuan tidak melulu harus lewat menjadi anggota parlemen. Tapi kesatuan gerak dan langkah perjuangan ini yang sudah selayaknya terus diupayakan. Lepaskan itu baju partai! Mari bergandeng tangan. Satu lagi … Ini sangat penting! Tak ada dusta di antara kita … Tak boleh ada lagi yang menelikung di tengah jalan. Tak boleh ada pejuang perempuan yang terjerumus kasus korupsi. Camkan itu!

Perjuangan untuk kemashlahatan tak melulu harus dengan menjadi anggota legislatif. Peran serta perempuan dalam berpolitik bisa dengan beragam cara, termasuk salah satunya dengan aktif menulis berbagai pokok pikiran cerdas, ide kreatif, cara pandang transformatif, dan kritik membangun.

Perempuan Pemimpin Transformatif

Menjadi perempuan pemimpin (leader) tentu membutuhkan kualifikasi, syarat-syarat dan kewajiban yang diembannya. Memimpin berarti menentukan hal-hal yang tepat untuk dikerjakan, menciptakan dinamika organisasi yang dikehendaki agar semua memberikan komitmen, bekerja dengan semangat dan antusias untuk mewujudkan hal-hal yang telah ditetapkan bersama. Memimpin juga berarti mengkomunikasikan visi dan prinsip organisasi kepada seluruh anggota organisasi.

Kegiatan memimpin termasuk menciptakan budaya kultur positif dan iklim yang harmonis dalam lingkungan organisasi serta menciptakan tanggung jawab dan pemberian wewenang dalam pencapaian tujuan bersama. Kepemimpinan menuntut kualifikasi keahlian, keterampilan, dan prestasi dari pemimpin.Sehingga kepemimpinan perempuan sama halnya dengan kepemimpinan laki-laki telah memiliki landasan teologis yang afirmatif dan jelas. Perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk terlibat dalam urusan politik. 

Dalam Model Kepemimpinan Kualitas dikenal pendekatan kepemimpinan transformasional (transformational leadership) dimana pemimpinnya disebut pemimpin transformasional (transformational leaders) yang merupakan kombinasi yang unik dan efektif berupa keterampilan kepemimpinan dan manajemen secara bersama dalam organisasi.

Perempuan maupun laki-laki bisa menjadi pemimpin transformasional. Jenis kelamin tidak menghalangi seseorang untuk mencapai kualifikasi tersebut. Sebagaimana ciri-ciri dari seorang pemimpin transformasional adalah orang yang harus melaksanakan tugas pimpinan yaitu orang yang melakukan hal-hal yang benar (people who do the right think) dan tugas manajer yaitu orang yang melakukan sesuatu secara benar (people who thinks right). 

Perempuan pemimpin mulailah dan teruslah bersemangat untuk menjadi pemimpin transformasional yang harus mampu menetapkan arah dan tujuan perbaikan kualitas secara terus menerus serta membuat keputusan yang efektif tentang perbaikan kualitas organisasi agar meningkatkan kepuasan anggota organisasi.

Beberapa karakteristik penting yaitu memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta selalu bersikap optimis dan tidak kehilangan akal dalam menghadapi masalah; memiliki keberanian mengambil resiko dalam merealisasikan visi yang telah diransformasikan menjadi visi bersama organisasi. Karakter lainnya adalah menginginkan perubahan-perubahan pendekatan berupa ide-ide baru atau cara-cara baru dalam memecahkan masalah; memiliki gaya pribadi inspirasional atau daya magnetis pribadi yang kuat sehingga membuat anggota merasa dekat dan dapat memotivasi peningkatan performasi yang lebih baik dari anggota. Tentu saja harus memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha individu dengan mengidentifikasikan potensi yang ada pada anggota dan membantu secara intelektual agar dapat berkembang.

Pemimpin perempuan sudah seharusnya dapat menjadi pemimpin pro-transformasi, pro-reformasi, dan pro-kualitas. Saatnya kini dan terus kita desakkan, perjuangkan, berbagai peluang kebijakan publik yang berpihak kepada perempuan.

Dewi Laily Purnamasari

Salah satu kata kunci yang ada dalam pemimpin transformasional adalah kualitas. Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Mulia berfirman : “Apabila engkau telah berazam, maka bertaqwalah kepada Allah.” (QS. Ali Imran 3 : 159). Bekerja keras dan berpikir cerdas dilakukan tidak hanya pada saat memulai sesuatu tetapi harus terus dilakukan walaupun keberhasilan telah dicapai. Sebagaimana Hadits Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam : “Barangsiapa hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia beruntung. Jika sama dengan hari kemarin, maka dia rugi. Jika lebih buruk dari hari kemarin, maka dia celaka.” (Riwayat Dailami).

Silakan mampir di artikel menarik lainnya: