Berbagi Pengalaman 3B (Baca Buku Bareng) Bersama Anak

Standar

Tantangan komunitas Mamah Gajah Bercerita (Magata) pada bulan September ini adalah tentang literasi. Tema pekan pertama tentang ‘Aku dan Literasi’.

Aku menemani Teteh berkunjung ke Perpustakaan Nasional di Jl. Medan Merdeka Selatan Jakarta Pusat.

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, (UNESCO)  menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis.

Sedangkan di dalam kamus online Merriam—Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara di mana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis, dan mengenali serta memahami ide-ide secara visual.

Berdasarkan definisi tersebut, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. Fakta literasi di Indonesia, berdasarkan survei yang dilakukan CSSU tentang perilaku literasi, menempatkan Indonesia berada di posisi ke-61 dari 62 negara. UNESCO yang menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang rajin membaca. Sumber https://gln.kemdikbud.go.id/.

Lalu, apa yang aku lakukan untuk menularkan minat membaca kepada ketiga anakku sejak dini.

Sebagian koleksi buku pengantar tidur.

Aku berusaha memberikan bahan bacaan sesuai dengan umur dan minat masing-masing. Rumah mungilku ditata sedemikian rupa agar tetap nyaman dengan tambahan ruang baru yang bernama perpustakaan. Mereka bisa membaca di atas karpet perpustakaan, atau di ruang tamu sambil duduk bersila, kadang sambil tengkurap atau telentang di atas ranjang. Di dalam mobil juga ada buku yang dapat dibaca sambil mengisi waktu perjalanan panjang.

Di pangkuan ibu adalah lokasi favorit bila butuh dibacakan buku atau mendengar cerita, kisah, dongeng, dan lantunan ayat suci (sambil sesekali mata terpejam … dulu waktu balita malah sampai ketiduran). Khusus saat weekend ada jadwal  untuk 3B (Baca Buku Bareng) 30 menit saja bersama mereka. Kami juga meluangkan waktu 15 menit saja setiap hari 3B juga.

Me time Teteh, Ibu bisa punya waktu menulis deh!

Ritme yang aku lakukan yaitu pilih buku, duduk manis, peluk si-buahhati (bila masih balita, saat sudah remaja yah … sudah tidak mau lagi dipeluk). Konsep 3B itu bisa orangtua yang membaca, bergantian, atau anak-anak yang membacakan buku untuk orangtua, lalu akhiri dengan cium sayang. Ya … Walaupun tak selamanya kondisi ideal terwujud, namun, aku dan anak-anak yakin, buku adalah jendela kehidupan dan membaca adalah cara agar kehidupan terasa bermakna. Membaca buku (pilihan) adalah salah satu caraku bersyukur atas karunia otak agar lebih berakal. Lebih cerdas dan mampu berfungsi.

Bukankah buku telah membuka cakrawala dan cara pandang mereka menjadi lebih luas? Kosa kata dan tata bahasa mereka dengan sendirinya terbentuk dan menjadi lebih baik dibanding anak seusianya, tak heran bila mereka mampu membuat puisi, berpidato, dan sekedar ngobrol dengan orang yang lebih tua usianya.

Pengalaman menarik ketika aku menjadi pembicara pada acara bedah buku berjudul ‘Bukan Kota Wali’ di sebuah pesantren dan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kaka membacakan puisi karyanya berjudul ‘Mei in Memori’. Saat itu Kaka masih kelas 4 SD.

Begitu juga Mas telah mampu membaca puisi pendek saat lomba ‘Busana Tradisional’ peringatan Hari Kartini di TK Al Falah. Mas menang lomba sebagai juara pertama karena mendapat nilai lebih, berani tampil membacakan puisi. 

Buku favorit Teteh.

Teteh di usia 3 tahun, mulai meniru jejak Kaka dan Mas. Sesekali Teteh sepertinya membaca tulisan. Padahal ia sedang mengulang dan memodifikasi ulang buku cerita favoritnya berjudul ‘Princess Aliyya’. Ha3 … Teteh belum bisa membaca tulisan, tapi mampu membaca gambar dan mengingat dengan baik hampir setiap kata yang pernah aku bacakan untuknya. Masyaallah … Ternyata seiring mendengar aku membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan Al-Fatihah, Teteh mampu hafal keempat surat itu pada usia 4 tahun dengan lancar. Sekarang Teteh sedang pesantren di SMP Quran, barakallah.

Jadwal pesantren daring Teteh. https://dewilailypurnamasari.wordpress.com/2021/01/19/bahagia-belajar-lebih-penting-dari-merdeka-belajar.
Mas aktivis organisasi ketua rohis di SMA, hingga kepala divisi kajian di HMP ITB. https://dewilailypurnamasari.wordpress.com/2020/12/05/al-binaa-islamic-boarding-school-sekolah-favorit-kaya-prestasi/
Kaka hobi bisnis dan menjadi juara pertama BMC. https://www.kompasiana.com/dewilailypurnamasari/5f87b9650e71f32d65185592/entrepreuner-karir-masa-depan-generasi-milenial.

Simak juga artikel menarik di link berikut:

Satu tanggapan »

  1. Barakallaah, Teh. Semoga saya bisa mengikuti jejak Teteh dalam mendekatkan buku kepada anak-anak. Kami juga punya rutinitas membaca buku sebelum tidur walau kadang saya mesti potong waktunya karena udah lewat jam tidur, hehe..

Tinggalkan komentar