Tasbih Bersama Alam, Cara Tingkatkan Literasi Sains Bersama Al-Quran

Standar

Kali ini tema tantangan Mamah Gajah Bercerita (MaGaTa) adalah literasi sains.

Sumber: https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/infografis-literasi-sains/

Semenjak aku dikenalkan dengan buku berjudul Pemburu Kuman karya Paul de Kruif (1953) saat duduk di bangku SD oleh Bapa, maka minatku terhadap ilmu pengetahuan alam mulai muncul. Buku setebal 491 halaman itu diterjemahkan oleh Taufik Salim, dan diterbitkan oleh Van Hoeve, Bandung.

Buku Pemburu Kuman.

Saat SMP, aku berteman dengan seorang anak yang nge-fans berat dengan Albert Einstein. Dia kepincut dengan teori relativitas Einstein. Lucu sekali temanku ini, aku diberi hadiah ulang tahun ringkasan buku berjudul Relativity: The Special And General Theory, ada-ada saja.

Lama tak bersua karena dia pindah sekolah SMA ke Bandung, akhirnya berjumpa lagi di ITB. Dia lolos masuk ke jurusan Teknik Elektro. Beberapa kali aku diajak diskusi tentang fenomena alam berdasarkan teori lubang hitam yang diturunkan Stephen Hawking pada tahun 1971 dari teori relativitas umum Albert Einstein. Hi3 … Aku kadang lieur hingga terkantuk-kantuk mendengar penjelasannya.

Setelah menikah pada tahun 1995, aku senang mendiskusikan fenomena alam berdasarkan Al-Quran bersama suami sambil travelling.

Ketertarikanku untuk mendalami tafsir ayat-ayat Al-Quran yang membahas tentang alam terus berlanjut. Bila hanya membaca tanpa memahami tentu Alquran tetap menjadi jalan memperoleh pahala dari Allah Yang Mahakaya lagi Maha Pemberi Karunia. Namun, rasanya sangat luar biasa ketika menemukan tafsir ayat tentang janin di dalam kandungan, saat aku hamil anak pertama dalam buku tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.

Koleksiku Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka 30 jilid. Ada juga koleksi Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir As-Sa’adi, dan Tafsir Salman sebagai referensi memperdalam literasi sains berdasarkan Alquran.

Dijelaskan pula bahwa 5 ayat pertama diwahyukan kepada Nabi Muhammad shalallaahu alaihi wassalaam adalah perintah membaca di atas nama Allah Yang menciptakan insan dari segumpal darah, lalu menyuruh membaca di atas sandaran nama Allah Yang Mahamulia. Dia mengajarkan dengan qalam, yaitu diajarkan-Nya kepada manusia berbagai ilmu, dibuka-Nya berbagai rahasia, diserahkan-Nya berbagai kunci pembuka perbendaharaan Allah dengan qalam. Dengan pena!

Di samping lidah untuk membaca, Allah mentakdirkan dengan pena ilmu pengetahuan dapat dicatat. Pena adalah beku dan kaku, tidak hidup, namun yang dituliskan adalah berbagai hal yang dapat difahamkan oleh manusia. “Mengajari manusia apa-apa yang tidak dia tahu.” (QS. Al-‘Alaq 96 : 5).

Buku Tafsir Salman berisi tafsir ilmiah atas juz ‘amma.

Di dalam Tafsir Salman halaman 389 disebutkan alam yang diciptakan oleh Allah Yang Mahakuasa lagi Mahaperkasa adalah objek dasar ilmu. Membaca alam adalah kebalikan dari proses penciptaan. Proses membaca alam dimulai dari mengindai benda-benda (khalqillah), melalui instrumen dan berinteraksi dengan gejala-gejala alam (sunnatullah), melalui eksperimen untuk mendapatkan hukum-hukum alam (amrullah), yang mengikuti prinsip-prinsip alam (sifatullah), untuk mengenal keesaan Sumber prinsip-prinsip itu (Dzatullah).

Penjelasan tentang al-alaqah dalam Tafsir Ilmiah Salman.

Ayat-ayat Kauniah Dalam Al-Qur’an

Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak satu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Isra’ 17 : 44).

Teteh senang bermain di alam bebas. https://www.kompasiana.com/dewilailypurnamasari/551b45a9a333119920b65dca/belajar-di-alam-terbuka-tingkatkan-kecerdasan-natural
Tugas orangtua adalah meningkatkan kemampuan literasi sains anak-anaknya. https://dewilailypurnamasari.wordpress.com/2013/08/28/trik-tingkatkan-kecerdasan-natural-anak/

Manusia dikaruniai Allah Yang Mahateliti beragam indra untuk menangkap benda-benda ciptaan-Nya, juga dilengkapi naluri yang diperlukan untuk berinteraksi dengan gejala-gajala natural alam dan sosial. Selanjutnya manusia dilengkapi pula akal budi bersifat analitis sehingga bisa menemukan hukum-hukum alam.

Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan juga burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-nur 24 : 41).

Akhirnya manusia sebagai mahkluk spiritual juga dikaruniai hati nurani yang bersifat intuitif holistik untuk memahami nilai-nilai hingga Allah memuliakan dengan memberikan julukan ahsanu taqwim. https://www.kompasiana.com/dewilailypurnamasari/5fb7533d8ede4879cc2e6092/mengenal-allah-lewat-ayat-ayat-kauniah
Tantangan MaGaTa makin seru! Yuk ikutan dengan klik https://www.instagram.com/mamahgajahbercerita/

Mampir yuk! Ada artikel menarik lainnya di link berikut:

Tinggalkan komentar